Tangis Pecah di Polres Pasuruan, Orang Tua Korban Penculikan dan Penganiayaan Lapor Polisi
loading...
A
A
A
PASURUAN - Tangis histeris kedua orang tua korban penculikan dan penganiayaan, berinisial DLH dan FG tak terbendung lagi. Keduanya tak kuasa menahan kepiluan, melihat anaknya menjadi korban penculikan dan penganiayaan seniornya di sebuah SMP swasta di Kabupaten Pasuruan.
Kedua orang tua korban penculikan dan penganiayaan ini, didampingi kuasa hukumnya melaporkan peristiwa yang dialami anak-anaknya ke Polres Pasuruan. Mereka berharap segera ada kepastian hukum terhadap kasus yang menimpa anaknya.
Tio Lina Aritonang, ibu dari korban penculikan dan penganiayaan berinisial FG, tak kuasa melihat anaknya mengalami luka-luka di bagian punggungnya akibat dianiaya seniornya di asrama sekolah keagamaan yang ada di Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.
"Saya sangat kecewa, pelayanannya sangat lamban dalam menangani kasus penculikan dan penganiayaan yang dialami anak saya. Kami kawatir kalau tidak segera ditangani, para tersangkanya sudah pulang ke daerah asalnya masing-masing," ungkap Tio Lina Aritonang, Kamis (24/3/2022).
Warga Jakarta itu juga mengatakan, sebentar lagi sekolah akan diliburkan karena sudah selesai ujian, sehingga dikawatirkan para senior yang menganiaya dan menculik anaknya sudah sulit untuk ditangkap.
Hal senada juga dikatakan kuasa hukum keluarga korban, Tamba Musta Harianja. "Kami sudah datang sejak tengah malam, dan hingga kini belum juga ditangani. Jika tak ditangani, dikawatirkan sekolahan akan libur dan para siswa dipulangkan ke rumahnya masing-masing, sehingga sulit dilakukan penyidikan," tegasnya.
DLH dan FG yang duduk di kelas sembilan SMP swasta berbasis keagamaan dan tinggal di asrama sekolah, diduga diculik dan dianiaya seniornya di asrama sekolahnya. Akibatnya, korban mengalami luka dan trauma.
DLH mengaku, penculikan dan penganiayaan yang dialaminya terjadi pada Sabtu (18/3/2022). Kejadiannya berawal saat empat seniornya menjemputnya bersama FG, yang kemudian dibawa ke dalam satu kamar dan dipukuli hingga disundut rokok, serta ditendang tanpa sepengetahuan guru karena jam istirahat tidur.
Kedua orang tua korban penculikan dan penganiayaan ini, didampingi kuasa hukumnya melaporkan peristiwa yang dialami anak-anaknya ke Polres Pasuruan. Mereka berharap segera ada kepastian hukum terhadap kasus yang menimpa anaknya.
Tio Lina Aritonang, ibu dari korban penculikan dan penganiayaan berinisial FG, tak kuasa melihat anaknya mengalami luka-luka di bagian punggungnya akibat dianiaya seniornya di asrama sekolah keagamaan yang ada di Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.
Baca Juga
"Saya sangat kecewa, pelayanannya sangat lamban dalam menangani kasus penculikan dan penganiayaan yang dialami anak saya. Kami kawatir kalau tidak segera ditangani, para tersangkanya sudah pulang ke daerah asalnya masing-masing," ungkap Tio Lina Aritonang, Kamis (24/3/2022).
Warga Jakarta itu juga mengatakan, sebentar lagi sekolah akan diliburkan karena sudah selesai ujian, sehingga dikawatirkan para senior yang menganiaya dan menculik anaknya sudah sulit untuk ditangkap.
Hal senada juga dikatakan kuasa hukum keluarga korban, Tamba Musta Harianja. "Kami sudah datang sejak tengah malam, dan hingga kini belum juga ditangani. Jika tak ditangani, dikawatirkan sekolahan akan libur dan para siswa dipulangkan ke rumahnya masing-masing, sehingga sulit dilakukan penyidikan," tegasnya.
DLH dan FG yang duduk di kelas sembilan SMP swasta berbasis keagamaan dan tinggal di asrama sekolah, diduga diculik dan dianiaya seniornya di asrama sekolahnya. Akibatnya, korban mengalami luka dan trauma.
DLH mengaku, penculikan dan penganiayaan yang dialaminya terjadi pada Sabtu (18/3/2022). Kejadiannya berawal saat empat seniornya menjemputnya bersama FG, yang kemudian dibawa ke dalam satu kamar dan dipukuli hingga disundut rokok, serta ditendang tanpa sepengetahuan guru karena jam istirahat tidur.
(eyt)