Atasi Krisis Minyak Goreng, Ridwan Kamil Luncurkan Aplikasi Pemirsa Budiman

Jum'at, 08 April 2022 - 14:52 WIB
loading...
Atasi Krisis Minyak Goreng, Ridwan Kamil Luncurkan Aplikasi Pemirsa Budiman
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil meluncurkan program Pemirsa Budiman dalam upaya membantu warga Jabar menghadapi krisis migor. Foto/Istimewa
A A A
DEPOK - Gubernur Jawa Barat , Ridwan Kamil meluncurkan program pemesanan minyak goreng (migor) melalui aplikasi yang dinamai Pemirsa Budiman (Pemesanan Minyak Goreng Via Aplikasi Sapa Warga Buat Ibu-Ibu Dimana-mana). Aplikasi ini diluncurkan di Pasar Juara Sawangan, Kota Depok, Jumat (8/4/2022).

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, aplikasi ini merupakan upaya membantu masyarakat menghadapi krisis migor yang tak kunjung tuntas. Pemprov mengeluarkan kebijakan terobosan pemesanan dan hak pakai distribusi migor murah atau bersubsidi via aplikasi Sapa Warga. Baca juga: 65 Persen Warga Buta Huruf Al-Quran, Ini Harapan Komunitas kepada Ridwan Kamil

"Di masa krisis seperti ini, kami tugaskan BUMD Agro Jabar untuk mencari sumber minyak goreng lalu dibagikan ke rumah tangga dengan cara senyaman-nyamannya. Karena ini sudah jaman digital, maka kita pakai aplikasi," jelas Kang Emil.



Menurutnya, kebijakan ini merupakan respons sosial dan bentuk kehadiran negara di tengah kondisi sulit yang dihadapi warga Jabar untuk mengakses migor murah dan kelangkaan migor curah bersubsidi yang masih terjadi.

"Ini sifatnya inisiatif. Kita dahulukan program ini untuk wilayah Bodebek terlebih dahulu. Ini ikhtiar kami, jadi warga memesan minyak goreng curah via ketua RW," jelasnya.

Ketua RW, lanjut Kang Emil, nantinya memesan migor via fitur Pemirsa Budiman di aplikasi Sapawarga yang dikembangkan Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar.

"Nanti minyak goreng dikirim ke rumah warga atau ketua RW. Minyak goreng ini dipesan oleh BUMD Agro Jabar. Mudah-mudahan ini bisa dimanfaatkan, sehingga warga tidak usah antre di pasar atau dimana-mana, cukup tunggu di rumah, asal Pak RW-nya aktif," terang Kang Emil.

Kang Emil juga mengatakan bahwa aplikasi ini tidak bisa langsung diakses oleh masyarakat, melainkan hanya oleh RW. Teknisnya, pihak RW mendata warganya yang membutuhkan migor kemudian memesan migor via aplikasi tersebut.

"Kontrolnya RW, jadi tidak boleh pribadi-pribadi. RW-nya nanti yang tahu mana warganya yang membutuhkan. Sehingga, menengah ke atas dia ambil premium dan menengah ke bawah itu yang kita lindungi melalui sistem distribusi yang baru ini," katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5108 seconds (0.1#10.140)