Tawuran Antar-Warga Desa di Cirebon Semakin Beringas

Minggu, 14 Juni 2020 - 17:04 WIB
loading...
Tawuran Antar-Warga Desa di Cirebon Semakin Beringas
Tawuran antaradua warga desa di Cirebon berlanjut dan semakin beringas. Foto: Inews/Toiskandar
A A A
CIREBON - Warga dua desa dari dua kecamatan, yakni Kecamatan Gunungjati dan Suranenggala, masih diliputi kecekaman. Sebab, tawuran antar warga desa dari dua kecamatan itu masih terus berlangsung pada Minggu pagi (14/6/2020), bahkan semakin mengerikan.

Mereka menggunakan berbagai macam senjata tajam, termasuk panah, untuk saling menyerang. Akibatnya, banyak jatuh korban dari kedua belah pihak tertembus anak panah yang terbuat dari paku.

Salah satu korban, Sidik, warga Desa Purwawinangun Kecamatan Suranenggala, mengalami luka terkena anak panah di kepala dan tangan kanannya. Saat dibawa ke Rumah Sakit Gunungjati, anak panah tampak masih tertancap di posisinya.

Korban lainnya, Muhana, warga Blok Sipalasa masih dari Desa Purwawinangun Kec Suranenggala, mengalami nasib yang sama. Ia mengalami luka tusuk anak panah yang menancap di kepala, persis di atas telinga sebelah kanannya. ( Baca: Pemuda di Lubuklinggau Bunuh Diri dengan Menenggak Racun Rumput )

Aksi tawuran sendiri mulai pecah pada Minggu dini hari dengan ditandai saling serang dari kedua belah pihak hingga Minggu pagi. Bahkan tawuran makin meluas ke desa lainnya di Blok Karangbaru Desa Mertasinga dan Blok Larik Desa Sirnabaya Kecamatan Gunungjati, serta Blok Pabean Desa Purwawingun Kecamatan Suranenggala.

"Tak sedikit rumah rumah yang terkena lemparan. Banyak warga, terutama perempuan dan anak-anak ketakutan tak berani ke luar rumah,” ujar Sara, warga di lokasi tawuran.

Polresta Cirebon Kota kemudian menerjunkan satu pleton unit Sabhara dibantu Brimob untuk memecah konsentrasi massa.

“Untuk mengatasi situasi, Polresta Cirebon Kota menerjunkan satu unit Dalmas dibantu Brimob. Sedangkan terkait ada tidaknya korban, kami masih mengumpulkan informasi,” kata Kapolsek Gunung Jati AKP Maman Suherman.

Tawuran diduga dipicu oleh penutupan akses jalan. Kelompok pemuda yang merasa akses jalan masuk desa ditutup, tidak terima karena tidak bisa melintas secara leluasa. Percekcokan pun tak bisa dihindari, hingga berujung tawuran.
(ihs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1947 seconds (0.1#10.140)