Harga Daging Sapi Terus Meroket, Pedagang di KBB Khawatir Pelanggan Komplain
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Harga daging sapi di pasar tradisional yang ada di Kabupaten Bandung Barat (KBB) terus merangkak naik. Kenaikan itu terpantau sejak beberapa hari ke belakang dan diprediksi karena menjelang masuk bulan Ramadhan.
Fenomena merangkak naiknya komoditas daging sapi ini merupakan fenomena tahunan yang sering terjadi setiap menjelang bulan puasa. Kondisi ini pun kembali terjadi, komoditas daging sapi sejak beberapa hari lalu sudah dari harga normal Rp120.000/kg menjadi Rp130.000-140.000/kg.
Baca juga: Harga Daging Sapi di Karawang Tembus Rp140 Ribu Per Kilogram
"Daging sapi harganya sudah naik dari beberapa hari lalu. Sekarang sudah Rp130.000-140.000/kg, kalau melihat dari puasa tahun lalu mungkin bisa sampai Rp150.000-160.000/kg," kata pedagang daging sapi di Pasar Tagog Padalarang, Yanti (44), Selasa (29/3/2022).
Menurutnya kenaikan komoditas harga daging sapi itu terjadi bertahap dan kenaikannya sudah terjadi sejak dari rumah potong hewan (RPH). Awalnya naik Rp2.000, lalu Rp4.000, hingga Rp10.000/kg. Sekarang juga sudah ada tanda-tanda mau naik lagi dari RPH-nya.
"Kita kan dapat kiriman barangnya dari sana (RPH), kalau di sananya naik ya terpaksa naikin harga juga, meski takut dikomplen pelanggan karena harga terus-terusan naik," imbuhnya.
Kenaikan harga daging sapi ini juga bukan hanya terjadi di Pasar Tagog Padalarang. Kondisi serupa terjadi di Pasar Panorama Lembang, dan dikeluhkan oleh para pedagang dan konsumen. Terlebih kenaikan ini diprediksi bakal terus terjadi sampai Hari Raya Idul Fitri.
Indrawan (40) salah seorang pedagang daging sapi memprediksi, menjelang lebaran nanti harga daging sapi bisa menyentuh Rp170.000/kg. Penyebabnya kebutuhan di masyarakat biasanya meningkat, seperti menjelang puasa dan saat hendak lebaran.
Dikatakannya, salah satu faktor di balik meroketnya harga daging sapi beberapa waktu belakangan ini karena ketersediaan sapi impor dari Australia sangat terbatas. Sehingga hal itu tidak mampu memenuhi permintaan pasar yang meningkat.
"Daging sapi lokal kekurangan dan tidak bisa tercover oleh daging impor. Padahap jelang puasa permintaan meningkat, makanya harga jadi naik," tandasnya.
Fenomena merangkak naiknya komoditas daging sapi ini merupakan fenomena tahunan yang sering terjadi setiap menjelang bulan puasa. Kondisi ini pun kembali terjadi, komoditas daging sapi sejak beberapa hari lalu sudah dari harga normal Rp120.000/kg menjadi Rp130.000-140.000/kg.
Baca juga: Harga Daging Sapi di Karawang Tembus Rp140 Ribu Per Kilogram
"Daging sapi harganya sudah naik dari beberapa hari lalu. Sekarang sudah Rp130.000-140.000/kg, kalau melihat dari puasa tahun lalu mungkin bisa sampai Rp150.000-160.000/kg," kata pedagang daging sapi di Pasar Tagog Padalarang, Yanti (44), Selasa (29/3/2022).
Menurutnya kenaikan komoditas harga daging sapi itu terjadi bertahap dan kenaikannya sudah terjadi sejak dari rumah potong hewan (RPH). Awalnya naik Rp2.000, lalu Rp4.000, hingga Rp10.000/kg. Sekarang juga sudah ada tanda-tanda mau naik lagi dari RPH-nya.
"Kita kan dapat kiriman barangnya dari sana (RPH), kalau di sananya naik ya terpaksa naikin harga juga, meski takut dikomplen pelanggan karena harga terus-terusan naik," imbuhnya.
Kenaikan harga daging sapi ini juga bukan hanya terjadi di Pasar Tagog Padalarang. Kondisi serupa terjadi di Pasar Panorama Lembang, dan dikeluhkan oleh para pedagang dan konsumen. Terlebih kenaikan ini diprediksi bakal terus terjadi sampai Hari Raya Idul Fitri.
Indrawan (40) salah seorang pedagang daging sapi memprediksi, menjelang lebaran nanti harga daging sapi bisa menyentuh Rp170.000/kg. Penyebabnya kebutuhan di masyarakat biasanya meningkat, seperti menjelang puasa dan saat hendak lebaran.
Dikatakannya, salah satu faktor di balik meroketnya harga daging sapi beberapa waktu belakangan ini karena ketersediaan sapi impor dari Australia sangat terbatas. Sehingga hal itu tidak mampu memenuhi permintaan pasar yang meningkat.
"Daging sapi lokal kekurangan dan tidak bisa tercover oleh daging impor. Padahap jelang puasa permintaan meningkat, makanya harga jadi naik," tandasnya.
(msd)