Tak Peduli Bahaya Erupsi Semeru, Ini Penampakan Wisatawan Banjiri Jembatan Gantung Gladak Perak

Minggu, 24 April 2022 - 19:56 WIB
loading...
Tak Peduli Bahaya Erupsi...
Warga dari berbagai daerah sengaja datang ke lokasi putusnya Jembatan Gladak Perak, Kabupaten Lumajang. Jembatan yang putus tersebut, untuk sementara diganti jembatan gantung. Foto/SINDOnews/Yuswantoro
A A A
LUMAJANG - Daerah rawan bencana erupsi Gunung Semeru, masih saja menjadi magnet warga untuk mengunjunginya. Kedahsyatan letusan Gunung Semeru, pada 4 Desember 2021 silam, menyisakan kerusakan yang sangat parah di daerah aliran laharnya.



Bahkan, hingga kini masih sering terjadi banjir lahar dingin yang dipicu oleh hujan lebat di kawasan puncak Gunung Semeru, sehingga air membawa material vulkanik serta masuk ke berbagai besuk yang berhulu di lereng Gunung Semeru.



Ancaman bencana banjir lahar dingin, awan panas guguran, serta longsor akibat rapuhnya material vulkanik yang menumpuk di sejumlah besuk, sering kali tak diindahkan oleh masyarakat yang penasaran dengan kedahsyatan Gunung Semeru.



Salah satunya terlihat di kawasan Jembatan Gladak Perak yang putus total akibat diterjang material vulkanik Gunung Semeru, pada 4 Desember 2021. Warga dari berbagai daerah, ramai-ramai berkunjung di kawasan jembatan yang putus.

Antusias warga datang ke lokasi tersebut semakin tinggi, sejak dibukanya jembatan gantung sebagai jalur darurat penghubung jalur Malang-Lumajang tersebut. Jembatan gantung ini, membentang di atas Besuk Kobokan yang berhulu di lereng Gunung Semeru.

Tak Peduli Bahaya Erupsi Semeru, Ini Penampakan Wisatawan Banjiri Jembatan Gantung Gladak Perak


Warga datang untuk berfoto, dan mengabadikan kawasan rawan bencana erupsi Gunung Semeru tersebut. Situasi di lokasi semakin ramai, dengan kehadiran para pedagang yang mencoba meraup keuntungan, mulai dari pedagan minuman, hingga makanan.

Tak jarang, warga juga nampak turun ke aliran besuk yang kini sudah dipenuhi material vulkanik. Mereka tak mempedulikan lagi papan pengumuman yang terpasang di lokasi tersebut, mulai dari papan bertuliskan "Zona Merah, Dilarang Masuk", hingga "Daerah Rawan Bencana Longsor".



Sejumlah rekahan tanah terlihat jelas di lokasi material vulkanik, yang tentunya sangat rawan untuk longsor. Belum lagi banjir lahar dingin yang setiap saat bisa terjadi dan menerjang kawasan Besuk Kobokan, sehingga sangat membahayakan warga yang nekat berada di lokasi.

Sunarto warga Dusun Kamarkanjang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, mengaku, dalam beberapa hari terakhir banyak orang datang ke Gladak Perak, untuk melihat jembatan gantung. "Ramai orang datang, kadang sampai macet jalannya. Mereka dari berbagai daerah, katanya penasaran ingin lihat Gladak Perak," ungkapnya.

Tak Peduli Bahaya Erupsi Semeru, Ini Penampakan Wisatawan Banjiri Jembatan Gantung Gladak Perak


Bahkan jalur di tengah jembatan gantung juga sempat beberapa kali macet, karena sepeda motor yang melintas dari dua sisi jembatan tidak ada yang saling mengalah. Tidak jarang, ada sejumlah pengunjung yang berswafoto di tengah jembatan, sehingga menghambat arus kendaraan. "Kalau bisa diberi lampu lalu linta saja, biar tidak macet di tengah jembatan," ungkap Sunarto.

Keberadaan jembatan gantung Gladak Perak ini, juga menarik perhatian Narko (52) warga Kabupaten Banyuwangi. Dia bersama keluarganya sengaja datang untuk melihat jembatan gantung Gladak Perak. "Penasaran dan ingin tahu, makanya tadi ke sini pakai mobil," ungkapnya.



Saat ini jembatan gantung Gladak Perak telah dibuka untuk para pengendara sepeda motor saja. Sejumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor, juga terlihat mulai melintasi jembatan darurat tersebut.

Mereka memanfaat jalur Malang-Lumajang tersebut, untuk menuju kota tujuan masing-masing, karena dinilai mampu memangkas waktu perjalanan bila dibanding harus memutas dari Malang, menuju Lumajang, melalui Jalur Pantura Pasuruan-Probolinggo.

Tak Peduli Bahaya Erupsi Semeru, Ini Penampakan Wisatawan Banjiri Jembatan Gantung Gladak Perak


Dalam rapat koordinasi penanganan dan pengamanan Mudik Lebaran 2022 yang digelar Pemprov Jatim, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, antusiasme masyarakat untuk mudik lebaran 2022 sangat tinggi, karena sudah dua tahun mereka tidak mudik. "Kondisi ini harus diantisipasi," tegasnya.

Jumlah pemudik di Jatim, diprediksi mencapai 16,8 juta orang. Mereka akan mudik menggunakan jalur darat, laut, dan udara. Di wilayah Jatim, ada 10 titik rawan bencana alam di jalur mudik lebaran, seperti banjir dan tanah longsor.



Jalur mudik lebaran yang rawan banjir misalnya di Sumobito, dan Ploso, Kabupaten Jombang. Sementara jalur mudik lebaran rawan longsor di antaranya jalur Malang-Lumajang, melewati Piket Nol; jalur Ponorogo-Pacitan; jalur Kota Batu; serta di wilayah Kabupaten Malang, meliputi Pujon, Ngantang, dan Kasembon.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6411 seconds (0.1#10.140)