Kisah Sultan Malik As-Saleh dan Legenda Meurah Silu, Sultan Kerajaan Islam Pertama di Nusantara

Senin, 11 Juli 2022 - 04:59 WIB
loading...
A A A
Dia juga dikenal sebagai pemurah, ahli ibadah, dan seorang pembebas. Catatan itu dengan tegas menyebutkan Sultan Malikussaleh, merupakan orang yang baik, sekaligus menginginkan kebaikan untuk orang lain.



Kekuasaan dinasti Islam ini, berlanjut sampai dengan tiga abad, dan berakhir pada dekade kedua abad ke-16 Masehi, dengan wafatnya Sultan Zainal Abidin bi Mahmud pada 923 Hijriah atau 1518 Masehi.

Sementara dalam catatan lain, yang dimuat dalam acehprov.go.id, disebutkan bahwa Kesultanan Samudra Pasai terletak di Aceh, dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M.

Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya makam raja-raja Pasai di Kampung Geudong, Kabupaten Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudra di Desa Beuringin, Kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe.

Di antara makam raja-raja tersebut, terdapat nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudra Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh.

Pada masa jayanya, Samudra Pasai merupakan pusat perniagaan penting di kawasan itu, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti China, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama adalah lada.



Sebagai bandar perdagangan yang besar, Samudra Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut. Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudra Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.

Seorang pengembara muslim dari Maghribi, Ibnu Bathutah sempat mengunjungi Pasai tahun 1346 M. Dia juga menceritakan bahwa, ketika berada di China, sempat melihat adanya kapal Sultan Pasai di China.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4606 seconds (0.1#10.140)