Peringati Kenaikan Tahta, Keraton Yogyakarta Gelar Symposium Internasional dan Pameran

Selasa, 08 Maret 2022 - 20:39 WIB
loading...
Peringati Kenaikan Tahta,...
Dalam rangka memperingati Jumenengan atau kenaikan tahta Sri Sultan HB X ke-33, Keraton Yogyakarta menggelar symposium Internasional dan Pameran. (Ist)
A A A
YOGYAKARTA - Dalam rangka memperingati Jumenengan atau kenaikan tahta Sri Sultan HB X ke-33, Keraton Yogyakarta menggelar symposium Internasional dan Pameran dengan tema Jayapatra: Dedikasi Yogyakarta Bagi Bangsa.

Pameran digelar di Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta selama empat bulan ke depan mulai Selasa (08/03/2022), yang bisa disaksikan secara langsung maupun virtual.

Dalam pameran ini, dihadirkan beragam arsip dan bukti sejarah peran Keraton Yogyakarta dan masyarakat dalam dinamika politik nasional. Mulai dari kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, Amanat 5 September 1945, pemindahan ibukota negara ke Yogyakarta, Agresi Militer Belanda II hingga Serangan Umum 1 Maret 1949 hingga kelahiran Republik Indonesia Serikat.

Tidak dapat dipungkiri, kehadiran keraton dan masyarakat Yogyakarta dalam dinamika politik nasional tidak dapat dipungkiri.

Dedikasi Yogyakarta kepada nasional rupanya tidak dapat diukur dari Amanat 5 September 1945, namun peran-peran vital telah diwujudkan dalam berbagai hal.

Pada bidang pendidikan, Keraton Yogyakarta merintis pendidikan berbasis budaya melalui sekolah tamanan, kemudian berkembang menjadi sekolah-sekolah ala Barat.

Puncaknya, kehadiran 71 sekolah partikelir pada pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII menjadi bukti perhatian sultan atas pendidikan. Sekolah-sekolah tersebut selanjutnya berkembang menjadi Hollandsch Inlandsche School dan mengakomodasi kebutuhan pendidikan di Yogyakarta.
Estafet perjuangan di bidang pendidikan diteruskan pula oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan mengizinkan kawasan keraton sebagai ruang belajar Universitas Gadjah Mada.

Di sisi lain Sri Sultan Hamengku Buwono IX secara pribadi terlibat langsung dalam upaya mempertahankan kemerdekaan. Peran sultan dalam politik praktis menjadi catatan sejarah penting dari Yogyakarta untuk bangsa.

“Perjuangan ini dilanjutkan pula oleh Sri Sultan Hamengku Bawono ka. 10 dalam mempertahankan kedaulatan republik melalui praktik-praktik budaya dan reformasi di Yogyakarta. Potret pisowanan ageng pada tahun 1998 menjadi fakta atas peran sultan dalam menjaga keutuhan Republik Indonesia," ujar GKR Mangkubumi.

Jayapatra berarti perjanjian kemenangan, yang mengacu pada perjuangan menempuh kemerdekaan dipenuhi dengan berbagai perjanjian hingga memenangkan sebuah kebebasan. Baca: Tebing Lereng Gunung Lawu Longsor, Akses Jalan Menuju Tawangmangu Terputus.

Payung tema ini hadir sebagai upaya menarik kembali sejarah panjang Yogyakarta sebagai kota kerajaan yang memiliki pengaruh besar atas kelahiran republik.

Peran-peran di bidang pendidikan, sosial, politik, ekonomi, hingga kebudayaan selanjutnya diterjemahkan dalam masing-masing tema simposium, sekaligus sudut-sudut ruang pamer.

“Agenda ini menjadi momentum untuk kembali merefleksikan diri atas perjuangan panjang dalam merebut kemerdekaan sekaligus mengejawantahkan berbagai praktik dalam menjaga kemerdekaan. Harapannya pameran ini hadir sebagai upaya keraton dalam mengilhami generasi muda agar ‘melek sejarah’ tentang Yogyakarta dan perannya atas kelahiran republik," pungkas GKR Bendara, Penghageng Nityabudaya - divisi keraton yang berwenang atas museum dan kearsipan dalam pembukaan pameran tersebut.

"Beragam bukti sejarah yang dipamerkan kali ini kami bawakan agar masyarakat tahu mengapa Yogyakarta menjadi daerah istimewa," imbuhnya.
Selain bisa disaksikan langsung, pameran Jayapatra juga dapat disaksikan secara virtual.
(nag)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kisah Penangkapan Crazy...
Kisah Penangkapan Crazy Rich Kiai Murmo yang Memicu Kemarahan Pangeran Diponegoro Kepada Belanda
Perang Giyanti Ubah...
Perang Giyanti Ubah Peta Jawa: Madiun Jadi Rebutan, Intrik Bupati Terkuak!
Kisah Tentara Belanda...
Kisah Tentara Belanda Kalang Kabut Diserang Pasukan Pangeran Diponegoro
Belanda Pecah Wilayah...
Belanda Pecah Wilayah Keraton Yogyakarta dan Surakarta Pasca Pemberontakan Mangkubumi-RM Said
Kobarkan Perang Jawa,...
Kobarkan Perang Jawa, Pangeran Diponegoro Didukung Bangsawan, Tumenggung dan Demang
Perseteruan 2 Keraton...
Perseteruan 2 Keraton hingga Pemberontakan Mertua Pangeran Diponegoro Bikin Gubernur Jenderal Belanda Pusing
Kisah Belanda Meminta...
Kisah Belanda Meminta Paksa Hak Sewa Tanah di Lereng Gunung Merapi ke Sri Sultan HB IV
Pembagian Komandan Pasukan...
Pembagian Komandan Pasukan Pangeran Diponegoro dan Wilayah yang Diserang
Penanaman Pohon Bareng...
Penanaman Pohon Bareng Sultan HB X, Addin: Selamatkan Bumi dari Krisis Air
Rekomendasi
Danone dan PBNU Kolaborasi...
Danone dan PBNU Kolaborasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif
Rem Utang Jerman Blong,...
Rem Utang Jerman Blong, Ekonomi Zona Euro dalam Bahaya
3 Alasan Volodymyr Zelensky...
3 Alasan Volodymyr Zelensky Disebut Pengkhianat Bangsa Yahudi oleh Rusia, Apa Saja?
Berita Terkini
Warga Antusias Ikut...
Warga Antusias Ikut Donor Darah Bareng PMI Jakarta Pusat yang Didukung MNC Peduli
3 jam yang lalu
Didukung MNC Peduli,...
Didukung MNC Peduli, PMI Jakarta Pusat Gelar Donor Darah Targetkan 2.000 Kantong
3 jam yang lalu
Mudik Lebaran 2025,...
Mudik Lebaran 2025, Divre IV Tanjungkarang Tambah 5.632 Tempat Duduk di KA Kuala Stabas
4 jam yang lalu
Ramadan Under The Dome:...
Ramadan Under The Dome: PIK 2 Jadi Ruang Inklusif bagi Semua Keberagaman
5 jam yang lalu
Intip Rumah Mewah Anggota...
Intip Rumah Mewah Anggota TNI Terduga Pelaku Penembakan 3 Polisi
5 jam yang lalu
Mudik Lebaran, Kapolda...
Mudik Lebaran, Kapolda Metro Jaya: Istirahat di Rest Area Jangan Kelamaan Biar Tidak Macet
5 jam yang lalu
Infografis
2 Alasan Buaya Hidup...
2 Alasan Buaya Hidup Berdampingan dan Tidak Mau Memakan Capybara
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved