Kisah Putri Alun, Selir Cantik Raja Majapahit Diusir dari Istana karena Asal-usulnya Terbongkar

Rabu, 19 Januari 2022 - 05:55 WIB
loading...
Kisah Putri Alun, Selir Cantik Raja Majapahit Diusir dari Istana karena Asal-usulnya Terbongkar
Tampak sosok Candi Tawangalu yang merupakan peninggalan kerajaan majapahit di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur. Foto: Facebook
A A A
Pada masa kerajaan Majapahit ada seorang penguasa lokal yang bernama Resi Tawangalun , dia adalah penguasa di daerahnya.

Raja Majapahit tidak suka dengan daerah yang dikuasai Resi Tawangalun karena orang-orang daerah tersebut terkenal kasar-kasar dan mempunyai kebiasaan memakan daging mentah.

ResiTawangalun mempunyai putri yang bernama putri Alun. Suatu ketika putri Alun menyukai Raja Brawijaya yaitu Raja Majapahit di masa itu.

Kisah Putri Alun, Selir Cantik Raja Majapahit Diusir dari Istana karena Asal-usulnya Terbongkar



Putri Alun meminta kepada ayahnya untuk merubah tabiat dirinya menjadi baik agar Brawijaya tertarik kepadanya.

Suatu ketika karena keegoisan sang raja Brawijaya beliau mempersunting putri Alun untuk menjadi selirnya, lama kelamaan sifat asli putri Alun muncul dan terlihat oleh orang istana ketika putri Alun melihat daging yang berada di depannya dan dia memakan mentah-mentah daging tersebut.

Kabar berita kalau putri Alun memakan daging mentah tersebut sampai di telinga Sang Raja, Raja Brawijaya marah dan kesal saat mendengar kabar tersebut, tanpa pikir lagi sang raja mengusir putri Alun dari istana dalam keadaan hamil.

Putri Alun pun kembali ke ayahnya dan melahirkan anak yang di beri nama Aryo Damar. Waktu terus berjalan dan Aryo Damar sudah besar, awalnya Aryo Damar mengira kalau Resi Tawanggalun adalah ayahnya tetapi dia ada keraguan karena ibunya memangil Resi Tawangalun dengan sebutan ayah.

Ario Damar penasaran dan dia menanyakan kepada ibunya siapa sebenarnya ayah kandungnya, putri Alun pun menjawabnya bahwa raja Brawijaya adalah ayah kandungnya. Ario Damar kemudian meminta restu dari ibu dan kakeknya untuk mencari ayah kandungnya.

Ketika Ario Damar sudah sampai di Majapahit dan bisa menghadap ke raja Brawijaya, Ario Damar mengaku bahwa dia adalah anak raja Brawijaya dari selir putri Alun, Raja Brawijaya tidak mau mengakui dia sebagai anaknya karena masi dendam telah ditipu.

Kisah Putri Alun, Selir Cantik Raja Majapahit Diusir dari Istana karena Asal-usulnya Terbongkar


Raja pun memberi syarat yang mustahil untuk di penuhi oleh Ario Damar dan jika dia bisa memenuhi syarat tersebut Raja Brawijaya mau mengakui Ario Damar sebagai anaknya.

Syarat yang pertama adalah membuat damar (lampu) yang tidak ada gantunganya . karena Ario Damar keturunan orang-orang sakti dia bisa membuat damar dari besi yang tidak ada gantungannya.

Sang Raja belum bisa menerimanya dan memberi syarat yang ke dua kepada Ario Damar, Ario Damar disuruh mencari dan membawa tanah dari tempat asalnya (tanah yang tandus,sedati) yang harus sama dengan tanah yang berada di kerajaan (tanah yang subur, Trowulan) Ario damar berhasil melaksanakan tugas tersebut dengan meminta bantuan kakeknya, Raja Brawijaya makin kesal dengan Resi Tawanggalun karrna dia membantu cucunya.

Raja Brawijaya yang sudah terlanjur kesal dengan Resi Tawanggalun, Dia memberikan syarat yang terakir yaitu jika dia bisa membunuh Resi Tawangalun maka Ario Damar akan diakui menjadi anaknya. Sebenarnya Ario Damar bisa melaksanakan tugas tersebut akan tetapi dia bingung harus bagaimana.


Putri Alun prihatin terhadap nasib anaknya dan mendirikan sebuah candi yang diberi nama Tawangalun sebagai wujud rasa kasihnya terhadap Ario Damar.

Ario Damar masuk kedalam candi yang memang khusus di buat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, Ario Damar berfikir tentang makna-makna kehidupan dan juga pilihan-pilihan yang harus dia pilih, karena terlalu lamanya berada di dalam candi sampai-sampai keberadaannya tidak diketahui lagi.

Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, Resi Tawangalun yang sejatinya merupakan bangsa jin masih sering terlihat melakukan semedi di reruntuhan candi ini. “Kehadirannya dirasakan terutama saat malam bulan purnama,” ujar salah seorang warga sekitar.

Selain itu, ada juga kebiasaan ibu-ibu di sekitar area candi yang gemar memakan daging setengah matang di saat-saat tertentu.

Hal ini dipercaya merupakan bentuk penghormatan kepada putri Resi Tawangalun yang gemar memakan daging mentah.

Masyarakat juga sering melakukan acara slametan atau upacara tumpengan setiap malam Kamis atau pada saat bulan purnama sebagai bentuk ritual tolak balak. (Sumber: Wikipedia, berbagai sumber)
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2923 seconds (0.1#10.140)