Bedah Buku Panglima Damai Poso: Kekerasan Tidak Menyelesaikan Masalah

Rabu, 09 Februari 2022 - 11:02 WIB
loading...
Bedah Buku Panglima...
Pelaksanaan bedah buku bertajuk Muhammad Adnan Arsal: Panglima Damai Poso di Hotel Mercure, Kota Makassar, Rabu (9/2/2022). Foto: Istimewa
A A A
MAKASSAR - Diskusi dan bedah buku 'Muhammad Adnan Arsal: Panglima Damai Poso ' digelar di Hotel Mercure, Kota Makassar, Rabu (9/2/2022). Hadir langsung penulis buku, Khoirul Anam, dan Muhammad Adnan Arsal, yang dikenal sebagai Panglima Muslim alias Panglima Putih di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

Diskusi dan bedah buku itu menghadirkan sejumlah narasumber. Terdiri dari lima pembedah yakni Staf Khusus Kemenag RI, Mohammad Nuruzzaman; Pengurus MUI Pusat, Muh Najih Arromadloni; Darud Da'wah DDI, Muammar Muhammad Bakry; dan tokoh perempuan Majdah M. Zain. Sementara bertindak sebagai keynote speaker yakni Gurutta H.M Alwi Nawawi dan dipandu oleh Muhammad Shuhufi.



Penulis buku Panglima Damai Poso , Khoirul Anam, menyampaikan banyak pesan-pesan perdamaian dalam buku tersebut. Tidak menitikberatkan pada konflik atau kerusuhan Poso, tapi lebih fokus pada upaya damai yang dilakukan umat muslim, yang dipimpin oleh Ustaz Adnan-sapaan akrab Muhammad Adnan Arsal.

Khoirul menjelaskan lewat literasi buku, pihaknya ingin menebar pesan perdamaian agar konflik Poso tidak terduplikasi ke daerah lain. Jejak kekerasan di Poso mesti dihapus agar stigma negatif terkait daerah tersebut bisa hilang. Lewat buku tersebut, pihaknya ingin menebar pesan bahwa konflik atau kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan akar masalah.

Lewat buku itu pula, ia bilang pihaknya berharap bisa berbagi kisah dan sejarah perjalanan penyelesaian konflik Poso , sehingga akan memberi makna yang inspiratif untuk memupuk semangat saling menghargai, tolong menolong dan gotong royong dalam menciptakan kedamaian.

"Buku ini berisi banyak pesan perdamaian. Berdasarkan pengalaman, kekerasan tidak pernah bisa menyelesaikan masalah. Lewat buku ini, kami harapkan agar konflik Poso tidak diduplikasi di daerah lain dan stigma Poso sebagai daerah konflik harus dihentikan," ungkap Khoirul.

Ia menjelaskan pihaknya sengaja mengangkat kisah Ustaz Adnan lantaran merupakan tokoh sentral sekaligus kontroversial saat konflik Poso . Ustaz Adnan merupakan sesepuh warga Poso, penyintas konflik, dan tokoh perdamaian yang senantiasa mengedepankan dialog antarumat beragama sebagai bagian dari upaya damai.



Pada kesempatan itu, Khoirul juga menjelaskan lika-liku perjuangan membuat buku Panglima Damai Poso. Ia menghabiskan waktu sekitar satu tahun lebih, dimulai dari November 2019 hingga akhirnya terbit April 2021. Dalam pembuatan buku, berbagai tantangan pun dihadapi hingga akhirnya buku tersebut terbit dan menjadi best seller.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3168 seconds (0.1#10.140)