Kisah Alas Donoloyo, Dijaga Keturunan Majapahit Penyumbang Tiang Masjid Agung Demak

Senin, 27 Juni 2022 - 04:55 WIB
loading...
A A A
Satu biji pohon jati itu akhirnya ditanam di lahannya. Biji pohon jati tumbuh menjadi pohon jati yang besar dan dinamakan Jati Cempurung. Jati Cempurung inilah yang dipercaya menjadi cikal bakal hutan jati.

Pada saat yang sama, Kesultanan Demak sedang membangun masjid agung. Raden Patah memerintahkan Walisongo untuk mencari bahan tiang utama masjid. Walisongo mengetahui tentang hutan jati di Desa Watusomo, dan akhirnya mengunjungi hutan tersebut.



Sunan Giri, salah satu anggota Walisongo, akhirnya bertemu dengan Ki Donosari dan mengungkapkan maksudnya untuk mengambil pohon Jati Cempurung, untuk tiang utama masjid agung di Kesultanan Demak.

Tak disangka, Ki Donosari menyanggupi keinginan Sunan Giri. Tetapi, harus dipenuhi tiga syarat utama. Prasyarat yang diajukan Ki Donosari adalah, desa di kawasan hutan jati itu dijauhkan dari wabah penyakit, dijauhkan dari ajang perang, dan dicukupkan sandang pangan bagi warga sekitar hutan.

Sunan Giri menyetujui persyaratan yang diajukan oleh Ki Donosari, untuk menebang Jati Cempurung. Sunan Giri juga bersabda, nama Ki Donosari diubah menjadi Ki Ageng Donoloyo, dan hutan jati itu akhirnya juga bernama Alas Donoloyo.



Sementara itu, tunggak bekas Jati Cempurung yang telah ditebang digunakan sebagai punden yang menjadi tempat memohon dan bersyukur dalam acara nyadran. Dalam Legenda Donoloyo, juga terdapat mitos yang masih dipercayai oleh masyarakat.

Mitos tersebut adalah larangan untuk mengambil kayu dari hutan, larangan untuk memakai baju hijau lumut, dan anjuran untuk menjaga kelestarian hutan. Selain itu ada larangan untuk warga Desa Watusomo menikah dengan warga Desa Sukoboyo, karena terkait perseteruan antara Ki Ageng Donoloyo, dengan Ki Ageng Meleng.

Legenda Donoloyo ini, ternyata menjadi salah satu penjaga kelestarian Alas Donoloyo hingga kini. Hutan konservasi ini tidak mengalami kerusakan, dan tanamannya mampu tetap tegak berdiri hingga kini, meskipun telah berusia ratusan tahun.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1395 seconds (0.1#10.140)