Berhasil Masuk Zona Hijau, Pemda Kabupaten/Kota Bakal Dapat Reward
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel tengah mengusung konsep pemberian reward atau penghargaan bagi daerah yang mampu menekan angka penularan virus corona hingga membuat wilayahnya masuk kategori zona hijau.
Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Sulsel, Prof Syafri Kamsul Arif mengatakan, langkah ini ditempuh untuk mendorong pelaksanaan protokol kesehatan. Salah satu langkah efektif dalam mencegah penyebaran COVID-19 lebih meluas. Baca : Bertambah 154, Total Positif COVID-19 di Sulsel Tembus 4.062 Kasus
Dikatakan tingkat kepatuhan masyarakat akan penerapan protokol kesehatan belum maksimal. Kesadaran masyarakat akan upaya pencegahan dianggap masih rendah. Untuk mendorong ini, tidak hanya difokuskan dengan penindakan atau pemberian punishment (sanksi).
"Jadi bukan hanya ada punishment, tapi ada reward. Agar daerah yang masih masuk zona merah san kuning, bisa berubah jadi hijau, itu bisa diberi reward," kata Syafri saat telekonferensi, kemarin. Baca : Sulsel Raih Tiga Award dalam Inovasi Penanganan COVID-19
Dia berharap, pemberian reward ini menjadi pemicu agar edukasi penerapan protokol kesehatan lebih digalakkan. "Ini juga masuk untuk pelaksanaan edukasi. Ini tentunya disambut baik," sambung dia.
Meski begitu, dia mengaku konsep pelaksanaan dan pemberian reward ini masih dimatangkan. Namun tujuannya, bisa mendorong adanya wilayah yang jadi contoh kehidupan masyarakat untuk berprilaku sehat .
"Adapun nanti wujudnya akan secara teknis dibahas. Namun ini hal yg sangat positif. Reward ini bisa memacu kesadaran. Artinya berikan reward, apabila masyarakat jadi contoh berprilaku sehat dan hasilnya kelihatan daerah sekitarnya bebas covid," urai Syafri.
Syafri melanjutkan, fokus penanganan saat ini memamg mendorong pelaksananan edukasi. Salah satu upaya dalam program trisula yang dijalankan gugus tugas, selain massive tracking dan intensive testing.
Selain rencana pemberian reward, sosialisasi dan edukasi ini akan dimasifkan melalui pelaksanaan kampanye massal yang diharao bisa digelar dalam waktu dekat. Kampanye terkait pelaksanaan protokol kesehatan yang rencananya akan digelar serentak di 24 kabupaten/kota di Sulsel.
Dalam pelaksanaan edukasi ini, peran RT/RW diharap jadi garda terdepan. Untuk mendorong kesadaran masyarakat. "Jadi pencegahan yang dimaksud edukasi secara masif di tingkat RT/RW," tegas Syafri.
Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, maka warga bisa tetap menjalankan aktivitas secara produktif. Kesadaran masyarajat akan pencegahan dengan disiplin memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak, bisa menyumbang kesuksesan Sulsel dalam menurunkan angka reproduksi efektif COVID-19.
Anggota Tim Pakar Medis dan Critical Care Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 tak menampik, angka kasus baru terkonfirmasi positif di Sulsel masih meningkat. Hal ini sebagai imbas dari tracing dan testing masof yang dilakukan.
Syafri mengatakan, masalah COVID di Sulsel sebanyak 70-80% merupakan representasi dari Kota Makassar. Penularan virus korona saat ini, karena penyebaran transmisi lokal, bukan lagi ada pembeda soal klaster. Makanya pencegahan melalui protokol kesehatan masih diutamakan untuk dilakukan.
"Makin hari memamg ada aja insiden kasus baru. Jadi ini tidak terlepas dari masif testing, cuma ini harus diikuti dengan isolasi ketika penularnya didapatkan. Kemudian edukasi secara masif," jelas Syafri.
Data dari Gugus Tugas COVID-19 Sulsel, pertumbuhan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 154 kasus per hari kemarin. Angka itu tersebar di Kota Makassar sebesar 107 orang.
Kemudian, Kabupaten Luwu Timur penambahan 12 kasus, Bulukumba 14, Gowa 19, dan Takalar 5. Lalu, Bantaeng, Barru, Maros, Palopo, Pinrang, Selayar, serta Sinjai masing-masing penambahan 1 kasus baru.
"Peningkatan kasus baru ini bukan perlombaan yang mana daerah sedikit mana yang banyak. Ini bagian dari upaya kita karena memanf tracing dan testing dilakukan secara masif," tambah Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari.
Dia menuturkan, Kabupaten Bulukumba menjadi salah satu daerah yang peningkatannya signifikan belakangan ini. Kata Ichsan, peningkatan kasus di Bulukumba karena tranmisi lokal, atau penularan karena kontak serumah atau orang terdekat.
