Toko Retail Modern di Bulukumba Diminta Akomodir Produk UMKM Lokal

Senin, 09 Mei 2022 - 16:08 WIB
loading...
Toko Retail Modern di Bulukumba Diminta Akomodir Produk UMKM Lokal
Toko retail modern di Bulukumba diminta untuk mengakomodir produk UMKM lokal. Foto: Sindonews/dok
A A A
BULUKUMBA - Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM Bulukumba diminta untuk melakukan akselerasi, agar produk lokal usaha kecil dan menengah (UMKM) dapat menembus toko ritail modern.

Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf, juga meminta instansi terkait untuk lebih tegas terhadap retail modern agar produk lokal dari UMKM harus masuk ke retail modern.



"Pemkab Bulukumba tidak akan memperpanjang izin retail modren bila tidak mau mengakomodir produk UMKM. Kalau produk lokal tidak diakomodir di toko modern, tolong Pak Kadis jangan diperpanjang rekomendasi perpanjangan izin perdagangannya,” tegas Andi Utta sapaan akrabnya.

Menurutnya, produk lokal UMKM Bulukumba harus ada di semua tempat di toko-toko ritel modern. Selain itu Muchtar Ali Yusuf juga meminta kemasan untuk produk lokal UMKM juga harus dipercantik.

“Dinas terkait, punya tanggung jawab untuk memperhatikan dan memberi solusi bagi pelaku usaha UMKM, sehingga produk UMKM sesuai dengan selera konsumen dan market atau pasarnya pun bisa meningkat,” imbaunya.

Menurutnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan punya tugas untuk memfasilitasi pelaku UMKM soal kemasan. Rencananya bangunan Michino Eki yang berada di rest area Kecamatan Bulukumpa juga akan berfungsi menjadi rumah desain untuk branding nama dan kemasan UMKM .

Kepala Dinas Perindag Koperasi dan UKM Bulukumba, Munthasir Nawir, mengatakan sejak tahun lalu, pihaknya telah mengundang pelaku UMKM, agar produknya dapat masuk di toko-toko modern di Alfamart, Indomart dan Alfamidi.

Pada dasarnya, toko-toko ritel modern tidak ada masalah, jelasnya, hanya saja produk yang biasanya dipasarkan itu, produksinya tidak kontinyu atau berkelanjutan. Salah satu masalahnya adalah soal bahan baku.

“Salah satu produk misalnya kopi. Setelah bahan baku habis, produksi kopi juga hilang. Mungkin jadi salah satu penilaian toko-toko modern, karena produk yang akan dijual tidak kontinyu,” ungkap Munthasir Nawir.

(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2750 seconds (0.1#10.140)