Perjuangan Ustaz Mawardi ke Masjid, Kayuh Sepeda Lawas hingga Terjang Banjir Rob
loading...
A
A
A
PEKALONGAN - Ustaz Mawardi (78) imam Masjid Al-Ikhlas di Kelurahan Panjang Wetan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah setiap hari harus mengayuh sepeda sejauh lebih kurang satu kilometer.
Rutinitas ini sudah ia lakukan selama lima belas tahun. Di usianya yang sudah tak lagi muda, Ustaz Mawardi sudah tidak kuat jika harus berjalan kaki menuju masjid. Sehingga ia selalu menaiki sepedanya yang sudah lawas.
Aditya Nugraha dari Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Pekalongan mengatakan Ustaz Mawardi tinggal di wilayah yang terkena banjir rob setiap hari, tepatnya di Kampung Bugisan, Kelurahan Panjang Wetan, Kota Pekalongan. Banjir itu juga tidak luput menggenangi rumahnya.
Saban hari di waktu subuh dia harus menerjang air rob yang menggenangi jalan menuju masjid. Jika kecapaian mengayuh, maka dia akan menuntun sepedanya lalu mengendarai kembali setelah melewati banjir.
“Jadi imam masjid sudah 20 tahun. Pakai sepeda 15 tahun dan sekarang (sepedanya) sudah karatan. Menggunakan ontel saja rasanya berat, ditambah kalau subuh harus menerjang air rob setinggi 20 cm jadi tambah sulit lagi,” jelas Aditya, Kamis (19/5/2022).
Ustaz Mawardi saat berjalan melintasi jalan yang terendam banjir rob. Meski sudah berkarat dan sering masuk bengkel, Ustaz Mawardi tetap memakai sepeda itu.
Dirinya tidak sanggup jika harus membeli sepeda baru. “Jangankan beli sepeda baru, untuk biaya service saja kadang beliau harus ditolong warga setempat,” jelas Aditya.
Sementara selama menjadi imam masjid, Ustaz Mawardi tidak dibayar. “Jadi imam di masjid kampung itu probono, murni niat mengabdi dan ibadah,” terang Aditya.
Atas pengabdiannya, ACT dan MRI Pekalongan berikhtiar untuk bisa memberikan hadiah sepeda baru dan bantuan sembako untuk Ustaz Mawardi dan keluarganya.
Rutinitas ini sudah ia lakukan selama lima belas tahun. Di usianya yang sudah tak lagi muda, Ustaz Mawardi sudah tidak kuat jika harus berjalan kaki menuju masjid. Sehingga ia selalu menaiki sepedanya yang sudah lawas.
Aditya Nugraha dari Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Pekalongan mengatakan Ustaz Mawardi tinggal di wilayah yang terkena banjir rob setiap hari, tepatnya di Kampung Bugisan, Kelurahan Panjang Wetan, Kota Pekalongan. Banjir itu juga tidak luput menggenangi rumahnya.
Saban hari di waktu subuh dia harus menerjang air rob yang menggenangi jalan menuju masjid. Jika kecapaian mengayuh, maka dia akan menuntun sepedanya lalu mengendarai kembali setelah melewati banjir.
“Jadi imam masjid sudah 20 tahun. Pakai sepeda 15 tahun dan sekarang (sepedanya) sudah karatan. Menggunakan ontel saja rasanya berat, ditambah kalau subuh harus menerjang air rob setinggi 20 cm jadi tambah sulit lagi,” jelas Aditya, Kamis (19/5/2022).
Ustaz Mawardi saat berjalan melintasi jalan yang terendam banjir rob. Meski sudah berkarat dan sering masuk bengkel, Ustaz Mawardi tetap memakai sepeda itu.
Dirinya tidak sanggup jika harus membeli sepeda baru. “Jangankan beli sepeda baru, untuk biaya service saja kadang beliau harus ditolong warga setempat,” jelas Aditya.
Sementara selama menjadi imam masjid, Ustaz Mawardi tidak dibayar. “Jadi imam di masjid kampung itu probono, murni niat mengabdi dan ibadah,” terang Aditya.
Atas pengabdiannya, ACT dan MRI Pekalongan berikhtiar untuk bisa memberikan hadiah sepeda baru dan bantuan sembako untuk Ustaz Mawardi dan keluarganya.
(shf)