Kakek 80 Tahun Dilaporkan Tenggelam di Pantai Panyua
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Seorang pria lanjut usia (lansia) dilaporkan tenggelam setelah menjalani rutinitas terapi berenang dan berendam di Pantai Benteng Panyua, Jalan Ujung Pandang, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Senin (7/2/2022) siang.
Kasi Humas Polsek Ujung Pandang , Aipda Suwandhi Salam, mengatakan korban bernama Simon Sayuti (80) warga Jalan Kapoposang, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar diperkirakan berada di lokasi sejak pukul 06.00 WITA.
"Namun sampai pukul 10.00 WITA beliau tidak muncul ke permukaan. Menurut informasi dari rekan korban yang sempat ditemani berenang, kemungkinan (korban) mengalami kram pada kaki," kata Suwandhi.
Dia menerangkan, korban sejak lama melakukan aktivitas terapi di pinggir pantai. "Beliau termasuk kuat berenang sampai 100 meter ke bibir pantai. Ketika sampai di sana berendam. Kemungkinan itu tadi kram di ujung dermaga," kata Wandi sapaannya.
Saat ini polisi telah berkoordinasi untuk melakukan pencarian bersama Basarnas tam unsur SAR lainnya. Dalam penyisiran tim SAR menggunakan speedboat Polairud Polda Sulsel, Sekoci dan perahu nelayan.
Sementara itu, anak korban Srimawati Sayuti (50) mengaku ayahnya memang rutin berenang dan berendam di situ. Kemudian dia selalu menyiapkan makanan di rumahnya, sebab Simon tinggal sendiri.
"Saya tidak serumah, pas saya bawakan makanan sampai jam 11 tidak dimakan-makan itu. Terus saya dapat kabar kalau bapak ini tidak muncul di permukaan. Jadi saya ke sini. Karena bapak sejak meninggal mama sering memang berenang," katanya.
Biasanya, menurut Srimawati ayahnya sudah pulang berenang pada pukul 07.00 WITA. "Jadi kalau dia pulang saya sudah sediakan susu, kue pawa. Kalau bulan ini baru hari ini dia turun. Dia sehat-sehat, bugar. Tidak ada sakit," jelasnya.
Namun, empat hari lalu kata dia, ayahnya mengeluhkan nyeri di kakinya setelah dibelikan obat sudah sembuh. "Kalau berenang ke sini, lihat cuaca sama moodnya itu bapak. Kadang kalau dia mau selalu itu pagi jam setengah lima sudah ke sini," ujarnya.
Sedangkan, rekan korban Wang (50) mengaku kerap jadi partner berenang. Kebetulan rumahnya berdekatan. "Kalau dia itu berenang paling lama satu jam. Satu gaya itu berenang lurus naik turun. Baru kalau sampai 1400 kali begitu (naik turun) dia naik (ke permukaan)," ungkapnya.
Kasi Humas Polsek Ujung Pandang , Aipda Suwandhi Salam, mengatakan korban bernama Simon Sayuti (80) warga Jalan Kapoposang, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar diperkirakan berada di lokasi sejak pukul 06.00 WITA.
"Namun sampai pukul 10.00 WITA beliau tidak muncul ke permukaan. Menurut informasi dari rekan korban yang sempat ditemani berenang, kemungkinan (korban) mengalami kram pada kaki," kata Suwandhi.
Dia menerangkan, korban sejak lama melakukan aktivitas terapi di pinggir pantai. "Beliau termasuk kuat berenang sampai 100 meter ke bibir pantai. Ketika sampai di sana berendam. Kemungkinan itu tadi kram di ujung dermaga," kata Wandi sapaannya.
Saat ini polisi telah berkoordinasi untuk melakukan pencarian bersama Basarnas tam unsur SAR lainnya. Dalam penyisiran tim SAR menggunakan speedboat Polairud Polda Sulsel, Sekoci dan perahu nelayan.
Sementara itu, anak korban Srimawati Sayuti (50) mengaku ayahnya memang rutin berenang dan berendam di situ. Kemudian dia selalu menyiapkan makanan di rumahnya, sebab Simon tinggal sendiri.
"Saya tidak serumah, pas saya bawakan makanan sampai jam 11 tidak dimakan-makan itu. Terus saya dapat kabar kalau bapak ini tidak muncul di permukaan. Jadi saya ke sini. Karena bapak sejak meninggal mama sering memang berenang," katanya.
Biasanya, menurut Srimawati ayahnya sudah pulang berenang pada pukul 07.00 WITA. "Jadi kalau dia pulang saya sudah sediakan susu, kue pawa. Kalau bulan ini baru hari ini dia turun. Dia sehat-sehat, bugar. Tidak ada sakit," jelasnya.
Namun, empat hari lalu kata dia, ayahnya mengeluhkan nyeri di kakinya setelah dibelikan obat sudah sembuh. "Kalau berenang ke sini, lihat cuaca sama moodnya itu bapak. Kadang kalau dia mau selalu itu pagi jam setengah lima sudah ke sini," ujarnya.
Sedangkan, rekan korban Wang (50) mengaku kerap jadi partner berenang. Kebetulan rumahnya berdekatan. "Kalau dia itu berenang paling lama satu jam. Satu gaya itu berenang lurus naik turun. Baru kalau sampai 1400 kali begitu (naik turun) dia naik (ke permukaan)," ungkapnya.
(tri)