Pemuda Berperan Penting dalam Menangkal Paham Radikal-Intoleran
loading...
A
A
A
“Tidak hanya Depok, tetapi oleh seluruh kota terutama yang di daerah penyangga (ibukota). Pertama, memutus media propaganda mereka terutama melalui dunia maya. Dengan memutus propaganda di dunia maya yang kemudian memutus kaderisasi dan juga memutus logistik,” ujarnya.
Dia menjelaskan, dengan memutus propaganda di dunia maya pihaknya bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Kominfo, media radio, televisi ataupun media cetak maupun online lainnya. “Ini agar media-media ini tidak menyebar luaskan konten-konten intoleran dan radikal terutama konten-konten keagamaan,” katanya.
Selain itu pihaknya juga melibatkan ormas, civitas akademika dan juga komunitas, baik itu komunitas budaya, seni maupun komunitas keagamaan, pemuda, forum rektor, dosen dan sebagainya. Pihaknya juga melibatkan pengusaha atau pelaku ekonomi bisnis seperti perusahaan swasta ataupun yang tergabung dalam BUMN. Perlunya melibatkan pengusaha atau pelaku bisnis ini agar jangan sampai dana dana CSR-perusahaan tersebut nantinya digunakan untuk didistribusikan ke kelompok radikal atau intoleran.
“Kelompok radikal intoleran ini paling pandai bertaqiyah, paling pandai membuat proposal untuk mengelabui aktivitas radikalisme nya dengan kegiatan keagamaan, sosial maupun kegiatan kemanusiaan. Nah sementara para pengusaha ininggakngerti. Karena pengusaha ini ngertinya karena pakai ‘casing’-nya, sosial, agama. Akhirnya dibantu, padahal itu untuk kepentingan radikalisme dan terorisme,” ungkapnya.
Selain itu pihaknya juga melakukan kerjasama dengan dunia pendidikan untuk membuat kurikulum seperti yang telah dicanagkan Mendikbud dengan membuat tiga pantang yaitu pantang intoleransi, pantang bullying dan pantang kekerasan seksual.
“Pantang intoleransi ini adalah pantang radikalisme dan terorisme. Karena intoleransi adalah watak dasar radikalisme itu sendiri,” ujarnya.
Untuk itulah menurutnya perlunya pelibatan kaum pemuda dalam mencegahan penyebaran intoleransi, radikalime dan terorisme untuk perwujudan pembangunan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Karena Indonesia ingin mewujudkan NKRI dengan cita-cita dan tujuan nasional program Indonesia Emas 2045.
“Ini menjadi tugas bersama bagaimana generasi muda kita ini jangan sampai terkontaminasi terhadap paham radikalisme dan intoleran. Karena begitu dia terpapar paham ekstrimisme radikalisme dan intoleransi maka dia akan merusak masa depan dan rusak akhlaknya. Karena mindsetnya mengganti ideologi negara, memberontak dan mengganti ideologi negara menurut versi mereka," pungkasnya.
Sementara Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartanto yang turut hadir dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Depok melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) akan terus membuat berbagai kegiatan bagi kaum pemuda agar terhindar dari penyebaran paham intoleran, radikalisme dan terorisme.
“Tentunya kita membuat kegiatan-kegiatan di Kesbangpol dan berbagai hal dari mulai pelatihan kepemimpinan dan juga tentang kesatuan dan persatuan bangsa,” ujarnya.
Dia menjelaskan, dengan memutus propaganda di dunia maya pihaknya bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Kominfo, media radio, televisi ataupun media cetak maupun online lainnya. “Ini agar media-media ini tidak menyebar luaskan konten-konten intoleran dan radikal terutama konten-konten keagamaan,” katanya.
Selain itu pihaknya juga melibatkan ormas, civitas akademika dan juga komunitas, baik itu komunitas budaya, seni maupun komunitas keagamaan, pemuda, forum rektor, dosen dan sebagainya. Pihaknya juga melibatkan pengusaha atau pelaku ekonomi bisnis seperti perusahaan swasta ataupun yang tergabung dalam BUMN. Perlunya melibatkan pengusaha atau pelaku bisnis ini agar jangan sampai dana dana CSR-perusahaan tersebut nantinya digunakan untuk didistribusikan ke kelompok radikal atau intoleran.
“Kelompok radikal intoleran ini paling pandai bertaqiyah, paling pandai membuat proposal untuk mengelabui aktivitas radikalisme nya dengan kegiatan keagamaan, sosial maupun kegiatan kemanusiaan. Nah sementara para pengusaha ininggakngerti. Karena pengusaha ini ngertinya karena pakai ‘casing’-nya, sosial, agama. Akhirnya dibantu, padahal itu untuk kepentingan radikalisme dan terorisme,” ungkapnya.
Selain itu pihaknya juga melakukan kerjasama dengan dunia pendidikan untuk membuat kurikulum seperti yang telah dicanagkan Mendikbud dengan membuat tiga pantang yaitu pantang intoleransi, pantang bullying dan pantang kekerasan seksual.
“Pantang intoleransi ini adalah pantang radikalisme dan terorisme. Karena intoleransi adalah watak dasar radikalisme itu sendiri,” ujarnya.
Untuk itulah menurutnya perlunya pelibatan kaum pemuda dalam mencegahan penyebaran intoleransi, radikalime dan terorisme untuk perwujudan pembangunan dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Karena Indonesia ingin mewujudkan NKRI dengan cita-cita dan tujuan nasional program Indonesia Emas 2045.
“Ini menjadi tugas bersama bagaimana generasi muda kita ini jangan sampai terkontaminasi terhadap paham radikalisme dan intoleran. Karena begitu dia terpapar paham ekstrimisme radikalisme dan intoleransi maka dia akan merusak masa depan dan rusak akhlaknya. Karena mindsetnya mengganti ideologi negara, memberontak dan mengganti ideologi negara menurut versi mereka," pungkasnya.
Sementara Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartanto yang turut hadir dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Depok melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) akan terus membuat berbagai kegiatan bagi kaum pemuda agar terhindar dari penyebaran paham intoleran, radikalisme dan terorisme.
“Tentunya kita membuat kegiatan-kegiatan di Kesbangpol dan berbagai hal dari mulai pelatihan kepemimpinan dan juga tentang kesatuan dan persatuan bangsa,” ujarnya.