Sesditjen Perkeretaapian Tinjau Siding Track Menuju Pabrik Semen Tonasa
loading...
A
A
A
Ia mengimbuhkan seiring dengan hampir rampungnya proyek KA, pihaknya telah membuat rencana operasi tahap awal. Untuk operasi tahap I, main line-nya meliputi segmen I, segmen II dan segmen III. Lalu, ada siding track meliputi segmen VI yakni siding Tonasa dan Garongkong. Panjang lintasan mencapai 115 kilometer dan terdiri 14 stasiun.
"Untuk operasi tahap I nantinya, tujuannya ada dua. Pertama, angkutan barang dari dan ke Pelabuhan Garongkong menuju Pabrik Tonasa. Kedua, angkutan penumpang Stasiun Mandai di Maros - Stasiun Palanro di Barru," ungkapnya.
Lebih jauh, ia menjelaskan lebar jalan rel KA rute Makassar-Parepare mencapai 1.435 mm untuk mengakomodir potensi angkutan barang. Kebutuhan lebar lahan diakuinya berkisar kurang lebih 50 meter, dengan mempertimbangkan pertimbangan jalur ganda kereta api.
Tidak cuma berfokus merampungkan jalur KA rute Makassar-Parepare , Amanna Gappa menyebut pihaknya juga sedang berupaya merampungkan sejumlah fasilitas penunjang. Hal itu meliputi sejumlah stasiun, depo lokomotif dan balaiyasa. Khusus depo lokomotif dan balaiyasa hanya dibangun di Maros.
Koordinator Kelompok Perencanaan Bagren DJKA, Nurhadi Unggul W, menuturkan kunjungan itu secara spesifik dilakukan guna memastikan progres pembangunan proyek KA Trans Sulawesi sudah sesuai perencanaan. Baik itu untuk jalur KA maupun stasiun KA ingin dipastikan pihaknya dibangun sesuai perencanaan, mulai dari lokasi hingga denah maupun desainnya.
"Ini tinjauan lapangan biasa, ya untuk memastikan progres pembangunan KA sudah sesuai dengan perencanaan," kata Nurhadi.
Sementara itu, Sesditjen Perkeretaapian, Zulmafendi, menyampaikan kunjungan yang dilakukan di Maros dan Pangkep guna mengecek progres proyek KA Trans Sulawesi . Terlebih, operasi KA di Sulsel ditargetkan sudah bisa dilakukan pada tahun ini, paling tidak untuk melayani angkutan barang.
"Pemerintah Pusat dalam hal ini Kemenhub menaruh perhatian besar percepatan penyelesaian pembangunan jalur atau rel KA Trans Sulawesi rute Makassar-Parepare . Ini merupakan PSN yang tentunya mesti menjadi atensi bersama, butuh sinergitas dan kolaborasi semua pihak," tukasnya.
"Untuk operasi tahap I nantinya, tujuannya ada dua. Pertama, angkutan barang dari dan ke Pelabuhan Garongkong menuju Pabrik Tonasa. Kedua, angkutan penumpang Stasiun Mandai di Maros - Stasiun Palanro di Barru," ungkapnya.
Lebih jauh, ia menjelaskan lebar jalan rel KA rute Makassar-Parepare mencapai 1.435 mm untuk mengakomodir potensi angkutan barang. Kebutuhan lebar lahan diakuinya berkisar kurang lebih 50 meter, dengan mempertimbangkan pertimbangan jalur ganda kereta api.
Tidak cuma berfokus merampungkan jalur KA rute Makassar-Parepare , Amanna Gappa menyebut pihaknya juga sedang berupaya merampungkan sejumlah fasilitas penunjang. Hal itu meliputi sejumlah stasiun, depo lokomotif dan balaiyasa. Khusus depo lokomotif dan balaiyasa hanya dibangun di Maros.
Koordinator Kelompok Perencanaan Bagren DJKA, Nurhadi Unggul W, menuturkan kunjungan itu secara spesifik dilakukan guna memastikan progres pembangunan proyek KA Trans Sulawesi sudah sesuai perencanaan. Baik itu untuk jalur KA maupun stasiun KA ingin dipastikan pihaknya dibangun sesuai perencanaan, mulai dari lokasi hingga denah maupun desainnya.
"Ini tinjauan lapangan biasa, ya untuk memastikan progres pembangunan KA sudah sesuai dengan perencanaan," kata Nurhadi.
Sementara itu, Sesditjen Perkeretaapian, Zulmafendi, menyampaikan kunjungan yang dilakukan di Maros dan Pangkep guna mengecek progres proyek KA Trans Sulawesi . Terlebih, operasi KA di Sulsel ditargetkan sudah bisa dilakukan pada tahun ini, paling tidak untuk melayani angkutan barang.
"Pemerintah Pusat dalam hal ini Kemenhub menaruh perhatian besar percepatan penyelesaian pembangunan jalur atau rel KA Trans Sulawesi rute Makassar-Parepare . Ini merupakan PSN yang tentunya mesti menjadi atensi bersama, butuh sinergitas dan kolaborasi semua pihak," tukasnya.
(tri)