Sadis! Dipicu Jual Beli Knalpot, Mahasiswa UTY Dibakar Temannya

Sabtu, 23 April 2022 - 12:56 WIB
loading...
Sadis! Dipicu Jual Beli...
Mahasiswa UTY dibakar temannya hingga kritis. Foto: Istimewa
A A A
JOGJAKARTA - Sudah sebulan Dimas Toti Putra (21), mahasiswa Universitas Tehnologi Yogyakarta (UTY) terbaring di ruang perawatan salah satu bangsal RSUP dr Sardjito.

Putra pasangan Purwito dengan Haniyati ini terpaksa menjalani perawatan intensif, karena mengalami luka bakar 80 persen di sekujur tubuhnya.

Mahasiswa semester 6 jurusan Manajemen ini menjadi korban kebrutalan temannya. Dia dibakar oleh temannya sendiri, pada 23 Maret 2022. Persoalan pemicunya pun sepele, karena jual beli knalpot.

Sudah sebulan ini pula Purwito tinggal di rumah sakit. Dengan sabar, lelaki ini menemani proses kesembuhan anak semata wayangnya tersebut. Dimas merupakan anak satu-satunya pasangan Purwito dengan Haniyati, karena saudara kandung Dimas telah meninggal dunia.



"Saya akan temani anak saya sampai sembuh. Dia harapan saya satu-satunya," tutur Purwito, ketika dihubungi ke nomor pribadinya, Sabtu (23/4/2022).

Purwito mengatakan, saat ini anaknya memang masih terbaring di tempat tidur ruang perawatan RSUP Dr Sardjito. Selasa (20/4/2022) kemarin, tangan kiri Dimas baru mendapat operasi tambal kulit.

"Tangan kiri baru hari Selasa kemarin dioperasi tambal kulit," kata dia.

Kondisi Dimas memang awalnya cukup memprihatinkan. Selama 14 hari, Dimas harus mendapat asupan makanan melalui selang yang dimasukkan ke dalam hidung. Dan mulai hari ke 15, Dimas sudah bisa makan bubur yang disediakan oleh pihak rumah sakit.

Saat ini, Dimas baru belajar makan nasi lembek. Kendati demikian, Dimas masih kesulitan untuk menelan nasi lembek tersebut. Lehernya masih sering merasakan sakit ketika digunakan untuk menelan ataupun mengunyah makanan.



"Sekarang lehernya masih merasakan sakit," kata dia.

Aktivitas Dimas memang masih terbatas hanya berbaring di tempat tidur. Namun Purwito sudah bersyukur, karena tangan kanan anaknya sudah mulai bisa digerakkan. Sementara tangan kirinya sama sekali belum bisa digerakkan.

Purwito mengatakan, untuk berkomunikasi sebenarnya Dimas masih cukup baik. Namun memang hanya berbaring di tempat tidur. Saat ini, Purwito hanya bisa pasrah kepada dokter agar anaknya cepat sembuh.

"Nanti diminta kontrol rutin agar leher tidak ketarik," jelasnya.

Dia sendiri tidak tahu sampai kapan anaknya terbaring di rumah sakit. Karena menurut keterangan yang ia terima dari dokter, apa tindakan yang akan diambil baru diketahui setelah 6 bulan mendatang.



Kini, ia hanya berharap agar anaknya bisa segera sembuh dan beraktivitas sendiri. Sudah sebulan ini dia meninggalkan toko rokok dan sembako yang dimilikinya.

Saat ini, toko tersebut hanya dijaga oleh istrinya. Ia memang berbagi tugas dengan istrinya, karena ia ingin anaknya mendapatkan penanganan yang terbaik di rumah sakit.

Namun sayang, untuk biaya perawatan anaknya memang tidak tercover BPJS kesehatan. Sehingga untuk meringankan bebannya, ia ikut program donasi kitabisa.com. Harapannya agar bisa membantu pembiayaan pengobatan anaknya.

"Katanya sampai ratusan juta. Saya hanya pedagang kecil, mudah-mudahan Allah memberi kemudahan untuk saya dan keluarga," kata dia.



Kenyataan pahit itu memang kini harus ia telan. Doa dan harapan selalu ia panjatkan agar anaknya bisa beraktivitas. Karena Dimas adalah anak yang bisa ia banggakan. Dimas adalah mahasiswa yang sudah mandiri dan pandai mengaji.

Meski statusnya anak tunggal, namun Dimas bukan anak manja. Sudah dari kecil Dimas memiliki bisnis sendiri. Saat ini Dimas sudah memiliki usaha jual beli ikan hias. Sementara untuk jual beli knalpot merupakan usaha sampingan anaknya tersebut.
(san)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2251 seconds (0.1#10.140)