Kronologi Tewasnya Pelajar SMA di Jogja, Berawal dari Perang Sarung
loading...
A
A
A
JOGJAKARTA - Lima pelaku penganiayaan hingga mengakibatkan pelajar SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta tewas, berhasil diamankan oleh tim gabungan dari Polda DIY, Polres Bantul dan Polresta Kota Yogyakarta.
Dua 2 di antara mereka berstatus pelajar dan 3 berstatus mahasiswa. Dir Reskrimum Polda DIY, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menuturkan kronologis peristiwa itu.
Dijelaskan dia, aksi kejahatan jalanan tersebut sebenarnya merupakan rentetan dari beberapa peristiwa sebelumnya.
"Kedua kelompok antara pelaku dan korban sebenarnya bersinggungan di jalan," katanya, Senin (11/4/2022).
Ade mengatakan, aksi yang menewaskan DAA tersebut bermula ketika kelompok pelaku dari Geng M melakukan perang sarung dengan kelompok V. Mereka melakukan aksi tawuran sekitar pukul jam 02.00 WIB di daerah perempatan Druwo atau perempatan ringroad jalan parangtritis Sewon Bantul.
"Namun aksi perang sarung tersebut dibubarkan oleh jajaran Polres Bantul yang melakukan operasi baik terbuka ataupun tertutup," papar dia.
Usai dibubarkan, 5 pelaku dari Geng M melintas ke arah timur, menuju ke terminal Giwangan dengan menyusuri jalur lambat. Dan tidak berselang lama, dari jalur cepat melaju 5 kendaraan kelompok korban berisi 8 orang.
Kelompok korban ini baru saja bermain di seputaran Tugu Pal Putih Yogyakarta. Mereka berputar-butar mencari angin, hingga akhirnya sampai di ringroad selatan. Saat di ringroad selatan itulah mereka balapan sesama teman kelompok korban.
"Nah mereka bertemu dengan kelompok pelaku yang berjalan di jalur lambat," terang dia.
Karena suara sepeda motornya sangat keras dan menyalip kelompok pelaku. Saat mendahului itulah mereka saling lirik antara kelompok korban dengan kelompok pelaku. Kelompok korban juga melakukan provokasi kepada kelompok pelaku.
"Kelompok korban berteriak mrene-mrene. Kemudian kelompok korban mengejarnya," papar dia.
Karena dikejar, kelompok korban berbelok ke arah Jalan Imogiri Barat menuju ke Tungkak Kota Yogyakarta. Di jalan Imogiri itulah mereka saling menyusul dan mengejek.
Kelompok korban akhirnya berbelok ke arah Tungkak dan menuju ke Gedongkuning. Kelompok korban menengok ke belakang dan ternyata kelompok pelaku sudah tidak ada lagi.
Kemudian, kelompok korban berbelok ke Warmindo di daerah Gedongkuning untuk makan. Satu orang pesan makanan dan yang lainnya duduk di sepeda motor.
"Tiba- kelompok pelaku lewat dan menyalib sambil memaki asu bajingan," ujar dia.
Makian tersebut kemudian direspon oleh kelompok korban dengan mengatakan rene-rene (sini-sini). Pelaku saat itu melaju dengan kecepatan tinggi terus dikejar oleh korban. Ada dua sepeda motor kelompok korban yang melakukan pengejaran.
Dan kemudian motor pelaku berbelok kanan menunggu kelompok korban melintas. MMA atau tersangka yang duduk di bagian tengah motor NMax telah menyiapkan sarung diikat batu. Kemudian, eksekutor AR mengayunkan gir sebesar 21 cm dililitkan dengan sabuk beladiri.
"Eksekutornya adalah tersangka yang naik NMAx paling belakang," ungkapnya.
Saat itu, pelaku turun dari motor dan mengayukan girnya ke arah kelompok korban yang mengejarnya. Motor pertama kelompok korban tidak kena. karena berhasil menghindar. Kemudian motor kedua di mana pengemudi berhasil menghindar.
Namun nahas korban DAA tidak bisa menghindar sehingga terkena ayunan gir ke muka yang bersangkutan. Sepeda motor keduanya masih terus melaju dan sekitar 140 meter kemudian terjatuh, hingga ditemukan oleh anggota Sabhara.
"Korban ditolong saat itu masih bernafas dan tidak sadarkan diri. Kemudian dibawa ke RS Hardjolukito dan ditangani dokter. Namun pukul 9.30 korban meninggal dunia," tambahnya.
