Pemkot Makassar Diminta Gerak Cepat Antisipasi Omicron
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar diminta bergerak cepat mengantisipasi penularan Covid-19 varian Omicron. Vaksinasi harus dimaksimalkan, testing dan tracing harus kembali dimasifkan.
Langkah tersebut perlu dilakukan menyusul kasus positif Covid-19 nasional yang naik signifikan. Tercatat, pada tanggal 15 Januari 2022, kasus harian di angka 1.054.
Sementara 7 daerah di Indonesia sudah melaporkan masuknya varian Omicron . Di antaranya DKI Jakarta, Banten, Surabaya, Madura, Bandung, Medan, Tangerang Selatan dan Malang.
Ahli Epidemiologi Universitas Hasanuddin ( Unhas ), Prof Ridwan Amiruddin meminta Pemkot Makassar mempersiapkan diri dalam menghadapi potensi terjadinya kenaikan kasus. Jangan sampai kecolongan seperti gelombang kedua Covid-19 pada bulan Juni 2021 lalu.
"16 pekan ini kasus mengalami penurunan, hanya memang di satu pekan terakhir beberapa indikator penambahan kasus mengalami pergerakan naik," terang Prof Ridwan.
Menurutnya, sudah ada beberapa ahli yang memperkirakan ledakan akan terjadi di bulan Februari mendatang. Prediksi itu berdasarkan naiknya kasus di beberapa negara barat seperti Amerika, Inggris dan Jerman.
"Tarolah misalnya di Amerika, itu dalam sehari bisa mencatat 1 juta kasus," imbuhnya.
Kondisi itu disebut Prof Ridwan bisa saja terjadi di Indonesia, khususnya di Makassar. Namun demikian, implikasi kasus tak akan separah varian Delta.
Faktornya, capaian vaksinasi Covid-19 yang sudah tinggi sehingga tercipta kekebalan kelompok usai dilanda gelombang penularan varian Delta pada tahun 2021 silam.
"Ada imunitas alamiah, peningkatan cakupan vaksin, ditambah varian Delta meningkatkan kekebalan kelompok," tutur dia.
Meski demikian, Prof Ridwan mewanti-wanti Pemkot Makassar untuk tetap melakukan langkah antisipasi melalui tracing dan testing secara masif di seluruh Puskesmas serta Bed Occupanci Rate kembali disiapkan.
"Tes Genome Sequnce untuk deteksi varian baru itu diperbanyak, perlu ada pemeriksaan lanjutan bagi yang positif," katanya.
Hanya saja, kondisi di Makassar masih sulit dideteksi akibat tak adanya alat tersebut. Dirinya khawatir kasus sudah menyebar namun lamban terdeteksi.
"Itu sangat bisa terjadi, makanya kita harapkan Pemkot mengadakan (alat) atau bagaimana sistemnya agar testing seperti itu segera diadakan, agar deteksi dini dilakukan dan tidak terjadi kecolongan," pungkas dia.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah Sirajuddin mengharapkan vaksinasi bisa terus digenjot untuk mengantisipasi varian Omicron.
"Karena sebenarnya setiap varian dari Covid, apapun variannya salah satu ikhtiar kita adalah vaksin," ujarnya.
Salah satu upaya Pemkot Makassar adalah melaksanakan vaksinasi dosis ketiga atau booster yang akan diberikan ke kalangan rentan, yaitu lansia.
"Sebenarnya booster ini adalah bagaimana agar imunitas kita lebih kuat lagi," tutur dia.
Langkah tersebut perlu dilakukan menyusul kasus positif Covid-19 nasional yang naik signifikan. Tercatat, pada tanggal 15 Januari 2022, kasus harian di angka 1.054.
Sementara 7 daerah di Indonesia sudah melaporkan masuknya varian Omicron . Di antaranya DKI Jakarta, Banten, Surabaya, Madura, Bandung, Medan, Tangerang Selatan dan Malang.
Ahli Epidemiologi Universitas Hasanuddin ( Unhas ), Prof Ridwan Amiruddin meminta Pemkot Makassar mempersiapkan diri dalam menghadapi potensi terjadinya kenaikan kasus. Jangan sampai kecolongan seperti gelombang kedua Covid-19 pada bulan Juni 2021 lalu.
"16 pekan ini kasus mengalami penurunan, hanya memang di satu pekan terakhir beberapa indikator penambahan kasus mengalami pergerakan naik," terang Prof Ridwan.
Menurutnya, sudah ada beberapa ahli yang memperkirakan ledakan akan terjadi di bulan Februari mendatang. Prediksi itu berdasarkan naiknya kasus di beberapa negara barat seperti Amerika, Inggris dan Jerman.
"Tarolah misalnya di Amerika, itu dalam sehari bisa mencatat 1 juta kasus," imbuhnya.
Kondisi itu disebut Prof Ridwan bisa saja terjadi di Indonesia, khususnya di Makassar. Namun demikian, implikasi kasus tak akan separah varian Delta.
Faktornya, capaian vaksinasi Covid-19 yang sudah tinggi sehingga tercipta kekebalan kelompok usai dilanda gelombang penularan varian Delta pada tahun 2021 silam.
"Ada imunitas alamiah, peningkatan cakupan vaksin, ditambah varian Delta meningkatkan kekebalan kelompok," tutur dia.
Meski demikian, Prof Ridwan mewanti-wanti Pemkot Makassar untuk tetap melakukan langkah antisipasi melalui tracing dan testing secara masif di seluruh Puskesmas serta Bed Occupanci Rate kembali disiapkan.
"Tes Genome Sequnce untuk deteksi varian baru itu diperbanyak, perlu ada pemeriksaan lanjutan bagi yang positif," katanya.
Hanya saja, kondisi di Makassar masih sulit dideteksi akibat tak adanya alat tersebut. Dirinya khawatir kasus sudah menyebar namun lamban terdeteksi.
"Itu sangat bisa terjadi, makanya kita harapkan Pemkot mengadakan (alat) atau bagaimana sistemnya agar testing seperti itu segera diadakan, agar deteksi dini dilakukan dan tidak terjadi kecolongan," pungkas dia.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah Sirajuddin mengharapkan vaksinasi bisa terus digenjot untuk mengantisipasi varian Omicron.
"Karena sebenarnya setiap varian dari Covid, apapun variannya salah satu ikhtiar kita adalah vaksin," ujarnya.
Salah satu upaya Pemkot Makassar adalah melaksanakan vaksinasi dosis ketiga atau booster yang akan diberikan ke kalangan rentan, yaitu lansia.
"Sebenarnya booster ini adalah bagaimana agar imunitas kita lebih kuat lagi," tutur dia.
(agn)