Solusi Pupuk Mahal, Petani di Dairi Sumut Beralih ke Organik

Minggu, 22 Mei 2022 - 11:18 WIB
loading...
Solusi Pupuk Mahal,...
Para petani di Kabupaten Dairi, Sumut kini menggunakan pupuk organik menyusul langkanya peredaran pupuk kimia subsidi dan mahalnya harga pupuk kimia non subsidi. Foto dok/SINDOnews
A A A
SIDIKALANG - Para petani di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara (Sumut) kini menggunakan pupuk organik menyusul langkanya peredaran pupuk kimia subsidi. Pupuk organik juga dinilai menjadi solusi terbaik mengingat mahalnya harga pupuk kimia non subsidi.

Hal ini diungkapkan oleh Koordinator Perhimpunan Petani Organik Dairi (PPODA), Duat Sihombing. Para petani menggunakan kompos dari kotoran ternak ditambah dengan jerami sisa panen padi.



"Mereka punya konsep pertanian sinur napinahan gabe na niuka, horas jolma atau pertanian yang terintegrasi antara pertanian dan peternakan. Artinya, setiap petani punya ternak sebagai sumber pupuk dari kotoran ternak yang mereka pelihara. Jadi, sebenarnya kita memiliki potensi baik tanaman atau dedaunan dan kotoran ternak yang bisa diolah sebagai pupuk alternatif," ungkap Duat, Minggu (22/5/2022).

Diketahui, saat ini pupuk subsidi jumlahnya terbatas. Tercatat alokasi pupuk subsidi tahun 2022 ini hanya sekitar 37-42 persen dari total kebutuhan petani di Indonesia.

Di sisi lain, harga pupuk non subsidi juga dirasa mahal. Akibatnya, akan menambah pengeluaran produksi bagi petani. Kondisi ini, kata Duat, membuat para petani untuk mencari alternatif lain, seperti menggunakan pupuk organik.

Lanjut Duat, ketergantungan terhadap pupuk subsidi atau kimia sebenarnya bisa dikurangi, asalkan pupuk organik harus mulai menjadi pilihan utama. Menurut Duat, peran dari pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal penggunaan pupuk organik.

"Ini untuk mendorong konsep pertanian karena memang dibutuhkan infrastruktur berupa teknologi tepat guna, seperti mesin pencacah rumput misalnya untuk memudahkan pembuatan pupuk organik dan pestisida," kata Duat.

Tak hanya itu, hal penting selanjutnya adalah meyakinkan petani bahwa bertani konsep organik tersebut mempunyai peluang yang sangat baik. Menurutnya selama ini terdapat sebuah stigma yang membuat kepercayaan diri para petani hilang. Mereka tidak yakin bahwa tanamannya akan tumbuh dengan baik jika tidak terdapat pupuk urea di dalam tanah tersebut.

"Jadi paradigma ini yang harus dibereskan, mengembalikan kepercayaan petani dan ini juga akibat revolusi hijau yang membuat petani lebih berpikir instan dari pada mengelola pupuk sendiri," imbuhnya.

Oleh karena itu, tambahnya, pupuk organik dapat menjadi alternatif bagi petani."Petani tidak mungkin berhenti menanam karena pupuk sulit didapat, solusinya adalah beralih kepertanian organik dengan memanfaatkan potensi alam yang ada disekitar kita, dan ini sudah kita buktikan dibeberapa tempat, mereka berhasil kok walaupun ini bukan hal mudah," paparnya.

Menurutnya, pemerintah bisa mengambil kebijakan dengan mengalokasikan dana untuk menyediakan alat atau teknologi berupa mesin untuk mempermudah pengolahannnya. "Di samping itu perlu dilakukan berbagai pelatihan dan sosialisasi terkait konsep pertanian oganik ini," ujarnya.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Petani Bojonegoro Tewas...
Petani Bojonegoro Tewas Tersambar Petir di Sawah
MNC Peduli dan MNC Land...
MNC Peduli dan MNC Land Edukasi Tanaman Anggur ke Murid SDN Ciletuh Girang
Pemuda Tani Indonesia...
Pemuda Tani Indonesia Jabar Siap Bersinergi dengan Pemda untuk Wujudkan Swasembada Pangan
Kelompok Tani Hutan...
Kelompok Tani Hutan Bodogol Senang Terima Pupuk dari MNC Peduli dan MNC Land
Kepala Desa Benda Apresiasi...
Kepala Desa Benda Apresiasi MNC Peduli dan MNC Land Berikan Pupuk untuk Budidaya Tanaman Hoya
MNC Peduli dan MNC Land...
MNC Peduli dan MNC Land Berikan Bantuan Pupuk untuk Budidaya Hoya di Kampung Bodogol
Utusan Khusus Presiden...
Utusan Khusus Presiden Mardiono Dorong Purworejo Kembangkan Pertanian Sirkular
Warga Yalai Papua Gembira...
Warga Yalai Papua Gembira Seluruh Hasil Tani Diborong Satgas Yonif Raider 509/Balawara
Soroti Penjualan Pupuk...
Soroti Penjualan Pupuk di Atas HET, PMII Pamekasan: Bebani Petani dan Langgar Regulasi
Rekomendasi
62 Brigjen Pol Dimutasi...
62 Brigjen Pol Dimutasi Kapolri di Maret 2025, Ini Daftar Namanya
UFC Siapkan Duel Akbar...
UFC Siapkan Duel Akbar Islam Makhachev vs Ilia Topuria: Demi Kesepakatan Miliaran Dolar Amerika Serikat?
Timnas Indonesia U-17...
Timnas Indonesia U-17 Minimal Runner Up Grup untuk Lolos ke Piala Dunia U-17 2025
Berita Terkini
IAI Gelar Sosialisasi...
IAI Gelar Sosialisasi Penyelenggaraan Sayembara Arsitektur
6 jam yang lalu
Banjir Meluas, 7 Kecamatan...
Banjir Meluas, 7 Kecamatan di Muarojambi Terendam
7 jam yang lalu
Reses di 6 Lokasi, Anggota...
Reses di 6 Lokasi, Anggota DPRD dari Partai Perindo Komitmen Wujudkan Aspirasi Warga
8 jam yang lalu
Dirlantas Polda Banten...
Dirlantas Polda Banten Terapkan Ganjil Genap di Tol Tangerang-Merak saat Mudik Mulai 27 Maret
8 jam yang lalu
Sanitasi Rusak, Siswa...
Sanitasi Rusak, Siswa SDN Babakan Kencana Sukabumi Semringah Dibantu MNC Peduli dan MNC Bank
9 jam yang lalu
Kapten Muljono: Legenda...
Kapten Muljono: Legenda Penerbang Tempur Indonesia yang Menggetarkan Nyali Penjajah
12 jam yang lalu
Infografis
Pemain Termahal di Asia...
Pemain Termahal di Asia Tenggara 2025, Indonesia Mendominasi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved