Atasi Krisis Minyak Goreng, Ridwan Kamil Luncurkan Aplikasi Pemirsa Budiman
loading...
A
A
A
DEPOK - Gubernur Jawa Barat , Ridwan Kamil meluncurkan program pemesanan minyak goreng (migor) melalui aplikasi yang dinamai Pemirsa Budiman (Pemesanan Minyak Goreng Via Aplikasi Sapa Warga Buat Ibu-Ibu Dimana-mana). Aplikasi ini diluncurkan di Pasar Juara Sawangan, Kota Depok, Jumat (8/4/2022).
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, aplikasi ini merupakan upaya membantu masyarakat menghadapi krisis migor yang tak kunjung tuntas. Pemprov mengeluarkan kebijakan terobosan pemesanan dan hak pakai distribusi migor murah atau bersubsidi via aplikasi Sapa Warga. Baca juga: 65 Persen Warga Buta Huruf Al-Quran, Ini Harapan Komunitas kepada Ridwan Kamil
"Di masa krisis seperti ini, kami tugaskan BUMD Agro Jabar untuk mencari sumber minyak goreng lalu dibagikan ke rumah tangga dengan cara senyaman-nyamannya. Karena ini sudah jaman digital, maka kita pakai aplikasi," jelas Kang Emil.
Menurutnya, kebijakan ini merupakan respons sosial dan bentuk kehadiran negara di tengah kondisi sulit yang dihadapi warga Jabar untuk mengakses migor murah dan kelangkaan migor curah bersubsidi yang masih terjadi.
"Ini sifatnya inisiatif. Kita dahulukan program ini untuk wilayah Bodebek terlebih dahulu. Ini ikhtiar kami, jadi warga memesan minyak goreng curah via ketua RW," jelasnya.
Ketua RW, lanjut Kang Emil, nantinya memesan migor via fitur Pemirsa Budiman di aplikasi Sapawarga yang dikembangkan Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar.
"Nanti minyak goreng dikirim ke rumah warga atau ketua RW. Minyak goreng ini dipesan oleh BUMD Agro Jabar. Mudah-mudahan ini bisa dimanfaatkan, sehingga warga tidak usah antre di pasar atau dimana-mana, cukup tunggu di rumah, asal Pak RW-nya aktif," terang Kang Emil.
Kang Emil juga mengatakan bahwa aplikasi ini tidak bisa langsung diakses oleh masyarakat, melainkan hanya oleh RW. Teknisnya, pihak RW mendata warganya yang membutuhkan migor kemudian memesan migor via aplikasi tersebut.
"Kontrolnya RW, jadi tidak boleh pribadi-pribadi. RW-nya nanti yang tahu mana warganya yang membutuhkan. Sehingga, menengah ke atas dia ambil premium dan menengah ke bawah itu yang kita lindungi melalui sistem distribusi yang baru ini," katanya.
Kang Emil menambahkan, pemberdayaan Ketua RW dilakukan mengingat mereka sudah memilliki saluran komunikasi dengan Gubernur Jabar via Aplikasi Sapawarga. Dengan mengaktifkan layanan Pemirsa Budiman, warga bisa mengakses minyak goreng curah lewat 185.600 RT dan 48.147 RW se-Jabar.
"Inilah solusi yang datang dari kami, mudah-mudahan bisa dimanfaatkan ibu-ibu, mudah-mudahan ini bisa membantu kenyamanan warga Jawa Barat," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar, Iendra Sofyan mengatakan, layanan ini hanya dilakukan di masa darurat, terutama di tengah kondisi warga yang menghadapi lonjakan harga bahan pokok dan bahan bakar minyak (BBM) di bulan Ramadhan tahun ini.
"Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya membantu warga mendapatkan akses pada minyak goreng yang terjangkau. Poin penting lainnya, selain berupaya memenuhi kebutuhan warga, pola konsumsi masyarakat terhadap minyak goreng pun bisa terkendali," terangnya.
Menurutnya, warga yang memesan migor curah via Pemirsa Budiman hanya dibatasi 3 kilogram per bulan per 1 kepala keluarga. Untuk mendapatkan migor ini, warga cukup membayar Rp15.500 per kilogram migor.
Iendra juga memastikan, harga ini ditetapkan dengan mengikuti aturan yang sangat ketat dari Kementerian Perdagangan dimana harga jual tidak bisa terlalu dalam dan rendah dari harga eceran tertinggi (HET).
"Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan bahwa harga yang dibayar warga tetap sama dengan ketentuan pemerintah," kata Iendra.
Iendra menambahkan, dalam proses transaksi, warga nantinya menyetorkan uang pembelian migor kepada RW melalui RT-nya masing-masing.
"Ketika minyak goreng pesanan warga dikirim oleh kurir ke rumah RW langsung dibayar oleh RW. Kemudian RW dibantu RT melakukan update penerimaan laporan testimoni warga," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama BUMD PT Agro Jabar, Kurnia Fajar mengatakan, sejalan dengan target Gubernur Jabar, sebanyak 1 juta liter migor dapat disalurkan melalui program ini.
Namun, kata Kurnia, pemenuhan migor tetap dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan pembelian PT Agro Jabar dan kesanggupan pemenuhan migor oleh pihak produsen, dalam hal ini PT Bina Karya Prima dan PT Rajawali Nusantara Indonesia.
"Sebagai gambaran dan langkah awal, dalam satu hari Agro Jabar bisa membeli dan mendatangkan 2-4 tangki berkapasitas 6 ton atau 8.000 liter. Artinya, dalam satu hari, program ini bisa melayani kebutuhan warga 16.000 hingga 24.000 liter," katanya.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, aplikasi ini merupakan upaya membantu masyarakat menghadapi krisis migor yang tak kunjung tuntas. Pemprov mengeluarkan kebijakan terobosan pemesanan dan hak pakai distribusi migor murah atau bersubsidi via aplikasi Sapa Warga. Baca juga: 65 Persen Warga Buta Huruf Al-Quran, Ini Harapan Komunitas kepada Ridwan Kamil
"Di masa krisis seperti ini, kami tugaskan BUMD Agro Jabar untuk mencari sumber minyak goreng lalu dibagikan ke rumah tangga dengan cara senyaman-nyamannya. Karena ini sudah jaman digital, maka kita pakai aplikasi," jelas Kang Emil.
Menurutnya, kebijakan ini merupakan respons sosial dan bentuk kehadiran negara di tengah kondisi sulit yang dihadapi warga Jabar untuk mengakses migor murah dan kelangkaan migor curah bersubsidi yang masih terjadi.
"Ini sifatnya inisiatif. Kita dahulukan program ini untuk wilayah Bodebek terlebih dahulu. Ini ikhtiar kami, jadi warga memesan minyak goreng curah via ketua RW," jelasnya.
Ketua RW, lanjut Kang Emil, nantinya memesan migor via fitur Pemirsa Budiman di aplikasi Sapawarga yang dikembangkan Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar.
"Nanti minyak goreng dikirim ke rumah warga atau ketua RW. Minyak goreng ini dipesan oleh BUMD Agro Jabar. Mudah-mudahan ini bisa dimanfaatkan, sehingga warga tidak usah antre di pasar atau dimana-mana, cukup tunggu di rumah, asal Pak RW-nya aktif," terang Kang Emil.
Kang Emil juga mengatakan bahwa aplikasi ini tidak bisa langsung diakses oleh masyarakat, melainkan hanya oleh RW. Teknisnya, pihak RW mendata warganya yang membutuhkan migor kemudian memesan migor via aplikasi tersebut.
"Kontrolnya RW, jadi tidak boleh pribadi-pribadi. RW-nya nanti yang tahu mana warganya yang membutuhkan. Sehingga, menengah ke atas dia ambil premium dan menengah ke bawah itu yang kita lindungi melalui sistem distribusi yang baru ini," katanya.
Kang Emil menambahkan, pemberdayaan Ketua RW dilakukan mengingat mereka sudah memilliki saluran komunikasi dengan Gubernur Jabar via Aplikasi Sapawarga. Dengan mengaktifkan layanan Pemirsa Budiman, warga bisa mengakses minyak goreng curah lewat 185.600 RT dan 48.147 RW se-Jabar.
"Inilah solusi yang datang dari kami, mudah-mudahan bisa dimanfaatkan ibu-ibu, mudah-mudahan ini bisa membantu kenyamanan warga Jawa Barat," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar, Iendra Sofyan mengatakan, layanan ini hanya dilakukan di masa darurat, terutama di tengah kondisi warga yang menghadapi lonjakan harga bahan pokok dan bahan bakar minyak (BBM) di bulan Ramadhan tahun ini.
"Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya membantu warga mendapatkan akses pada minyak goreng yang terjangkau. Poin penting lainnya, selain berupaya memenuhi kebutuhan warga, pola konsumsi masyarakat terhadap minyak goreng pun bisa terkendali," terangnya.
Menurutnya, warga yang memesan migor curah via Pemirsa Budiman hanya dibatasi 3 kilogram per bulan per 1 kepala keluarga. Untuk mendapatkan migor ini, warga cukup membayar Rp15.500 per kilogram migor.
Iendra juga memastikan, harga ini ditetapkan dengan mengikuti aturan yang sangat ketat dari Kementerian Perdagangan dimana harga jual tidak bisa terlalu dalam dan rendah dari harga eceran tertinggi (HET).
"Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan bahwa harga yang dibayar warga tetap sama dengan ketentuan pemerintah," kata Iendra.
Iendra menambahkan, dalam proses transaksi, warga nantinya menyetorkan uang pembelian migor kepada RW melalui RT-nya masing-masing.
"Ketika minyak goreng pesanan warga dikirim oleh kurir ke rumah RW langsung dibayar oleh RW. Kemudian RW dibantu RT melakukan update penerimaan laporan testimoni warga," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama BUMD PT Agro Jabar, Kurnia Fajar mengatakan, sejalan dengan target Gubernur Jabar, sebanyak 1 juta liter migor dapat disalurkan melalui program ini.
Namun, kata Kurnia, pemenuhan migor tetap dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan pembelian PT Agro Jabar dan kesanggupan pemenuhan migor oleh pihak produsen, dalam hal ini PT Bina Karya Prima dan PT Rajawali Nusantara Indonesia.
"Sebagai gambaran dan langkah awal, dalam satu hari Agro Jabar bisa membeli dan mendatangkan 2-4 tangki berkapasitas 6 ton atau 8.000 liter. Artinya, dalam satu hari, program ini bisa melayani kebutuhan warga 16.000 hingga 24.000 liter," katanya.
(don)