Warga Bua Dilanda Banjir, Sumber Air Diduga dari Pabrik BMS
loading...
A
A
A
BELOPA - Warga Bua di Dusun Lamone, Desa Karang-Karangan, Kabupaten Luwu , yang berada di sekitar perusahaan PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) dilanda banjir, sekitar pukul 23.35 WITA, Minggu (22/5/2022) malam.
Menurut keterangan salah seorang warga yang berada di sekitar wilayah itu, Busman menerangkan bahwa terlihat air mengalir deras dari lokasi pabrik smelter milik PT BMS hingga merambah ke jalan poros trans Sulawesi.
"Sumber air dari area pekuburan dan dari dalam BMS kencang turun ke jalan," ujar Busman kepada SINDOnews.
"Selalu begitu, depannya BMS, Sudah tiap tahun begitu. Asal banjir di situ tenggelam lagi Lamone, tapi air ini sudah surut," lanjut Busman.
Menurutnya, air ini berasal dari dalam BMS mengalir kencang ke jalan poros karena tidak adanya saluran drainase. "Ada saluran air tapi kecil. Harus dibuatkan drainase dari dalam (lokasi pabrik.red) hingga ke luar jalan poros jalur kanan arah selatan," ujarnya.
Warga setempat, berharap ada perhatian pemerintah dan pihak perusahaan akan kondisi ini.
Kepala Desa Karang-Karangan, Asbar menyampaikan bahwa banjir yang melanda desanya tidak parah. "Banjir di jalan poros Lamone, air dari gunung, rembesan," katanya.
Menurutnya, salah satu penyebab banjir karena adanya pihak yang menutup saluran air ke sungai saat adanya pekerjaan.
"Mereka tutup saluran waktu kerja, warga sudah tegur tapi matanggeng, mungkin lupa buka salurannya kembali waktu selesai kerja. Saluran ke sungai yang mereka tutup," jelas.
Site Manager PT BMS, Zulkarnaen mengungkapkan akan melakukan pengecekan penyebab utama terjadinya banjir, apakah akibat hujan atau karena saluran. Dia juga memastikan akan melakukan pembenahan.
"Tetap saya cek dulu semua laporan. Apakah memang debit hujan yang berlebihan atau penyebab utamanya karena saluran. Pasti kita benahi," tegasnya.
Menurut keterangan salah seorang warga yang berada di sekitar wilayah itu, Busman menerangkan bahwa terlihat air mengalir deras dari lokasi pabrik smelter milik PT BMS hingga merambah ke jalan poros trans Sulawesi.
"Sumber air dari area pekuburan dan dari dalam BMS kencang turun ke jalan," ujar Busman kepada SINDOnews.
"Selalu begitu, depannya BMS, Sudah tiap tahun begitu. Asal banjir di situ tenggelam lagi Lamone, tapi air ini sudah surut," lanjut Busman.
Menurutnya, air ini berasal dari dalam BMS mengalir kencang ke jalan poros karena tidak adanya saluran drainase. "Ada saluran air tapi kecil. Harus dibuatkan drainase dari dalam (lokasi pabrik.red) hingga ke luar jalan poros jalur kanan arah selatan," ujarnya.
Warga setempat, berharap ada perhatian pemerintah dan pihak perusahaan akan kondisi ini.
Kepala Desa Karang-Karangan, Asbar menyampaikan bahwa banjir yang melanda desanya tidak parah. "Banjir di jalan poros Lamone, air dari gunung, rembesan," katanya.
Menurutnya, salah satu penyebab banjir karena adanya pihak yang menutup saluran air ke sungai saat adanya pekerjaan.
"Mereka tutup saluran waktu kerja, warga sudah tegur tapi matanggeng, mungkin lupa buka salurannya kembali waktu selesai kerja. Saluran ke sungai yang mereka tutup," jelas.
Site Manager PT BMS, Zulkarnaen mengungkapkan akan melakukan pengecekan penyebab utama terjadinya banjir, apakah akibat hujan atau karena saluran. Dia juga memastikan akan melakukan pembenahan.
"Tetap saya cek dulu semua laporan. Apakah memang debit hujan yang berlebihan atau penyebab utamanya karena saluran. Pasti kita benahi," tegasnya.
(agn)