Terjebak Perang Rusia Ukraina, 3 Warga Langkat Sumut Sembunyi di Bunker Pabrik Plastik
loading...
A
A
A
LANGKAT - Tiga Warga Negara Indonesia (WNI ) asal Kabupaten Langkat, Sumatera Utara hingga kini masih terjebak di Chernihiv, Ukraina di tengah perang Rusia dan Ukraina . Ketiga WNI tersebut Dedi Irawan, Zulham Ramadhan dan Amri Abas.
Asnah ibu Zulham Ramadhan Warga Dusun Ulu Berayun, Desa Ara Condong Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat Sumatera Utara mengatakan, Zulham dan delapan temannya bekerja di pabrik plastik di Ukraina sejak 2019 silam.
Menurut anaknya, saat Rusia menyerang Ukraina kegiatan pabrik ditutup dan seluruh karyawan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Namun Zulham Ramadhan dan teman temannya terjebak di bunker pabrik dan tidak tahu harus mengungsi kemana.
Menurut Zulham di Chernihiv memang tidak terjadi perang namun menjadi kawasan perlintasan pasukan tempur, kendaraan dan pesawat Rusia ke ibu kota Ukraina, Kiev.
Bahkan salah satu pesawat tempur rusia jatuh tak jauh dari lokasi pabrik yang di tempati Zulham tersebut.
"Zulham setiap hari melakukan komunikasi kepada keluarga. Anaknya meminta agar Pemerintah Indonesia segera mengevakuasi mereka ke tempat yang lebih aman karena situasi disana kian mencekam akibat perang," kata dia.
Dia meminta pihak KBRI untuk segera mengevakuasi Zulham dan teman temannya dari zona perang.
Asnah ibu Zulham Ramadhan Warga Dusun Ulu Berayun, Desa Ara Condong Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat Sumatera Utara mengatakan, Zulham dan delapan temannya bekerja di pabrik plastik di Ukraina sejak 2019 silam.
Menurut anaknya, saat Rusia menyerang Ukraina kegiatan pabrik ditutup dan seluruh karyawan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Namun Zulham Ramadhan dan teman temannya terjebak di bunker pabrik dan tidak tahu harus mengungsi kemana.
Menurut Zulham di Chernihiv memang tidak terjadi perang namun menjadi kawasan perlintasan pasukan tempur, kendaraan dan pesawat Rusia ke ibu kota Ukraina, Kiev.
Bahkan salah satu pesawat tempur rusia jatuh tak jauh dari lokasi pabrik yang di tempati Zulham tersebut.
"Zulham setiap hari melakukan komunikasi kepada keluarga. Anaknya meminta agar Pemerintah Indonesia segera mengevakuasi mereka ke tempat yang lebih aman karena situasi disana kian mencekam akibat perang," kata dia.
Dia meminta pihak KBRI untuk segera mengevakuasi Zulham dan teman temannya dari zona perang.
(sms)