COVID-19 di Sumsel Mendekati Seribu Kasus
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Tingginya kenaikan kasus positif COVID-19 di Provisi Sumsel khususnya Kota Palembang dalam sepekan terakhir ditanggapi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumsel.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Sumsel Yusri menilai, tingginya kasus positif COVID-19 khususnya Palembang merupakan hal wajar mengingat jumlah penduduk yang banyak.
"Saat ini di Kota Palembang dengan jumlah warga terbesar menjadi penyumbang kasus COVID-19 terbanyak. Namun, dengan banyaknya penambahan kasus dalam seminggu terakhir ini belum ditemukan adanya klaster baru," ujar Yusri, Selasa (23/06/2020).
Berdasarkan data, kata Yusri, hingga kemarin sore jumlah penambahan kasus di Sumsel terdapat sebanyak 60 orang dan Kota Palembang mendominasi dengan jumlah kasus 51 orang, Banyuasin empat orang, Muara Enim tiga orang, Prabumuli dan PALI masing-masing satu orang.
Sementara untuk kasus sembuh bertambah 25 orang yang berasal dari Palembang, Ogan Ilir dan Banyuasin masing-masing tujuh orang, PALI satu orang dan Muba bertambah tiga orang. Sedangkan kasus meninggal bertambah empat orang. Sebanyak tiga orang dari Palembang dan satu orang lagi dari Banyuasin.
"Total positif Sumsel hari ini ada 1.839 kasus. Sembuh 779 orang dan meninggal 74 orang. Sehingga pasien aktif tercatat ada 986 yang masih menjalani perawatan ataupun isolasi mandiri," ujar dia.
Dengan jumlah kasih yang masih meningkat, lanjut Yusri, pihaknya meminta agar masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan demi memutus rantai sebaran virus.
Seperti menjaga jarak, penggunaan masker dan menjaga kebersihan. Tanpa kesadaran dan peran bersama itu, penyebaran COVID-10 tidak akan terhenti.
"Kita semua di kota Palembang dan seluruh kabupaten harus tetap waspada dengan mematuhi protokol kesehatan di semua aktivitas, karena dengan cara itulah kita bisa hentikan penularan virus ini," jelasnya.
Sementara itu dari 17 kabupaten dan kota di Sumsel, sudah ada lima daerah yang ditetapkan sebagai zona hijau.
Sebab di kelima daerah itu tidak ditemukan lagi kasus positif COVID-19. Namun kondisi tersebut bisa berubah mengingat kasus COVID-19 mudah tersebar, apa lagi lalu lintas yang kembali dibuka. (Baca juga: Tambah 60 Kasus, Positif Corona di Sumsel Tembus 1.839 Pasien)
"Kita tidak menjamin zona hijau aman, karena ada yang silih berganti keluar dan masuk. Zona hijau tetap saja berisiko, tinggal bagaimana kita mengurangi resiko itu dengan protokol kesehatan," tandasnya.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Sumsel Yusri menilai, tingginya kasus positif COVID-19 khususnya Palembang merupakan hal wajar mengingat jumlah penduduk yang banyak.
"Saat ini di Kota Palembang dengan jumlah warga terbesar menjadi penyumbang kasus COVID-19 terbanyak. Namun, dengan banyaknya penambahan kasus dalam seminggu terakhir ini belum ditemukan adanya klaster baru," ujar Yusri, Selasa (23/06/2020).
Berdasarkan data, kata Yusri, hingga kemarin sore jumlah penambahan kasus di Sumsel terdapat sebanyak 60 orang dan Kota Palembang mendominasi dengan jumlah kasus 51 orang, Banyuasin empat orang, Muara Enim tiga orang, Prabumuli dan PALI masing-masing satu orang.
Sementara untuk kasus sembuh bertambah 25 orang yang berasal dari Palembang, Ogan Ilir dan Banyuasin masing-masing tujuh orang, PALI satu orang dan Muba bertambah tiga orang. Sedangkan kasus meninggal bertambah empat orang. Sebanyak tiga orang dari Palembang dan satu orang lagi dari Banyuasin.
"Total positif Sumsel hari ini ada 1.839 kasus. Sembuh 779 orang dan meninggal 74 orang. Sehingga pasien aktif tercatat ada 986 yang masih menjalani perawatan ataupun isolasi mandiri," ujar dia.
Dengan jumlah kasih yang masih meningkat, lanjut Yusri, pihaknya meminta agar masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan demi memutus rantai sebaran virus.
Seperti menjaga jarak, penggunaan masker dan menjaga kebersihan. Tanpa kesadaran dan peran bersama itu, penyebaran COVID-10 tidak akan terhenti.
"Kita semua di kota Palembang dan seluruh kabupaten harus tetap waspada dengan mematuhi protokol kesehatan di semua aktivitas, karena dengan cara itulah kita bisa hentikan penularan virus ini," jelasnya.
Sementara itu dari 17 kabupaten dan kota di Sumsel, sudah ada lima daerah yang ditetapkan sebagai zona hijau.
Sebab di kelima daerah itu tidak ditemukan lagi kasus positif COVID-19. Namun kondisi tersebut bisa berubah mengingat kasus COVID-19 mudah tersebar, apa lagi lalu lintas yang kembali dibuka. (Baca juga: Tambah 60 Kasus, Positif Corona di Sumsel Tembus 1.839 Pasien)
"Kita tidak menjamin zona hijau aman, karena ada yang silih berganti keluar dan masuk. Zona hijau tetap saja berisiko, tinggal bagaimana kita mengurangi resiko itu dengan protokol kesehatan," tandasnya.
(boy)