Manfaatkan Enceng Gondok di Danau Toba, Kemenko Marves Jajaki Kerja Sama dengan Swasta

Minggu, 10 Juli 2022 - 14:39 WIB
loading...
Manfaatkan Enceng Gondok di Danau Toba, Kemenko Marves Jajaki Kerja Sama dengan Swasta
Johan Muliawan, Direktur PT. Mayora Indah, Tbk (kanan) dan Dr. Arnaldo Marulitua Sinaga, ST., M.InfoTech, Rektor IT Del (kiri) menandatangai kerja sama penataan enceng gondok di Danau Toba. (Ist)
A A A
TOBA - Memanfaatkan keberadaan tanaman enceng gondok di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara. Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menjajaki kerja sama dengan PT Mayora Indah, Tbk dan Institut Teknologi Del.

Proses kerja sama di tandai simbolis tanda tangan di Destinasi Pariwisata Super Priotas (DPSP) Danau Toba yang berlangsung di Mayora Group Headquarters, Jakarta, Jumat (8/7/2022) lalu.

Nantinya dalam kerja sama itu, fasilitas pengolahan eceng gondok menjadi pupuk cair dan pupuk padat akan dibangun di Kampus Institut Teknologi Del.

Diharapkan, pengolahan ini akan membawa dampak positif dalam mengurangi populasi eceng gondok di Danau Toba yang awalnya adalah gulma dan mengotori danau, menjadi produk pupuk yang dapat memenuhi kebutuhan para petani didaerah Toba.

Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan, Kosmas Harefa, menjelaskan bila pihaknya berupaya dalam melakukan tugasnya dalam melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian dalam menjadikan DPSP Danau Toba sebagai destinasi pariwisata yang berkualias dan berkelanjutan.

Terlebih sebelumnya, keberadaan eceng gondok selama ini menjadi satu kekhawatiran berbagai pihak mengingat pertumbuhannya terbilang sangat pesat terlihat dari populasinya yang awalnya 100 m2 menjadi 200 m2 hanya dalam waktu 7 hari.

Selain itu, harapan menjadikan Danau Toba sebagai destinasi yang berkualitas kian tercapai. Estetika danau kian terjaga dengan kerja sama ini.

“Kami berharap program ini dapat meningkatkan estetika danau sekaligus memberikan nilai tambah berupa pupuk organik kepada masyarakat,” katanya.

Sejauh ini, populasi eceng gondok terlihat mendominasi area perairan Danau Toba dan mengurangi nilai estetika kawasan yang menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas di Indonesia.

Disisi lain, eceng gondok mengandung unsur- unsur hara seperti Nitrogen, Phosphor dan Potassium masing-masing sebesar 2,34%, 0,24% dan 1,95%, serta asam humat yang menghasilkan senyawa fitohara yang mampu mempercepat pertumbuhan akar tanaman, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang akan sangat bermanfaat bagi para petani.

Selain itu, kebutuhan pupuk masyarakat per satu musim tanam adalah 39.000 ton, sementara suplai pupuk yang tersedia hanya 10.000 ton.

Dengan demikian, disparitas harga pupuk kimia bersubsidi dengan non- subsidi. Sehingga, program pemanfaatan eceng gondok selain meningkatkan estetika danau juga akan memberikan pupuk organik dengan harga kompetitif pada para petani.

Kosmas mengatakan, pengolahan eceng gondok akan dibangun di Kampus Institut Teknologi Del yang dibagi dalam dua tahap, yaitu pabrik pengolahan eceng gondok menjadi pupuk padat dan cair. Proses pengambilan eceng gondok akan dilakukan via kapal harvester milik Balai Wilayah Sungai Sumatera II.

"Selanjutnya, eceng gondok akan dikumpulkan di tempat penampungan sementara dan akan dibawa ke tempat pengolahan," katanya.

Terpisah, Mayora melihat bahwa pemanfaatan eceng gondok menjadi pupuk organik dapat memberikan dua dampak positif, yaitu mengurangi populasi eceng gondok yang mencemari danau Toba dan menjadikannya bahan baku pembuatan kompos yang akan diolah melalui proses dekomposisi, proses yang dilakukan oleh mikroorganisme terhadap buangan organik.

“Kami melihat adanya masalah dan sekaligus solusi terkait isu eceng gondok yang populasinya memenuhi wilayah perairan Danau Toba,” kata Johan Muliawan, Direktur PT. Mayora Indah, Tbk.

Karenanya dengan kerja sama ini, pihaknya menyakini pembangunan pabrik yang akan mengubah eceng gondok, yang awalnya adalah gulma dan menjadi masalah di perairan menjadi pupuk organik yang bernilai untuk membantu meningkatkan produktivitas pertanian di sekitar Danau Toba.

Fasilitas pengolahan pupuk akan dibangun di dalam Kampus Institut Teknologi Del dengan luas lahan sekitar 1.000 m2, yang meliputi area pengolahan, penampungan, serta area transportasi.

“Pembangunan pabrik akan dibagi dalam dua tahap, yaitu pabrik pengolahan eceng gondok menjadi pupuk padat dan pabrik pengolahan eceng gondok menjadi pupuk cair. Semua proses produksi ini akan dilakukan di area dan di bawah pengawasan IT Del,” kata Johan.

Proses pengolahan ini akan dimulai dengan pengambilan eceng gondok yang dilakukan via kapal harvester milik Balai Wilayah Sungai Sumatera II. Selanjutnya, eceng gondok akan dikumpulkan di tempat penampungan sementara dan akan dibawa ke tempat pengolahan.

Pengolahan eceng gondok menjadi pupuk padat menggunakan 40 komposter menara dengan volume olah 500 kg/ komposter dengan lama waktu pengomposan 20 hari.

Baca: Belasan Rumah Warga Bangka Tengah Rusak, BNPB Imbau Masyarakat Waspada.

Sedangkan pengolahan pupuk cair menggunakan alat dari pengembangan prototipe digester pengolahan pupuk cair yang sebelumnya digunakan sebagai alat penelitian di Institut Teknologi Del.

Adapun peralatan tersebut terdiri dari tangki umpan berkapasitas 2 ton, 2 bioreaktor berkapasitas 2 ton, pemekat graviti, tangki pencampur berkapasitas 500 kg dan tangki penyimpanan berkapasitas 2 ton.

“Adapun kebutuhan eceng gondok untuk diolah menjadi pupuk padat dan pupuk cair yaitu 1,1 ton/hari, untuk menghasilkan pupuk padat sebanyak 1 ton/ hari serta pupuk cair sekitar 20-25 liter per harinya,” tambah Dr. Arnaldo Marulitua Sinaga, ST., M.InfoTech, Rektor IT Del.

Arnaldo semoga proyek ini akan menjadi solusi permasalahan perairan Danau Toba dan sekaligus mengatasi kekurangan kebutuhan pupuk para petani.

“Kami juga berharap ini akan menjadi pilot yang keberhasilannya bisa diduplikasi di wilayah perairan lain,” pungkasnya.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2442 seconds (0.1#10.140)