"Bulukumba kami jelaskan bahwa itu berdasarkan kontak serumah. Ini tentu perlu penguatan, tidak hanya social distancing tapi juga physical distancing dijalankan di dalam rumah," ujar dia.
Ichsan menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan tin gugus tugas setempat agar mereka yang positif penanganannya dipusatkan di Kota Makassar. Bagi pasien terkonfirmasi positif namun masih kategori OTG, bisa diisolasi mandiri terpusat di hotel yang disiapkan Pemprov Sulsel sebelumnya melalui program duta wisata COVID-19.
"Kita minta mengirim pasien positif ke Makassar. Karena mereka yang positif ini sebenarnya rata-rata OTG, ya. Ini juga karena kita memang laksanakan testing masif disana," pungkas Ichsan.
Sementara Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Kota Makassar, Ismail Hajiali menambahkan, sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 pihaknya telah melakukan berbagai upaya. Misalnya, menurunkan tim Inspektur COVID-19 yang mengawasi pelaksanaan penerapan protokol kesehatan di ruang publik dan tempat usaha. Baca Lagi : Jadi Episentrum Penularan, Penanganan COVID-19 di Makassar Harus Diseriusi
Tim ini juga turun melakukan patroli agar masyarakat patuh pada imbauan pemerintah. Dengan dibackup dari tenaga TNI dan Polri. Bagi yang tidak patuh akan protokol kesehatan, akan dikenakan sanksi. Meski dikatakan sampai saat ini belum ada yang sampai mendapat sanksi.
"Selama ini kita masih menempuh cara-cara humanis, seperti jika ada ditemukan warga tidak pakai, kita minta kenakan masker. Di tempat usaha, toko-toko juga kita minta terapkan protokol kesehatan. Seperti di tempat usaha kalau ditegur belum patuh, bisa tutup paksa. Kalau masih begitu lagi, bisa cabut izin usahanya," papar Ismail.
Sebelumnya juga telah dilakukan penyemprotan disinfektan massal selama dua hari sejak Sabtu-Minggu, pekan lalu. Upaya ini masih akan dilakukan tiap pekan di ruang publik, tempat ibadah, jalan protokol, tempat usaha, dan wilayah pemukiman lainnya yang dianggap jadi episentrum di Kota Makassar.
Lihat Juga: 4 Jenderal Polisi Berkarier Cemerlang Kelahiran Sulawesi Selatan, Satu Daerah dengan Sambo
Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Sulsel, Prof Syafri Kamsul Arif mengatakan, langkah ini ditempuh untuk mendorong pelaksanaan protokol kesehatan. Salah satu langkah efektif dalam mencegah penyebaran COVID-19 lebih meluas. Baca : Bertambah 154, Total Positif COVID-19 di Sulsel Tembus 4.062 Kasus
Dikatakan tingkat kepatuhan masyarakat akan penerapan protokol kesehatan belum maksimal. Kesadaran masyarakat akan upaya pencegahan dianggap masih rendah. Untuk mendorong ini, tidak hanya difokuskan dengan penindakan atau pemberian punishment (sanksi).
"Jadi bukan hanya ada punishment, tapi ada reward. Agar daerah yang masih masuk zona merah san kuning, bisa berubah jadi hijau, itu bisa diberi reward," kata Syafri saat telekonferensi, kemarin. Baca : Sulsel Raih Tiga Award dalam Inovasi Penanganan COVID-19
Dia berharap, pemberian reward ini menjadi pemicu agar edukasi penerapan protokol kesehatan lebih digalakkan. "Ini juga masuk untuk pelaksanaan edukasi. Ini tentunya disambut baik," sambung dia.
Meski begitu, dia mengaku konsep pelaksanaan dan pemberian reward ini masih dimatangkan. Namun tujuannya, bisa mendorong adanya wilayah yang jadi contoh kehidupan masyarakat untuk berprilaku sehat .
"Adapun nanti wujudnya akan secara teknis dibahas. Namun ini hal yg sangat positif. Reward ini bisa memacu kesadaran. Artinya berikan reward, apabila masyarakat jadi contoh berprilaku sehat dan hasilnya kelihatan daerah sekitarnya bebas covid," urai Syafri.
Syafri melanjutkan, fokus penanganan saat ini memamg mendorong pelaksananan edukasi. Salah satu upaya dalam program trisula yang dijalankan gugus tugas, selain massive tracking dan intensive testing.
Selain rencana pemberian reward, sosialisasi dan edukasi ini akan dimasifkan melalui pelaksanaan kampanye massal yang diharao bisa digelar dalam waktu dekat. Kampanye terkait pelaksanaan protokol kesehatan yang rencananya akan digelar serentak di 24 kabupaten/kota di Sulsel.
