Peneliti: Belum Ada Metode Standar untuk Menghitung Mikroplastik

Senin, 20 Juni 2022 - 17:47 WIB
loading...
Peneliti: Belum Ada...
Pelaksanaan webinar Mengenal Mikroplastik dan Dampaknya pada Lingkungan dan Kesehatan yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, belum lama ini. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Sangat sulit untuk membandingkan satu metode dengan metode lain dari berbagai variasi dan metode yang digunakan untuk menghitung mikroplastik . Adanya tingkat kesulitan itu yang menyebabkan belum adanya standar internasional saat ini. Pemegang otoritas, apakah itu WHO ataupun pemerintah di banyak negara, belum bisa memberikan kepastian berapa standar mikroplastik yang diperbolehkan ada dalam tubuh manusia.

Hal itu disampaikan Inneke Hantoro, Peneliti Mikroplastik yang juga Dosen Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, dalam webinar “Mengenal Mikroplastik dan Dampaknya pada Lingkungan dan Kesehatan” yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, belum lama ini.



Dia mengatakan uji toksisitas mikroplastik pada sampel hewan dan sel atau kultur manusia yang pernah dilakukan di beberapa negara, itu masih belum merepresentasikan keadaan yang sesungguhnya.

Seperti diketahui, pada sampel yang dilakukan terhadap hewan, ternyata ada kemungkinan mikroplastik itu berdampak negatif pada pencernaan, liver, saraf, dan reproduksi. Sedangkan yang menggunakan sel atau kultur manusia, diketahui ada indikasi keberadaan mikroplastik itu sitotoksik atau beracun untuk sel, bisa mengganggu sistem imun, bisa menembus sel barier, dan menimbulkan stress oksidatif.

Tetapi, kata Inneke, yang perlu diingat adalah bahwa semua studi mengenai toksisiti yang dilakukan itu selalu konsentrasinya jauh lebih tinggi, dan untuk melakukan kondisi yang sama dengan paparan yang terjadi di lingkungan yang sesungguhnya ini tidak mudah untuk dilakukan.

“Sehingga, seringkali yang dihasilkan dari tes toksisitas tadi itu masih belum merepresentasikan keadaan yang sesungguhnya. Karena, untuk kemudian men-set up standar mikroplastik itu harus ada data toksikologinya,” ucap dia.

Dia mengatakan mikroplastik itu ukurannya satu micron sampai 5.000 micron. Untuk ukuran 0,5 - 1 milimeter, menurutnya, itu kemungkinan masih bisa dilihat secara visual. Tapi, katanya, kalau sudah misalnya di bawah 100 milimeter, kalau tidak dengan mikroskop itu sudah sulit dilihat. Apalagi misalnya kalau banyak ditemukan di bawah 50 micron.

“Nah, itu tidak mungkin kita lakukan berdasarkan sorting visual. Dengan melakukan analisis beberapa alat yang advance seperti FTIR saja itu belum menyelesaikan masalah. Seluruh dunia masih mengalami masalah yang sama untuk itu,” tuturnya.

Karenanya, menurut Inneke, melakukan penelitian mikroplastik itu sebenarnya bukan untuk memberitakan hal yang negatif. “Nah, ini yang harus disadari. Tetapi masih banyak ketidakpastian tentang hal ini, belum tentu berbahaya tetapi kita juga belum tahu ke depan bahaya yang muncul apa,” katanya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
5 Pasar di Kota Pahlawan...
5 Pasar di Kota Pahlawan Bebas Kantong Plastik di 2022
Soal Produk Bebas BPA,...
Soal Produk Bebas BPA, Komnas PA Desak Badan POM Buat Aturan
Seafood Sidoarjo Terkontaminasi...
Seafood Sidoarjo Terkontaminasi Mikroplastik, Aktivis Desak Perda Penggunaan Plastik
Berbahaya, Air Sungai...
Berbahaya, Air Sungai Tambak Wedi Surabaya Mengandung Mikroplastik
Mengerikan, Lingkungan...
Mengerikan, Lingkungan dan Biota Laut di Selat Madura Terpapar Mikroplastik
Aktivis Lingkungan Ingatkan...
Aktivis Lingkungan Ingatkan Bahaya Mikroplastik Galon Sekali Pakai
Aliran Bengawan Solo...
Aliran Bengawan Solo Gresik Diduga Tercemar Limbah Mikroplastik
Kantong Teh Melepaskan...
Kantong Teh Melepaskan Jutaan Mikroplastik dan Diserap Sel Usus
5 Jenis Makanan dengan...
5 Jenis Makanan dengan Kandungan Mikroplastik Tinggi
Rekomendasi
Barang Sitaan Kasus...
Barang Sitaan Kasus Suap Vonis Lepas Perkara CPO Tiba di Kejagung, dari Triumph hingga Harley Davidson
Bane Raja Manalu: Larangan...
Bane Raja Manalu: Larangan Air Kemasan di Bawah 1 Liter Baik untuk Masa Depan Bali
Rabu Biru Indonesia...
Rabu Biru Indonesia Gandeng Bulog Serap Gabah Petani di Sleman
Berita Terkini
Pabrik Garmen di Kota...
Pabrik Garmen di Kota Bogor Kebakaran, Kerugian Ditaksir Miliaran Rupiah
26 menit yang lalu
5 Temuan Awal Komnas...
5 Temuan Awal Komnas HAM di Kasus 3 Polisi Tewas Ditembak di Way Kanan
1 jam yang lalu
Cekcok Masalah Gadai...
Cekcok Masalah Gadai HP, Pria di Bengkalis Tebas Istri hingga Tewas
2 jam yang lalu
Toko Mainan di Leuwiliang...
Toko Mainan di Leuwiliang Bogor Kebakaran, Letupan Kembang Api Menyala
2 jam yang lalu
Kronologi Mantan Artis...
Kronologi Mantan Artis Drama Kolosal Sekar Arum Ditangkap terkait Uang Palsu
4 jam yang lalu
Nenek Tewas Tertabrak...
Nenek Tewas Tertabrak KRL Commuter Line di Kebon Pedes Bogor
5 jam yang lalu
Infografis
Militer China Kepung...
Militer China Kepung Taiwan untuk Simulasi Invasi Besar-besaran
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved