Banjir Tasikmalaya: 500 Keluarga Terisolir, 70 Hektar Sawah Terendam

Sabtu, 20 Juni 2020 - 08:47 WIB
loading...
Banjir Tasikmalaya: 500 Keluarga Terisolir, 70 Hektar Sawah Terendam
Banjir kembali merendam wilayah Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Foto/iNews TV/ Asep Juhariyono
A A A
TASIKMALAYA - Sungai Cintanduy di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, kembali meluap. Sebanyak 500 keluarga terancam terisolasi, dan puluhan hektar sawah terancam gagal panen.

(Baca juga: Merasa Difitnah-Diancam Oknum KNPI, Wartawan Buat Pengaduan ke Polres Batu Bara )

Air dengan ketinggian 50-150 centimeter (cm), mengepung lima kampung yang ada di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya. Akibatnya, jalan di desa tersebut tidak bisa dilintasi.

Warga masih berusaha bertahan di dalam rumahnya masing-masing, dan menyelamatkan barang-barang berharganya di tempat yang lebih tinggi untuk menghindari genangan banjir.

Banjir tersebut sempat surut pada Jumat (19/6/2020) sore, sekitar pukul 16.00 WIB. Namun, akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut, kini air kembali naik dan menggenangi Kampung Mekarsari, Cicalung, Hegarsari, Bojongsoban, dan Bojong Waru.

"Ini merupakan banjir paling parah bila dibandingkan dengan yang terjadi minggu lalu. Akibat banjir ini ada 500 keluarga terisolir, dan 70 hektar sawah terancam gagal panen karena terendam banjir," ujar Kepala Desa Tanjungsari, Sari Amas.

(Baca juga: Barcelona Ditahan Sevilla, Pique: Kami Sulit Juara La Liga )

Dia menyebutkan, sempat ada kendaraan yang berusaha menerobos genangan banjir. Namun usaha itu gagal, dan pengemudinya memilih mundur kembali karena air terlalu tinggi.

"Genangan air akibat luapan Sungai Cikidang, dan Sungai Citanduy ini semakin parah dengan adanya tanggul yang jebol di Sungai Citanduy," ujarnya.

Dia menyebutkan, warganya di lima kampung yang tergenang air banjir belum bisa beraktivitas, dan belum dievakuasi karena air yang menggenang cukup tinggi.

"Kami warga Desa Tanjungsari, hanya bisa berharap pemerintah segera turun tangan melakukan pengerukan, karena sungai mulai mengalami pendangkalan dan penyempitan akibat sedimentasi," pngkasnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0966 seconds (0.1#10.140)