Ritual Pantai Payangan Tewaskan 11 Orang, Ini Kesaksian Penolong Korban

Senin, 14 Februari 2022 - 03:42 WIB
loading...
Ritual Pantai Payangan Tewaskan 11 Orang, Ini Kesaksian Penolong Korban
Petugas dari Satreskrim Polres Jember, melakukan olah TKP di Pantai Payangan, tempat digelarnya ritual maut yang menelan 11 korban jiwa. Foto/iNews TV/Bambang Sugiarto
A A A
JEMBER - Ritual maut di Pantai Payangan, Kabupaten Jember, yang digelar Minggu (13/2/2022) dini hari, mengakibatkan 11 orang tewas. Para korban tewas setelah terseret ombak besar, lalu tenggelam di laut.



Ombak di pesisir selatan Kabupaten jember tersebut, dalam beberapa hari terakhir memang sangat besar. Selain itu, Pantai Payangan yang menghadap langsung ke Samudera Indonesia, lautnya sangat dalam dan membahayakan.



Para penolong korban tenggelam dalam ritual maut tersebut, juga harus ekstra hati-hati dalam melakukan pencarian dan penyelamatan korban. Pasalnya, batu-batu karang dan ombak besar, sangat menyulitkan dan membahayakan anggota tim penolong.



Risiko tinggi dihadapi para penolong, saat mencari dan menyelamatkan korban. Penyelaman dilakukan tim penolong, untuk menemukan keberadaan korban di antara ombak besar, dan karang terjal.

Menempuh berbagai risiko yang sangat membahayakan, akhirnya tim penolong berhasil mengevakuasi 11 korban yang terseret ombak Pantai Payangan, dalam kondisi tak bernyawa. "Awalnya sangat kesulitan untuk mengevakuasi korban, karena ombaknya besar, dan kondisinya gelap gulita," ujar salah satu relawan penolong, Suyitno.

Suyitno menyebutkan, pertama kali menemukan dua korban meninggal dunia. Satu korban ditemukan di tepi pantai, dan satu lagi ditemukan berada di tengah laut. "Waktu itu kondisinya masih sangat gelap. Setelah itu, sekitar pukul 05.00 WIB, baru berhasil ditemukan sembilan korban lainnya di tengah laut dalam kondisi meninggal," tuturnya.



kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo mengatakan, berkat kerjasama semua unsur, dari relawan, Basarnas, TNI, Polri, serta dibantu nelayan, akhirnya 11 korban meninggal dunia dapat segera ditemukan.

Hery berharap, peristiwa ini tidak terulang kembali. Dia mengimbau masyarakat juga peduli serta memperhatikan peringatan yang diberikan petugas penjaga pantai. "Kalau tidak diperbolehkan mandi atau berada di bibir pantai lantaran ombak besar, harusnya juga ditaati demi keselamatan," tegasnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2217 seconds (0.1#10.140)