Harga Kedelai Impor Melambung Tinggi, Pengrajin Tempe Benguk Kebanjiran Rezeki
loading...
A
A
A
Menurut Sujilah yang sudah puluhan tahun menekuni pembuatan tempe benguk, proses pembuatan tempe benguk terbilang mudah, hampir sama dengan proses tempe kedelai. "Untuk menciptakan rasa khas, tempe ini dikemas menggunakan daun jati. Setiap 1 kg bahan benguk mentah, bisa menghasilkan 70-80 bungkus tempe," terangnya.
Sujilah mengaku, tempe benguk buatanya akan langsung ludes dibeli warga baik dalam kondisi matang berupa gorengan, maupun masih mentah. Membuat tempe benguk, diakuinya lebih menguntungkan, sehingga tidak mengherankan masih banyak warga yang tetap memanfaatkan bahan lokal ini untuk dijadikan tempe.
Tidak seperti kedelai yang harus diimpor, bahan lokal kacang benguk lebih mudah didapat dengan harga yang terjangkau. Saat datang masa panen, banyak petani sekitar yang mampu memanen benguk dalam jumlah cukup banyak, sehingga persediaan tetap terjaga.
Tempe benguk sendiri banyak dijual di pasar tradisional, terutama di wilayah pedesaan. Semenjak kedelai impor mulai mahal, Sujilah mengaku mulai kebanjiran pesanan tempe benguk. "Kalau normal, biasanya menjual sekitar 1 kg tempe benguk, sekarang bisa mencapai 2 kg tempe benguk," ungkapnya.
Harga tempe benguk sendiri, menurut Sujilah dijual dengan harga Rp1.000 untuk lima buah tempe benguk mentah, sedangkan tempe benguk goreng dijual Rp500 per biji. Harganya yang murah, dan rasanya yang enak, membuat warga kini mulai beralih mengkonsumsi tempe benguk.
Lihat Juga: Kisah Mukhlasin, Pedagang Tempe Keliling yang Sukses Antar Putranya Bisa Kuliah ke Jepang
Sujilah mengaku, tempe benguk buatanya akan langsung ludes dibeli warga baik dalam kondisi matang berupa gorengan, maupun masih mentah. Membuat tempe benguk, diakuinya lebih menguntungkan, sehingga tidak mengherankan masih banyak warga yang tetap memanfaatkan bahan lokal ini untuk dijadikan tempe.
Tidak seperti kedelai yang harus diimpor, bahan lokal kacang benguk lebih mudah didapat dengan harga yang terjangkau. Saat datang masa panen, banyak petani sekitar yang mampu memanen benguk dalam jumlah cukup banyak, sehingga persediaan tetap terjaga.
Tempe benguk sendiri banyak dijual di pasar tradisional, terutama di wilayah pedesaan. Semenjak kedelai impor mulai mahal, Sujilah mengaku mulai kebanjiran pesanan tempe benguk. "Kalau normal, biasanya menjual sekitar 1 kg tempe benguk, sekarang bisa mencapai 2 kg tempe benguk," ungkapnya.
Harga tempe benguk sendiri, menurut Sujilah dijual dengan harga Rp1.000 untuk lima buah tempe benguk mentah, sedangkan tempe benguk goreng dijual Rp500 per biji. Harganya yang murah, dan rasanya yang enak, membuat warga kini mulai beralih mengkonsumsi tempe benguk.
Lihat Juga: Kisah Mukhlasin, Pedagang Tempe Keliling yang Sukses Antar Putranya Bisa Kuliah ke Jepang
(eyt)