PMK Resahkan Warga Ponorogo, Produksi Susu Menurun hingga 90 Persen
loading...
A
A
A
PONOROGO - Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Ponorogo kian meresahkan. Ratusan sapi mati dan ribuan lainnya terjangkit. Akiabtnya, produksi susu berkurang hingga 90 persen, karena susu dari sapi terjangkit PMK tidak bisa dijual.
Utomo, pemilik penampungan susu mengatakan, banyaknya sapi terpapar PMK menyebabkan berkurangnya produksi susu. “Sebab, susu dari sapi yang terpapar PMK dan disuntik anti biotik tidak bisa dijual,” ungkap Utomo, Rabu (22/6/2022).
Warga Desa Pudak Kulon, Kecamatan Pudak, Ponorogo ini mengatakan, pihaknya tidak bisa menerima susu sapi tersebut karena tidak bisa dijual.
Sebelumnya, kata Utomo, dirinya bisa menampung 6.000 liter susu segar per hari. Sejak PMK mewabah, dia hanya menerima 600 liter susu per hari, bahkan kurang. “Produksi berkurang hingga 90 persen,” keluhnya.
Tidak hanya di Desa Pudak, lanjutnya, penampung susu di tempat lainnya juga mengalami hal yang sama. “Tidak ada pasokan susu dari peternak, akibat sapi terjangkit PMK,” pungkasnya.
Utomo, pemilik penampungan susu mengatakan, banyaknya sapi terpapar PMK menyebabkan berkurangnya produksi susu. “Sebab, susu dari sapi yang terpapar PMK dan disuntik anti biotik tidak bisa dijual,” ungkap Utomo, Rabu (22/6/2022).
Warga Desa Pudak Kulon, Kecamatan Pudak, Ponorogo ini mengatakan, pihaknya tidak bisa menerima susu sapi tersebut karena tidak bisa dijual.
Sebelumnya, kata Utomo, dirinya bisa menampung 6.000 liter susu segar per hari. Sejak PMK mewabah, dia hanya menerima 600 liter susu per hari, bahkan kurang. “Produksi berkurang hingga 90 persen,” keluhnya.
Tidak hanya di Desa Pudak, lanjutnya, penampung susu di tempat lainnya juga mengalami hal yang sama. “Tidak ada pasokan susu dari peternak, akibat sapi terjangkit PMK,” pungkasnya.
(don)