Kisah Serangan Berdarah Sekutu Sriwijaya saat Berlangsung Resepsi Pernikahan Airlangga
loading...
A
A
A
Kekalahan Airlangga dari raja wanita tersebut, juga termuat dalam Prasasti Terep berangka tahun 1032 Masehi. Kehancuran itu tak membuat Airlangga surut langkah. Berdasarkan Prasasti Kamalagyan tahun 1037 Masehi, Airlangga kembali menyusun kekuatan, dan mendirikan istana baru di Kahuripan, atau sekaran di sekitar Kabupaten Sidoarjo.
Dari istana baru itu, Airlangga mampu menyusun kekuatan dahsyat, sehingga mampu menghancurkan Ratu Lodoyong, pada tahun 1032. Dibantu Mpu Narotama, masih pada tahun 1032 Airlangga akhirnya mampu menghancurkan Raja Wurawari yang pernah menghancurkan pesta pernikahannya.
Upaya melanggengkan kekuasaan terus dilanjutkan Airlangga, dengan menghancurkan Raja Wengker, Wijayawarma, pada tahun 1035 Masehi. Panaklukkan ini diwarnai dengan pembunuhan Wijayawarma oleh rakyatnya sendiri secara beramai-ramai.
Airlangga merupakan putra pasangan Udayana dari Bali, dengan istrinya Mahendratta yang masih keturunan Mataram Kuno. Airlangga dilahirkan sekitar tahun 990 Masehi, dan wafat pada tahun 1049 Masehi.
Dari buah perkawinannya, Airlangga dikaruniai tiga putra, yakni Sanggramawijaya Tunggadewi, Mapanji Garasakan, Sri Samarawijaya. Airlangga menjadi pendiri dan sekaligus satu-satunya raja Kahuripan, yang berkuasa pada 1009-1042 Masehi.
Kerajaan Kahuripan merupakan lanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur, atau juga disebut Kerajaan Medang. Dikutip dari buku "Airlangga Biografi Raja Pembaru Jawa Abad XI" karya Ninie Susanti, ada beberapa langkah visioner yang dilakukan Airlangga usai dinyatakan menjadi raja oleh para pendeta dan rakyatnya.
Kebijakan-kebijakan yang ditempuh Airlangga dalam memerintah Kerajaan Kahuripan ini digambarkan melalui beberapa prasasti, seperti Prasasti Cane, Baru, Terep, Kamalagyan, Turunhyang A.
Beberapa kebijakan konon disebut prasasti itu tak lazim pada kerajaan masa itu. Penyederhanaan sistem birokrasi pejabat pemerintahan diambil oleh Airlangga. selain itu Airlangga memberi perhatian besar kepada kesejahteraan rakyat.
Dari istana baru itu, Airlangga mampu menyusun kekuatan dahsyat, sehingga mampu menghancurkan Ratu Lodoyong, pada tahun 1032. Dibantu Mpu Narotama, masih pada tahun 1032 Airlangga akhirnya mampu menghancurkan Raja Wurawari yang pernah menghancurkan pesta pernikahannya.
Upaya melanggengkan kekuasaan terus dilanjutkan Airlangga, dengan menghancurkan Raja Wengker, Wijayawarma, pada tahun 1035 Masehi. Panaklukkan ini diwarnai dengan pembunuhan Wijayawarma oleh rakyatnya sendiri secara beramai-ramai.
Airlangga merupakan putra pasangan Udayana dari Bali, dengan istrinya Mahendratta yang masih keturunan Mataram Kuno. Airlangga dilahirkan sekitar tahun 990 Masehi, dan wafat pada tahun 1049 Masehi.
Dari buah perkawinannya, Airlangga dikaruniai tiga putra, yakni Sanggramawijaya Tunggadewi, Mapanji Garasakan, Sri Samarawijaya. Airlangga menjadi pendiri dan sekaligus satu-satunya raja Kahuripan, yang berkuasa pada 1009-1042 Masehi.
Kerajaan Kahuripan merupakan lanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur, atau juga disebut Kerajaan Medang. Dikutip dari buku "Airlangga Biografi Raja Pembaru Jawa Abad XI" karya Ninie Susanti, ada beberapa langkah visioner yang dilakukan Airlangga usai dinyatakan menjadi raja oleh para pendeta dan rakyatnya.
Kebijakan-kebijakan yang ditempuh Airlangga dalam memerintah Kerajaan Kahuripan ini digambarkan melalui beberapa prasasti, seperti Prasasti Cane, Baru, Terep, Kamalagyan, Turunhyang A.
Beberapa kebijakan konon disebut prasasti itu tak lazim pada kerajaan masa itu. Penyederhanaan sistem birokrasi pejabat pemerintahan diambil oleh Airlangga. selain itu Airlangga memberi perhatian besar kepada kesejahteraan rakyat.
Baca Juga