Tingkat Penularan Covid-19 di Jatim Naik, 3 Daerah Ini Terbesar

Minggu, 14 Juni 2020 - 09:12 WIB
loading...
Tingkat Penularan Covid-19 di Jatim Naik, 3 Daerah Ini Terbesar
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa memberi paparan terkait tingkat penularan Covid-19 di Jatim di Gedung Negara Grahadi.Foto/SINDONews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Pada Sabtu (13/6/2020) malam, jumlah kasus Covid-19 di Jatim bertambah 240 kasus. Sehingga, jumlah kasus virus corona di provinsi ini mencapai 7.589 kasus.

Dari tambahan 240 kasus tersebut, terbanyak di sumbang dari Surabaya sebanyak 86 kasus. Disusul Tulungagung 27 kasus dan Jombang 22 kasus.

Dari sisi epidemiologi, angka penyebaran atau Rate of Transmission (RT) Jatim kini sebesar 1,32. Artinya setiap satu orang pasien Covid-19 bisa menularkan kepada tiga orang. Angka RT terbesar disumbang dari Surabaya yang hampir 49,6 persen. Sedangkan Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik) menyumbang 59,8 persen.

"Hal ini (semakin tingginya RT) terjadi karena tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan menurun ketimbang pada saat PSBB (pembatasan sosial berskala besar)," kata Gubernur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (13/6/2020) malam.

Khofifah menjelaskan, pada 9 Juni, atau sehari setelah PSBB Surabaya berakhir, RT Jatim berada di posisi 0,86. Namun saat ini RT Jatim naik menjadi 1,32. Pihaknya juga sempat optimistis penyebaran Covid-19 bisa menurun.

Dalam rentang waktu tanggal 21-26 Juni lalu RT Kota Surabaya sudah di bawah 1, lalu Sidoarjo selama delapan hari mulai 20-27 RT di bawah 1, dan enam hari berturut Gresik juga di bawah 1.

"Masyarakat harus betul-betul disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan. Seperti menggunakan masker, menerapkan physical distancing, rajin cuci tangan, dan jaga imunitas," pinta Khofifah.

Sementara itu, Koordinator Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso menyampaikan, ada beberapa faktor yang menyebabkan angka RT ini meningkat.

Pertama, faktor kemudahan virus ini menular, kemudian masa kontagius penularan, dan sejauh mana virus ini menular. “Makanya ketika PSBB mereka dibatasi, tapi ternyata setelah dilonggarkan agak lepas, warga bebas kemana-mana sehingga RT kita naik,” ungkapnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1151 seconds (0.1#10.140)