Antisipasi Tak Layak Konsumsi, DPP Kota Bandung Bakal Periksa 4.000 Hewan Kurban
loading...
A
A
A
BANDUNG - Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung bakal memeriksa sekurang-kurangnya 4.000 hewan kurban berupa sapi, kambing, dan domba, mengantisipasi adanya berbagai penyakit dan tak layak konsumsi . Salah satu yang sering ditemukan pada hewan kurban adalah cacing hati.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan, tahun ini pihaknya akan memeriksa lebih dari 4.000 hewan kurban. Hewan tersebut akan diperiksa baik di tempat penjualan hewan kurban atau di kandang kandang milik warga.
"Pengalaman tahun lalu kita hampir 4.000 hewan yang kita periksa tidak jauh dari itu nambah sekitar 10 persen lah," katanya.
Tak hanya itu, petugas tim pemeriksa akan mengunggah beragam informasi hewan kurban ke aplikasi e-Selamat berdasarkan hasil dari pemeriksaan. Dari barcode tersebut calon pembeli bisa mengakses informasi mengenai hewan kurban tersebut.
Bagi masyarakat yang ingin memastikan kesehatan dan kelayakan hewan tersebut bisa menggunakan aplikasi e-Selamat. Apabila sudah memiliki aplikasi tersebut, maka bisa digunakan dengan hanya memindai kode ‘barcode’ yang tertera pada kalung di hewan kurban.
Baca: Nasib Apes Pengedar Narkoba, Menunggu Pembeli yang Datang Malah Polisi.
“Jadi setiap warga bisa mengetahui informasi data hewan termasuk fotonya. Sehingga bisa dipastikan hewan tersebut betul-betul sehat," ujarnya.
Gin Gin yakin dengan aplikasi ini seleksi hewan kurban akan semakin ketat. Sebab, satu kode ‘barcode’ hanya digunakan untuk satu ekor hewan yang sudah diperiksa. Baca Juga: Kapolda Papua Berharap Seluruh Personel yang Bertugas di Papua Terapkan Body System.
“Karena selama ini juga ada isu bahwa kalung yang dipasangkan bisa dipindahkan ke hewan tidak sehat. Barcode ini unik hanya untuk satu identitas hewan,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan, tahun ini pihaknya akan memeriksa lebih dari 4.000 hewan kurban. Hewan tersebut akan diperiksa baik di tempat penjualan hewan kurban atau di kandang kandang milik warga.
"Pengalaman tahun lalu kita hampir 4.000 hewan yang kita periksa tidak jauh dari itu nambah sekitar 10 persen lah," katanya.
Tak hanya itu, petugas tim pemeriksa akan mengunggah beragam informasi hewan kurban ke aplikasi e-Selamat berdasarkan hasil dari pemeriksaan. Dari barcode tersebut calon pembeli bisa mengakses informasi mengenai hewan kurban tersebut.
Bagi masyarakat yang ingin memastikan kesehatan dan kelayakan hewan tersebut bisa menggunakan aplikasi e-Selamat. Apabila sudah memiliki aplikasi tersebut, maka bisa digunakan dengan hanya memindai kode ‘barcode’ yang tertera pada kalung di hewan kurban.
Baca: Nasib Apes Pengedar Narkoba, Menunggu Pembeli yang Datang Malah Polisi.
“Jadi setiap warga bisa mengetahui informasi data hewan termasuk fotonya. Sehingga bisa dipastikan hewan tersebut betul-betul sehat," ujarnya.
Gin Gin yakin dengan aplikasi ini seleksi hewan kurban akan semakin ketat. Sebab, satu kode ‘barcode’ hanya digunakan untuk satu ekor hewan yang sudah diperiksa. Baca Juga: Kapolda Papua Berharap Seluruh Personel yang Bertugas di Papua Terapkan Body System.
“Karena selama ini juga ada isu bahwa kalung yang dipasangkan bisa dipindahkan ke hewan tidak sehat. Barcode ini unik hanya untuk satu identitas hewan,” pungkasnya.
(nag)