Kelangkaan Minyak Goreng Bikin Panik Warga di Luwu Timur
loading...
A
A
A
LUWU TIMUR - Kelangkaan minyak goreng di Kabupaten Luwu Timur membuat masyarakat panik.
Di sejumlah pasar tradisional dan modern, ketersediaan minyak goreng menipis, bahkan ada juga yang telah habis terjual.
Kepanikan warga telihat di salah satu gerai supermarket, Alfamidi yang berada di Kelurahan Malili, Kecamatan Malili, Luwu Timur.
Puluhan warga menyerbu Alfamidi tersebut karena memiliki stok minyak goreng yang lumayan banyak. Aksi dorong pun tak terhindarkan antar warga.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Luwu Timur, Andi Tenriawaru membenarkan aksi saling dorong oleh warga yang berburu minyak goreng.
"Iya antre minyak goreng kemarin (6/3/22) di Alfamidi depan Polres Luwu Timur dan masyarakat antre dari jam 10 hingga jam 11 siang," jelas dia.
Lanjut Andi Tenriawaru, dari anak-anak, remaja hingga orang tua saling berdesakan di depan meja kasir untuk membeli minyak goreng.
"Ada sekitar puluhan warga berebut untuk membeli minyak goreng yang stoknya sangat terbatas. Warga yang antre bahkan sampai masuk ke tempat kasir karena saling berdesakan," kata dia.
Dari informasi yang dihimpun, saat ini warga membeli minyak goreng seharga Rp27 ribu, padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah hanya Rp14 ribu per liter.
Jadi tak heran, Alfamidi tersebut diserbu puluhan warga, karena Alfamidi sendiri menerapkan harga sesuai dengan HET.
Sebelumnya, pedagang gorengan yang juga terdampak dari kelangkaan minyak goreng, merasa kesulitan untuk mendapatkan stok persediaan.
Seorang pedagang martabak di Desa Puncak Indah, Dedi yang mengaku sulit mendapatkan minyak goreng kemasan kini beralih menggunakan minyak goreng yang berbahan dasar kelapa yang telah dikeringkan lalu diolah.
"Susah minyak goreng kemasan sekarang pak, maka itu saya ke minyak goreng yang dijual secara botolan, harganya pun juga terjangkau per liter seharga Rp10 ribu," kata dia.
Bahkan, kata Dedi, minyak goreng yang berbahan dasar kelapa itu saat ini juga sudah sulit didapatkan karena para pedagang gorengan lainnya juga banyak yang menggunakan itu untuk mempertahankan jualan.
Di sejumlah pasar tradisional dan modern, ketersediaan minyak goreng menipis, bahkan ada juga yang telah habis terjual.
Kepanikan warga telihat di salah satu gerai supermarket, Alfamidi yang berada di Kelurahan Malili, Kecamatan Malili, Luwu Timur.
Puluhan warga menyerbu Alfamidi tersebut karena memiliki stok minyak goreng yang lumayan banyak. Aksi dorong pun tak terhindarkan antar warga.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Luwu Timur, Andi Tenriawaru membenarkan aksi saling dorong oleh warga yang berburu minyak goreng.
"Iya antre minyak goreng kemarin (6/3/22) di Alfamidi depan Polres Luwu Timur dan masyarakat antre dari jam 10 hingga jam 11 siang," jelas dia.
Lanjut Andi Tenriawaru, dari anak-anak, remaja hingga orang tua saling berdesakan di depan meja kasir untuk membeli minyak goreng.
"Ada sekitar puluhan warga berebut untuk membeli minyak goreng yang stoknya sangat terbatas. Warga yang antre bahkan sampai masuk ke tempat kasir karena saling berdesakan," kata dia.
Dari informasi yang dihimpun, saat ini warga membeli minyak goreng seharga Rp27 ribu, padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah hanya Rp14 ribu per liter.
Jadi tak heran, Alfamidi tersebut diserbu puluhan warga, karena Alfamidi sendiri menerapkan harga sesuai dengan HET.
Sebelumnya, pedagang gorengan yang juga terdampak dari kelangkaan minyak goreng, merasa kesulitan untuk mendapatkan stok persediaan.
Seorang pedagang martabak di Desa Puncak Indah, Dedi yang mengaku sulit mendapatkan minyak goreng kemasan kini beralih menggunakan minyak goreng yang berbahan dasar kelapa yang telah dikeringkan lalu diolah.
"Susah minyak goreng kemasan sekarang pak, maka itu saya ke minyak goreng yang dijual secara botolan, harganya pun juga terjangkau per liter seharga Rp10 ribu," kata dia.
Bahkan, kata Dedi, minyak goreng yang berbahan dasar kelapa itu saat ini juga sudah sulit didapatkan karena para pedagang gorengan lainnya juga banyak yang menggunakan itu untuk mempertahankan jualan.
(agn)