Pandemi Covid-19, 4500 Santri Ponpes Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya Mulai Datang
loading...
A
A
A
TASIKMALAYA - Sebanyak 4500 santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mulai kembali berdatangan.
Santri berdatangan setelah sinergi antara pondok pesantren dan pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kabupaten Tasikmalaya. Santri dating dengan protokol kesehatan yang ketat.
Setiap santri yang datang dari zona merah langsung dilakukan karantina di gedung khusus yang telah disiapkan oleh pesantren. Selain harus membawa surat keterangan sehat dari daerah asal mereka.
Setiap santri yang datang, dilakukan pemeriksaan secara ketat dipintu gerbang masuk pondok pesantren dengan menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak, dan penggunaan masker, cuci tangan menjadi peraturan utama saat akan masuk lingkungan pondok pesantren. (BACA JUGA: Tes Swab Mandiri, Ayah dan Dua Anaknya di Cimahi Positif COVID-19)
Selain itu, para santri juga diwajibkan untuk membawa surat sehat dan surat telah melakukan isolasi mandiri dari pihak puskesmas daerah asal. Jika tidak membawa surat sehat, maka pengurus pesantren akan menolak dan mengembalikan santri tersebut ke daerah asalnya.
Jadwal kedatangan para santri di pondok pesantren terbesar di Tasikmalaya ini dikelompokan dan diatur menurut daerah regional masing-masing.
Para santri tidak diperkenankan untuk menggunakan kendaraan umum. Bagi yang tidak mempunyai kendaraan pribadi, akan ada fasilitas kendaraan khusus yang dikoordinir oleh petugas dari masing-masing daerah, baik dari Jawa maupun luar Jawa.
Tahap pertama santri yang datang dari zona Priangan Timur,yakni Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Kota Banjar dan Pangandaran.
Kemudian tahap kedua, santri dari luar daerah seperti zona Bandung Ray yakni Kabupaten Bandung, kota dan Kabupaten Bogor, Bekasi dan Jakarta.
Untuk tahap ketiga penerimaan santri yang terakhir pada 5 Juli mendatang dari zona seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Jambi, Sulawesi, Sumatera dan provinsi lainnya. (BACA JUGA: Operasi Gabungan Tes COVID-19 Bakal Sasar Penumpang KRL Bogor-Jakarta)
Santri berdatangan setelah sinergi antara pondok pesantren dan pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kabupaten Tasikmalaya. Santri dating dengan protokol kesehatan yang ketat.
Setiap santri yang datang dari zona merah langsung dilakukan karantina di gedung khusus yang telah disiapkan oleh pesantren. Selain harus membawa surat keterangan sehat dari daerah asal mereka.
Setiap santri yang datang, dilakukan pemeriksaan secara ketat dipintu gerbang masuk pondok pesantren dengan menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak, dan penggunaan masker, cuci tangan menjadi peraturan utama saat akan masuk lingkungan pondok pesantren. (BACA JUGA: Tes Swab Mandiri, Ayah dan Dua Anaknya di Cimahi Positif COVID-19)
Selain itu, para santri juga diwajibkan untuk membawa surat sehat dan surat telah melakukan isolasi mandiri dari pihak puskesmas daerah asal. Jika tidak membawa surat sehat, maka pengurus pesantren akan menolak dan mengembalikan santri tersebut ke daerah asalnya.
Jadwal kedatangan para santri di pondok pesantren terbesar di Tasikmalaya ini dikelompokan dan diatur menurut daerah regional masing-masing.
Para santri tidak diperkenankan untuk menggunakan kendaraan umum. Bagi yang tidak mempunyai kendaraan pribadi, akan ada fasilitas kendaraan khusus yang dikoordinir oleh petugas dari masing-masing daerah, baik dari Jawa maupun luar Jawa.
Tahap pertama santri yang datang dari zona Priangan Timur,yakni Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Kota Banjar dan Pangandaran.
Kemudian tahap kedua, santri dari luar daerah seperti zona Bandung Ray yakni Kabupaten Bandung, kota dan Kabupaten Bogor, Bekasi dan Jakarta.
Untuk tahap ketiga penerimaan santri yang terakhir pada 5 Juli mendatang dari zona seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Jambi, Sulawesi, Sumatera dan provinsi lainnya. (BACA JUGA: Operasi Gabungan Tes COVID-19 Bakal Sasar Penumpang KRL Bogor-Jakarta)