Banjir dan Tanah Longsor Terjang Nagekeo, Jalan Putus Pertanian Warga Hancur
loading...
A
A
A
NAGEKEO - Hujan deras yang mengguyur Pantai Selatan Nagekeo, membuat akses jalan utama dari Desa Riti ke Desa Podenura di Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, NTT, putus total.
Akibatnya, sejumlah hasil komoditi pertanian warga di ruas jalan ludes tersapu banjir. Kerugian petani pun ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala BPBD Kabupaten Nagekeo, Agustinus Pone mengatakan, hujan mengakibatkan kondisi jalan rusak berat akibat tertimbun material batu dan pasir. Sehingga, tidak bisa dilalui kendaraan.
"Badan jalan kedua desa ini harus melewati sungai kering, karena ketiadaan jembatan penyeberangan. Jalan Podenura-Riti merupakan akses utama warga dua desa sehari-hari," katanya, Jumat (1/7/2022).
Selain kerusakan jalan, luapan Sungai Ae Ela juga mengakibatkan kios warga di Dusun Maunura juga terendam banjir. Banjir juga menghancurkan pertanian warga seperti kelapa, dan pisang.
Hingga kini belum ada alat berat untuk membersihkan material yang menutupi badan jalan.
"Kami kekurangan alat berat untuk penangan bencana ini, karena bencana terjadi secara masif kurang lebih di 3 kecamatan. Total sejak tanggal 28 Juni telah terjadi 18 bencana tanah longsor dan banjir," sambungnya.
Kerusakan paling parah terjadi di Jalan Nangaroro-Keo Tengah, tepatnya di Sungai Dowosude. Kerusakan terjadi akibat badan jalan tergerus banjir hingga kedalaman satu meter.
Warga berharap, pemerintah bisa segera membangun jembatan agar warga yang hendak ke Nangaroro, Ende dan MBAY. Informasi yang dihimpun, pihak desa sudah mengusulkan pembangunan jembatan sejak 2017.
Akibatnya, sejumlah hasil komoditi pertanian warga di ruas jalan ludes tersapu banjir. Kerugian petani pun ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala BPBD Kabupaten Nagekeo, Agustinus Pone mengatakan, hujan mengakibatkan kondisi jalan rusak berat akibat tertimbun material batu dan pasir. Sehingga, tidak bisa dilalui kendaraan.
"Badan jalan kedua desa ini harus melewati sungai kering, karena ketiadaan jembatan penyeberangan. Jalan Podenura-Riti merupakan akses utama warga dua desa sehari-hari," katanya, Jumat (1/7/2022).
Selain kerusakan jalan, luapan Sungai Ae Ela juga mengakibatkan kios warga di Dusun Maunura juga terendam banjir. Banjir juga menghancurkan pertanian warga seperti kelapa, dan pisang.
Hingga kini belum ada alat berat untuk membersihkan material yang menutupi badan jalan.
"Kami kekurangan alat berat untuk penangan bencana ini, karena bencana terjadi secara masif kurang lebih di 3 kecamatan. Total sejak tanggal 28 Juni telah terjadi 18 bencana tanah longsor dan banjir," sambungnya.
Kerusakan paling parah terjadi di Jalan Nangaroro-Keo Tengah, tepatnya di Sungai Dowosude. Kerusakan terjadi akibat badan jalan tergerus banjir hingga kedalaman satu meter.
Warga berharap, pemerintah bisa segera membangun jembatan agar warga yang hendak ke Nangaroro, Ende dan MBAY. Informasi yang dihimpun, pihak desa sudah mengusulkan pembangunan jembatan sejak 2017.
(san)