Cerita Pengrajin Rotan Menanti Bantuan di Tengah Wabah Covid-19

Kamis, 23 April 2020 - 14:04 WIB
loading...
Cerita Pengrajin Rotan Menanti Bantuan di Tengah Wabah Covid-19
Cerita pengrajin rotan menanti bantuan di tengah wabah Covid-19. Foto SINDOnews
A A A
LUBUKLINGGAU - Semenjak pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan social distancing guna pencegahan Covid-19, tidak terkecuali di Kota Lubuklinggau, pengrajin rotan mulai merasakan dampaknya.

Salah satunya yang merasakan dampak tersebut adalah Anto, pengarajin rotan. Warga RT 6, Kelurahan Jawa Kiri, Kecamatan Lubuklinggau ini, sangat merasakan dampak dari maraknya virus corona ini.

"Karena covid ini, usaha saya sangat terkena dampak, apalagi kesaharian saya hanya jadi pengrajin rotan dan karena maraknya virus corona ini kerajinan kami ini tidak ada yang mau beli," kara Anto, Kamis (23/4/2020).

Sedangkan untuk beralih propesi ke pekerjaan yang lain, sungguh tidak mudah buat dirinya, sebab ia tidak memiliki keahlian yang lain selain sebagai pengrajin rotan yang sudah ditekuninnya sejak kecil.

Anto mengaku, dirinya bingung, tidak tahu mau berbuat apa untuk mensiasati kebutuhan hidup keluarganya. Usaha rumahan satu-satunya untuk menyambung hidup kini tak bisa diharapkan selama masa pandemi virus corona.

Selain itu, dia kecewa dengan pemerintah, sebab saat pembagian sembako kemarin, dirinya belum mendapatkan bagian. Ia juga menilai pembagian sembako tidak adil. Kalau ukurannya adalah warga yang terdampak, dia mengaku, dirinya termasuk yang mengalami dampak. Tapi justru tidak mendapat paket bantuan.

"Kami sudah menyerahkan data, sedangkan yang dibagikan kemarin merupakan data yang lama, Kami ketahui setelah bertanya ke posko Covid-19, dan rencananya kami akan dapat pada tahap kedua. Padahal kami sangat berharap dapat bantuan di tahap pertama ini. Apalagi, untuk mencukupi kebutuhan keluarga saat ini sangat berat,” paparnya.

Sementara Walikota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe mengatakan, dirinya meminta masyarakat yang belum mendapatkan sembako untuk bersabar. "Yang belum dapat akan dibagikan. Kita bertahap dan beguyur," kata Prana.

Pembagian sembako ini, menurutnya, merupakan rejeki untuk orang yang miskin. Misal pedagang rumahnya besar dan sebagainya tetap ia dikasih untuk saat ini. Karena suatu saat dagangannya diminta untuk tutup, tentu akan terdampak.

"Memang aku juga mendapatkan masukan seperti tukang orgen tidak main. Banyak lagi yang lain yang berkaitan dengan covid ini ya sabar. Jadi kalau ada hal-hal yang terjadi riak-ria di masyarakat itu wajar saja, tapi perlu kita lihat secara eseluruan," tutupnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2415 seconds (0.1#10.140)