Cerita Marsono Ingin Nonton Film KKN di Desa Penari, Tempuh Jarak 30 KM
loading...
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Marsono, salah seorang warga Ngluweng yang rumahnya dijadikan lokasi syuting film KKN di Desa Penari mengaku penasaran dan ingin sekali menonton film tersebut.
Kepada SINDOnews, dia menceritakan bagaimana perjuangannya bersama sang istri ingin menonton film itu. Tetapi, usaha kerasnya tidak membuahkan hasil. Dia penasaran bagaimana penampilan rumah mereka di layar lebar.
"Saya dan istri itu ngelengke (menyempatkan diri) pergi ke bioskop. Tapi di sana tiketnya habis," ujar dia, Sabtu (21/5/2022).
Dia berboncengan motor dengan istrinya ke Kota Yogyakarta. Di tengah hujan gerimis, mereka menempuh jarak 30 kilometer demi menonton film tersebut di bioskop. Mereka bahkan rela meninggalkan pekerjaan dan rumah mereka.
"Jarak rumah kami ke gedung bioskop memang cukup jauh. Saya membayangkan, jika di Gunungkidul ada gedung bioskop tentu akan memudahkan nonton film itu," tambahnya.
Karena diperkirakan akan memakan waktu cukup lama, maka istrinya menulis pesan di sebuah kertas HVS kepada anaknya. Kertas berisi pesan tersebut dia tempel di pintu depan rumahnya agar muda terbaca.
"Istri saya tulis pesan lungo neng Jogja tekan sore (pergi ke Kota Jogja sampai sore hari)," tambahnya.
Namun sayang, sesampai di gedung bioskop ternyata tiket film KKN di Desa Penari sudah habis. Bahkan untuk jam tayang selanjutnya. Oleh anaknya, mereka disarankan untuk membeli tiket secara online.
Namun karena orang dusun, mereka mengaku tidak mengetahui cara membeli tiket secara online. Marsono pun pasrah, meski hasrat ingin menonton film KKN di Desa Penari ini masih ada.
"Ndak tahu nanti jadi nonton apa enggak," katanya dengan pasrah.
Marsono mengaku penasaran, sebab di rumahnya ada beberapa adegan yang diambil oleh sutradara. Adegan tersebut di antaranya adalah ketika Mbah Dukun menerima kedatangan Pak Prabu dan juga peserta KKN kemudian disuguhi kopi.
Di samping adegan minum kopi pahit terasa manis, diambil juga ada adegan peserta KKN bercengkarama di ruang tengah. Berbagai properti yang ada di rumahnya pun digunakan untuk film tersebut.
"Jadi ya penasaran to, apalagi lorong samping rumah juga digunakan syuting film," tukasnya.
Kepada SINDOnews, dia menceritakan bagaimana perjuangannya bersama sang istri ingin menonton film itu. Tetapi, usaha kerasnya tidak membuahkan hasil. Dia penasaran bagaimana penampilan rumah mereka di layar lebar.
"Saya dan istri itu ngelengke (menyempatkan diri) pergi ke bioskop. Tapi di sana tiketnya habis," ujar dia, Sabtu (21/5/2022).
Dia berboncengan motor dengan istrinya ke Kota Yogyakarta. Di tengah hujan gerimis, mereka menempuh jarak 30 kilometer demi menonton film tersebut di bioskop. Mereka bahkan rela meninggalkan pekerjaan dan rumah mereka.
"Jarak rumah kami ke gedung bioskop memang cukup jauh. Saya membayangkan, jika di Gunungkidul ada gedung bioskop tentu akan memudahkan nonton film itu," tambahnya.
Karena diperkirakan akan memakan waktu cukup lama, maka istrinya menulis pesan di sebuah kertas HVS kepada anaknya. Kertas berisi pesan tersebut dia tempel di pintu depan rumahnya agar muda terbaca.
"Istri saya tulis pesan lungo neng Jogja tekan sore (pergi ke Kota Jogja sampai sore hari)," tambahnya.
Namun sayang, sesampai di gedung bioskop ternyata tiket film KKN di Desa Penari sudah habis. Bahkan untuk jam tayang selanjutnya. Oleh anaknya, mereka disarankan untuk membeli tiket secara online.
Namun karena orang dusun, mereka mengaku tidak mengetahui cara membeli tiket secara online. Marsono pun pasrah, meski hasrat ingin menonton film KKN di Desa Penari ini masih ada.
"Ndak tahu nanti jadi nonton apa enggak," katanya dengan pasrah.
Marsono mengaku penasaran, sebab di rumahnya ada beberapa adegan yang diambil oleh sutradara. Adegan tersebut di antaranya adalah ketika Mbah Dukun menerima kedatangan Pak Prabu dan juga peserta KKN kemudian disuguhi kopi.
Di samping adegan minum kopi pahit terasa manis, diambil juga ada adegan peserta KKN bercengkarama di ruang tengah. Berbagai properti yang ada di rumahnya pun digunakan untuk film tersebut.
"Jadi ya penasaran to, apalagi lorong samping rumah juga digunakan syuting film," tukasnya.
(san)