Lihat Juga: Tuntut Proses Hukum Kasus Penusukan Santri Krapyak, Ribuan Santri Gelar Aksi di Mapolda DIY
Dua 2 di antara mereka berstatus pelajar dan 3 berstatus mahasiswa. Dir Reskrimum Polda DIY, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menuturkan kronologis peristiwa itu.
Dijelaskan dia, aksi kejahatan jalanan tersebut sebenarnya merupakan rentetan dari beberapa peristiwa sebelumnya.
"Kedua kelompok antara pelaku dan korban sebenarnya bersinggungan di jalan," katanya, Senin (11/4/2022).
Ade mengatakan, aksi yang menewaskan DAA tersebut bermula ketika kelompok pelaku dari Geng M melakukan perang sarung dengan kelompok V. Mereka melakukan aksi tawuran sekitar pukul jam 02.00 WIB di daerah perempatan Druwo atau perempatan ringroad jalan parangtritis Sewon Bantul.
"Namun aksi perang sarung tersebut dibubarkan oleh jajaran Polres Bantul yang melakukan operasi baik terbuka ataupun tertutup," papar dia.
Usai dibubarkan, 5 pelaku dari Geng M melintas ke arah timur, menuju ke terminal Giwangan dengan menyusuri jalur lambat. Dan tidak berselang lama, dari jalur cepat melaju 5 kendaraan kelompok korban berisi 8 orang.
Kelompok korban ini baru saja bermain di seputaran Tugu Pal Putih Yogyakarta. Mereka berputar-butar mencari angin, hingga akhirnya sampai di ringroad selatan. Saat di ringroad selatan itulah mereka balapan sesama teman kelompok korban.
"Nah mereka bertemu dengan kelompok pelaku yang berjalan di jalur lambat," terang dia.
Karena suara sepeda motornya sangat keras dan menyalip kelompok pelaku. Saat mendahului itulah mereka saling lirik antara kelompok korban dengan kelompok pelaku. Kelompok korban juga melakukan provokasi kepada kelompok pelaku.
"Kelompok korban berteriak mrene-mrene. Kemudian kelompok korban mengejarnya," papar dia.
Karena dikejar, kelompok korban berbelok ke arah Jalan Imogiri Barat menuju ke Tungkak Kota Yogyakarta. Di jalan Imogiri itulah mereka saling menyusul dan mengejek.
Kelompok korban akhirnya berbelok ke arah Tungkak dan menuju ke Gedongkuning. Kelompok korban menengok ke belakang dan ternyata kelompok pelaku sudah tidak ada lagi.
Kemudian, kelompok korban berbelok ke Warmindo di daerah Gedongkuning untuk makan. Satu orang pesan makanan dan yang lainnya duduk di sepeda motor.
"Tiba- kelompok pelaku lewat dan menyalib sambil memaki asu bajingan," ujar dia.
Makian tersebut kemudian direspon oleh kelompok korban dengan mengatakan rene-rene (sini-sini). Pelaku saat itu melaju dengan kecepatan tinggi terus dikejar oleh korban. Ada dua sepeda motor kelompok korban yang melakukan pengejaran.
Dan kemudian motor pelaku berbelok kanan menunggu kelompok korban melintas. MMA atau tersangka yang duduk di bagian tengah motor NMax telah menyiapkan sarung diikat batu. Kemudian, eksekutor AR mengayunkan gir sebesar 21 cm dililitkan dengan sabuk beladiri.
"Eksekutornya adalah tersangka yang naik NMAx paling belakang," ungkapnya.
Saat itu, pelaku turun dari motor dan mengayukan girnya ke arah kelompok korban yang mengejarnya. Motor pertama kelompok korban tidak kena. karena berhasil menghindar. Kemudian motor kedua di mana pengemudi berhasil menghindar.
Namun nahas korban DAA tidak bisa menghindar sehingga terkena ayunan gir ke muka yang bersangkutan. Sepeda motor keduanya masih terus melaju dan sekitar 140 meter kemudian terjatuh, hingga ditemukan oleh anggota Sabhara.
"Korban ditolong saat itu masih bernafas dan tidak sadarkan diri. Kemudian dibawa ke RS Hardjolukito dan ditangani dokter. Namun pukul 9.30 korban meninggal dunia," tambahnya.
Lihat Juga: Tuntut Proses Hukum Kasus Penusukan Santri Krapyak, Ribuan Santri Gelar Aksi di Mapolda DIY
(san)