PKS Wajo Ajak Kalangan Milenial Terjun ke Dunia Politik
loading...
A
A
A
WAJO - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Wajo menggelar workshop pendidikan politik di Cafe dan Resto Kilometer 10, Kecamatan Sabbangparu, Kabupaten Wajo, Selasa (28/12/2021).
"Peran Kaum Milenial Dalam Politik Wajo"diangkat sebagai tema workshop pendidikan politik tersebut.
Baca Juga: milenial
"Selama ini banyak kaum milenial menganggap politik itu kotor, olehnya itu dalam workshop ini kami akan berupaya melakukan pendekatan serta memberi edukasi agar peran perpolitikan kaum milenial dapat memberikan kontribusi positif dalam merubah stigma negatif dunia perpolitikan," ujarnya kepada SINDOnews.
Menurut Anggota Komisi IV DPRD Wajo itu, anggapan tentang politik itu kotor harus dihilangkan, sebab politik itu mulia. Melalui jalur politik, banyak hal yang dapat dilakukan seseorang untuk membantu masyarakat.
"Selama ini yang mengotori politik hanyalah oknum. Politik itu mulia. Banyak sesuatu yang dapat kita berikan ke masyarakat melalui politik. Saya sepakat kalau politik uang itu kotor dan tidak boleh dilakukan, tetapi harus digaris bawahi politik juga butuh cost untuk membiayai operasional tim pemenang," terangnya.
Baca Juga: milenial
Berdasarkan data yang diperoleh Kesbangpol Kabupaten Wajo, jumlah pemilih dari kalangan milenial di Kabupaten Wajo mencapai 50%. Sehingga peran aktif milenial dalam mengubah sistem perpolitikan sangat dibutuhkan.
"Melalui peran kaum milenial , politik uang dan segala macam sistem politik yang dianggap kotor dapat diubah. Jika kaum milenial tidak terpengaruh dengan politik uang, maka saya yakin sistem perpolitikan dapat berjalan sesuai yang kita harapkan," katanya.
Olehnya itu melalui workshop pendidikan politik ini, ia mengajak kaum milenial tidak canggung untuk terjun ke dunia politik.
Baca Juga: milenial
"Saya mengajak kepada untuk kaum milenial untuk menentang dan tidak terpengaruh dengan politik uang. Sebab dengan cara itu, sedikit demi sedikit kita dapat memperbaiki sistem perpolitikan di Indonesia," pungkasnya.
"Peran Kaum Milenial Dalam Politik Wajo"diangkat sebagai tema workshop pendidikan politik tersebut.
Baca Juga: milenial
"Selama ini banyak kaum milenial menganggap politik itu kotor, olehnya itu dalam workshop ini kami akan berupaya melakukan pendekatan serta memberi edukasi agar peran perpolitikan kaum milenial dapat memberikan kontribusi positif dalam merubah stigma negatif dunia perpolitikan," ujarnya kepada SINDOnews.
Menurut Anggota Komisi IV DPRD Wajo itu, anggapan tentang politik itu kotor harus dihilangkan, sebab politik itu mulia. Melalui jalur politik, banyak hal yang dapat dilakukan seseorang untuk membantu masyarakat.
"Selama ini yang mengotori politik hanyalah oknum. Politik itu mulia. Banyak sesuatu yang dapat kita berikan ke masyarakat melalui politik. Saya sepakat kalau politik uang itu kotor dan tidak boleh dilakukan, tetapi harus digaris bawahi politik juga butuh cost untuk membiayai operasional tim pemenang," terangnya.
Baca Juga: milenial
Berdasarkan data yang diperoleh Kesbangpol Kabupaten Wajo, jumlah pemilih dari kalangan milenial di Kabupaten Wajo mencapai 50%. Sehingga peran aktif milenial dalam mengubah sistem perpolitikan sangat dibutuhkan.
"Melalui peran kaum milenial , politik uang dan segala macam sistem politik yang dianggap kotor dapat diubah. Jika kaum milenial tidak terpengaruh dengan politik uang, maka saya yakin sistem perpolitikan dapat berjalan sesuai yang kita harapkan," katanya.
Olehnya itu melalui workshop pendidikan politik ini, ia mengajak kaum milenial tidak canggung untuk terjun ke dunia politik.
Baca Juga: milenial
"Saya mengajak kepada untuk kaum milenial untuk menentang dan tidak terpengaruh dengan politik uang. Sebab dengan cara itu, sedikit demi sedikit kita dapat memperbaiki sistem perpolitikan di Indonesia," pungkasnya.
(luq)