Perhutani Gelar Sosialisasi Penanggulangan Bencana Banjir dan Longsor

Sabtu, 14 November 2020 - 06:00 WIB
loading...
Perhutani Gelar Sosialisasi Penanggulangan Bencana Banjir dan Longsor
Sosialisasi dan simulasi penanggulangan bencana banjir dan longsor yang digelar Perhutani dan Polda Jawa Tengah di Wana Wisata Perhutani KPH Kedu Selatan, Bukit Seribu Besek, Desa Jati, Kecamatan Bener, Purworejo. Foto/ist
A A A
PURWOKERTO - Perhutani bersama Polda Jawa Tengah menggelar sosialisasi dan simulasi penanggulangan bencana banjir dan longsor. Kegiatan digelar di Wana Wisata Perhutani KPH Kedu Selatan, Bukit Seribu Besek, Desa Jati, Kecamatan Bener, Purworejo, melibatkan sekitar 40 peserta dari berbagai instansi terkait.

Kepala Departemen PSDH dan Perhutanan Sosial Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, Henry Purnomo mengatakan, sosialisasi pencegahan dan simulasi sebagai salah satu penyegaran dalam rangka siaga, antisipasi dan kesigapan jajaran Perhutani.

“Dalam penanggulangan bencana alam di wilayah Perhutani, pentingnya merespon dan memberikan empati terjadinya kejadian bencana alam di sekitar kita,” kata Henry Purnomo.(Baca juga: 250.625 Warga Cimahi Belum Miliki Akta Kelahiran, Didominasi Lansia )

Administratur KPH Kedu Selatan, Yudha Suswardhanto mengatakan, curah hujan yang tinggi seiring masuknya musim penghujan mulai Oktober kemarin, berpotensi menjadi pemicu terjadinya bencana hidro-meteorologis. Seperti banjir dan tanah longsor.

“Kami sudah memetakan titik titik rawan berpotensi bencana alam seperti banjir dan longsor yang aksesnya bersinggungan dengan masyarakat, seperti jalan hutan dan memasang papan peringatan rawan bencana alam, “ ungkap Yudha Suswardhanto.

Beberapa langkah yang harus selalu dilakukan sebagai usaha antisipasi dan meninimalkan kejadian bencana alam. Diantaranya tetap berkoordinasi dengan multi pihak seperti pemerintah daerah, baik tingkat Kabupaten maupun kecamatan, BPBD, TNI, Polri, pemerintah desa. Upaya peringatan dini dengan memantau informasi cuaca terkini dari BMKG yang dapat diperoleh dari media sosial. Serta selalu waspada melihat cuaca di sekitar seperti curah hujan lebat dan lama.(Baca juga: Suara Guguran Merapi Sering Terdengar, BPPTKG: Ada Pergerakan Magma ke Puncak )

Tak kalah penting adalah intens memberikan peringatan terhadap masyarakat desa yang lokasi tempat tinggalnya rawan bencana alam. Yudha berharap sosialisasi dan simulasi penanggulangan bencana alam banjir dan tanah longsor benar –benar serius diikuti oleh seluruh jajaran dan diserap ilmunya agar lebih sigap dan waspada dalam menangani kejadian bencana alam.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.2202 seconds (0.1#10.140)