Kisah Raja Udayana dan Jasa Besarnya bagi Masyarakat Bali

Sabtu, 02 Juli 2022 - 05:00 WIB
loading...
Kisah Raja Udayana dan...
Patung Udayana.Foto/ist
A A A
Raja Udayana atau Sri Dharmmodayana Warmmadewa adalah raja keemasan Bali Kuno dari dinasti Wangsa Warmmadewa. Raja ini memperistri putri Sri Makutawang-Sawarddhana (Kerajaan Mataram) yang bernama Gunapriya Dharmmapatni/ Mahendradatta.

Nama raja ini dan permaisurinya tertulis pada beberapa prasasti yang ditemukan di Bali serta pada Prasasti Pucangan yang ditemukan di Jawa (peninggalan Airlangga, putra sulung mereka).

Dalam buku Sejarah Bali Dwipa disebutkan, Airlangga bertahta di Jawa menggantikan mertuanya, Raja Dharmawangsa Teguh, yang digulingkan musuh-musuhnya. Sedangkan Marakata Pangkaja dan Anak Wungsu (adik-adik Airlangga) kemudian meneruskan tahta orang tuanya menjadi raja-raja di Bali. Airlangga yang memerintah di Jawa tetap menjaga hubungan dengan Bali sebagai tanah kelahirannya.

Baca juga: Kisah Pangeran Sambernyawa, Pemberontak yang Ditakuti VOC dan Sekutunya

Udayana bersama istrinya memerintah Bali sejak 911 -933 Saka (989 - 1011 Masehi). Dalam prasasti-prasasti tercatat, Udayana adalah raja yang memerintah secara arif dan bijaksana. Azas musyawarah mufakat senantiasa melandasi pemerintahanya dan kesejaterahan rakyat adalah tujuan terpenting yang harus dicapai.

Turunkan Raja-raja Kediri
Raja Udayana memerintah di Kerajaan Bali antara 989 hingga 1011 didampingi permaisurinya Mahendradatta atau Gunapriya Dharmaptani. Mahendradatta adalah adik kandung Dharmawangsa Teguh, raja Kerajaan Medang periode 991–1007 yang berpusat di Jawa Timur.

Selain dikenal sebagai Raja Bali yang berjasa besar dan sangat dihormati rakyatnya, Udayana juga merupakan penguasa yang menurunkan raja-raja Kerajaan Kediri di Jawa Timur.

Raja Udayana dari Dinasti Warmadewa adalah Sang Ratu Maruhani Sri Dharmodayana Warmadewa. Ia merupakan putra Janashadu Warmadewa yang memerintah Kerajaan Bali antara 975-983. Udayana naik takhta pada 989, menggantikan penguasa perempuan pertama di Bali, Sri Wijaya Mahadewi (983-989).

Raja Udayana memiliki kedekatan dengan salah satu kerajaan yang ada di Pulau Jawa, yaitu Kerajaan Medang di Jawa Timur. Berkat kedekatannya tersebut, ia memiliki permaisuri dari Jawa, yaitu Mahendradatta, yang merupakan adik Raja Dharmawangsa Teguh dari Kerajaan Medang. Setelah menjadi permaisuri Raja Udayana, Mahendradatta bergelar Sang Ratu Luhur Sri Gunapriya Dharmapatni.

Jasa Bagi Masyarakat Bali
Nama Udayana sudah sangat melekat dengan Pulau Bali. Namanya disematkan sebagai salah satu nama universitas negeri di Bali. Udayana adalah salah satu raja atau penguasa Bali yang berasal dari Wangsa Warmadewa, pendiri Kerajaan Bedulu.

Raja Udayana juga memiliki peran penting dalam sejarah nusantara. Apalagi, beliau dikenal sebgai ayah kandung dari Airlangga, yang merupakan pendiri dari Kerajaan Kahuripan yang kemudian terpecah menjadi Kerjaaan Janggala dan kerajaan Kediri. Sebagai upaya mengabadikan namanya, tidak heran kalau Udayana digunakan sebagai nama perguruan tinggi.

Dinasti Warmadewa yang merupakan penguasa Pulau Bali pada abad X. Prasasti Blanjong yang ada di kawasan Sanur menyebutkan kalau Wangsa Warmadewa didirikan oleh Sri Kesari Warmadewa. Kerajaan ini menganut agama Buddha Mahayana dan dikenal memiliki kedekatan dengan Kerajaan Medaeng yang ada di Jawa Timur. Hubungan dekat tersebut terjadi pada rentang antara abad ke 10 sampai 11 Masehi.

Raja Udayana sendiri memiliki nama lengkap Sang Ratu Maruhani Sri Dharmodayana Warmadewa, biasa disingkat Sri Udayana Warmadewa. Beliau dikenal penguasa generasi ketujuh dari Wangsa Warmadewa yang memerintah Bali pada rentang antara tahun 989 sampai 910 Masehi. Karena kedekatan hubungan dengan kerajaan di Pulau Jawa, Udayana memiliki permusuri yang berasal dari Jawa.

Permaisuri Raja Udayana bernama Mahendradatta yang memiliki gelar sebagai Sang Ratu Luhur Sri Gunapriya Dharmapatni. Dari perkawinan keduanya, lahirlah sosok Airlangga. Hanya saja, Airlangga tidak meneruskan tampuk kepemimpinan dari Raja Udayana, melainkan memilih untuk memerintah di Pulau Jawa, menggantikan peran Raja Dharmawangsa Teguh.

Airlangga merupakan putra tertua dari Raja Udayana dan Mahendradatta. Selain Airlangga, ada pula Marakata serta Anak Wungsu yang kemudian meneruskan tampuk kepemimpinan Dinasti Warmadewa. Karena hubungan persaudaraan antara Airlangga dengan anak-anak lainnya dari Raja Udayana, hubungan antara Jawa dan Bali terjaga dengan sangat baik.

Dalam tampuk kepemimpinannya, Raja Udayana memiliki peran besar dalam memajukan masyarakat Bali. Dalam menjalankan pemerintahannya, Raja Udayana didampingi oleh seorang mpu agung yang dikenal dengan nama Mpu Kuturan. Selain itu, melalui pemerintahannya pula, saat ini masyarakat Hindu Bali mengenal sistem pura yang dikenal dengan kahyangan tiga.

Tidak hanya itu, Raja Udayana dari Bali juga memperkenalkan sistem perekonomian yang maju pada zamannya. Umumnya, sistem perdagangan kuno dilakukan dengan sistem barter. Namun, Raja Udayana memperkenalkan sistem dengan memakai uang kartal. Penggunaan sistem ini memberi kemudahan dalam proses penarikan pajak kepada masyarakat.(diolah berbagai sumber)

Sumber: - Buku Sejarah Bali Dwipa
- Sejarahbabadbali.blogspot
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2487 seconds (0.1#10.140)