Dalam pelaksanaan edukasi ini, peran RT/RW diharap jadi garda terdepan. Untuk mendorong kesadaran masyarakat. "Jadi pencegahan yang dimaksud edukasi secara masif di tingkat RT/RW," tegas Syafri.
Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, maka warga bisa tetap menjalankan aktivitas secara produktif. Kesadaran masyarajat akan pencegahan dengan disiplin memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak, bisa menyumbang kesuksesan Sulsel dalam menurunkan angka reproduksi efektif COVID-19.
Anggota Tim Pakar Medis dan Critical Care Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan COVID-19 tak menampik, angka kasus baru terkonfirmasi positif di Sulsel masih meningkat. Hal ini sebagai imbas dari tracing dan testing masof yang dilakukan.
Syafri mengatakan, masalah COVID di Sulsel sebanyak 70-80% merupakan representasi dari Kota Makassar. Penularan virus korona saat ini, karena penyebaran transmisi lokal, bukan lagi ada pembeda soal klaster. Makanya pencegahan melalui protokol kesehatan masih diutamakan untuk dilakukan.
"Makin hari memamg ada aja insiden kasus baru. Jadi ini tidak terlepas dari masif testing, cuma ini harus diikuti dengan isolasi ketika penularnya didapatkan. Kemudian edukasi secara masif," jelas Syafri.
Data dari Gugus Tugas COVID-19 Sulsel, pertumbuhan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 154 kasus per hari kemarin. Angka itu tersebar di Kota Makassar sebesar 107 orang.
Kemudian, Kabupaten Luwu Timur penambahan 12 kasus, Bulukumba 14, Gowa 19, dan Takalar 5. Lalu, Bantaeng, Barru, Maros, Palopo, Pinrang, Selayar, serta Sinjai masing-masing penambahan 1 kasus baru.
"Peningkatan kasus baru ini bukan perlombaan yang mana daerah sedikit mana yang banyak. Ini bagian dari upaya kita karena memanf tracing dan testing dilakukan secara masif," tambah Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari.
Dia menuturkan, Kabupaten Bulukumba menjadi salah satu daerah yang peningkatannya signifikan belakangan ini. Kata Ichsan, peningkatan kasus di Bulukumba karena tranmisi lokal, atau penularan karena kontak serumah atau orang terdekat.
"Bulukumba kami jelaskan bahwa itu berdasarkan kontak serumah. Ini tentu perlu penguatan, tidak hanya social distancing tapi juga physical distancing dijalankan di dalam rumah," ujar dia.
Ichsan menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan tin gugus tugas setempat agar mereka yang positif penanganannya dipusatkan di Kota Makassar. Bagi pasien terkonfirmasi positif namun masih kategori OTG, bisa diisolasi mandiri terpusat di hotel yang disiapkan Pemprov Sulsel sebelumnya melalui program duta wisata COVID-19.
"Kita minta mengirim pasien positif ke Makassar. Karena mereka yang positif ini sebenarnya rata-rata OTG, ya. Ini juga karena kita memang laksanakan testing masif disana," pungkas Ichsan.
Sementara Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Kota Makassar, Ismail Hajiali menambahkan, sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 pihaknya telah melakukan berbagai upaya. Misalnya, menurunkan tim Inspektur COVID-19 yang mengawasi pelaksanaan penerapan protokol kesehatan di ruang publik dan tempat usaha. Baca Lagi : Jadi Episentrum Penularan, Penanganan COVID-19 di Makassar Harus Diseriusi
Tim ini juga turun melakukan patroli agar masyarakat patuh pada imbauan pemerintah. Dengan dibackup dari tenaga TNI dan Polri. Bagi yang tidak patuh akan protokol kesehatan, akan dikenakan sanksi. Meski dikatakan sampai saat ini belum ada yang sampai mendapat sanksi.
"Selama ini kita masih menempuh cara-cara humanis, seperti jika ada ditemukan warga tidak pakai, kita minta kenakan masker. Di tempat usaha, toko-toko juga kita minta terapkan protokol kesehatan. Seperti di tempat usaha kalau ditegur belum patuh, bisa tutup paksa. Kalau masih begitu lagi, bisa cabut izin usahanya," papar Ismail.
Sebelumnya juga telah dilakukan penyemprotan disinfektan massal selama dua hari sejak Sabtu-Minggu, pekan lalu. Upaya ini masih akan dilakukan tiap pekan di ruang publik, tempat ibadah, jalan protokol, tempat usaha, dan wilayah pemukiman lainnya yang dianggap jadi episentrum di Kota Makassar.
Lihat Juga: 4 Jenderal Polisi Berkarier Cemerlang Kelahiran Sulawesi Selatan, Satu Daerah dengan Sambo
(sri)