Obat Apps Gandeng AFI Yogyakarta Lahirkan Pharmapreneur
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Kerjasama antara Obat Apps dengan Akademi Farmasi Indonesia (AFI) Yogyakarta ini ditandai dengan penandatanganan MoU hibah riset penelitian oleh Apt. Andi Wijaya, S.Far, M.Farm, Direktur AFI Yogyakarta dan Chief Marketing Obat Apps, Saiful Robbani di Hotel Royal Malioboro, Selasa, (7/12/2021).
Tujuannya untuk mendorong tenaga farmasi menjadi pharmapreneur. Pasalnya, saat ini belum banyak tenaga farmasi yang melakukan wirausaha padahal produk farmasi merupakan barang yang banyak dicari saat ini.
Andi berharap output mahasiswa yang terjun ke dunia usaha melalui program pharmapreneur ini meningkat dari 3% menjadi 5% pada 2022 mendatang.
Oleh karena itu, ia mengatakan perlu adanya pendampingan dan hibah kewirausahaan yang masuk ke bahan ajar. P
Pendampingan dan hibah kewirausahaan tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan teknologi bahan alam yang sedang digiatkan oleh AFI Yogyakarta melalui penelitian dosen, mahasiswa, serta pharmapreneur sehingga dapat mendorong produksi dan eksekusi hasil penelitian yang telah ada.
“Harapannya, mahasiswa bisa menjadi pengusaha dan memasarkan produknya setelah lulus kuliah,” ujarnya.
Berdasarkan data tracer study yang disampaikan oleh Andi, sebanyak 96% lulusan kampus AFI Yogyakarta terserap menjadi tenaga kerja kefarmasian sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari dengan waktu tunggu yang relatif singkat.
“Kami selalu mempertahankan kualitas lulusannya dari akademis maupun softskill, bahkan capaian hasil Ujian Kompetensi (UKOM) pun meduduki posisi 3 besar skala nasional,” ungkapnya.
Selain itu, penilaian masyarakat terhadap kampus juga bagus dari sisi manajerial dan pelayanan kefarmasian yang mencapai angka 88 poin. Sehingga praktik farmasi komunitas berjalan dengan baik. Baca: Rumah Warga Ambruk di Bantaran Sungai Buntung Sleman.
Saiful menambahkan, kini mahasiswa farmasi bisa mengakses bahan pembelajaran yang sudah sesuai dengan kurikulum nasional melalui aplikasi Obat Apps.
Terlebih sudah didukung dengan sistem yang terintegrasi sehingga diharapkan dapat merangsang ide-ide penelitian selanjutnya.
Ia juga mengatakan peningkatan kemampuan riset dan pharmaprenuer ini dilakukan agar mereka siap untuk menghadapi tantangan dan disrupsi percepatan revolusi industry 4.0 di bidang farmasi. Baca Juga: Datangi Polres Banyumas, Ayah Ini Akui Korban Tabrak Lari Adalah Anaknya.
“Entrepreneur di bidang farmasi dengan basis inovasi dan teknologi diharapkan dapat menjawab tantangan pada masa mendatang,” ujarnya.
Melihat intake, output dan system kampus AFI Yogyakarta yang stabil, Obat Apps berencana untuk membuat apotek permodelan dan inkubator mahasiswa. “Semoga ini bisa menjadi percontohan nasional ke depannya,” pungkas Saiful.
Tujuannya untuk mendorong tenaga farmasi menjadi pharmapreneur. Pasalnya, saat ini belum banyak tenaga farmasi yang melakukan wirausaha padahal produk farmasi merupakan barang yang banyak dicari saat ini.
Andi berharap output mahasiswa yang terjun ke dunia usaha melalui program pharmapreneur ini meningkat dari 3% menjadi 5% pada 2022 mendatang.
Oleh karena itu, ia mengatakan perlu adanya pendampingan dan hibah kewirausahaan yang masuk ke bahan ajar. P
Pendampingan dan hibah kewirausahaan tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan teknologi bahan alam yang sedang digiatkan oleh AFI Yogyakarta melalui penelitian dosen, mahasiswa, serta pharmapreneur sehingga dapat mendorong produksi dan eksekusi hasil penelitian yang telah ada.
“Harapannya, mahasiswa bisa menjadi pengusaha dan memasarkan produknya setelah lulus kuliah,” ujarnya.
Berdasarkan data tracer study yang disampaikan oleh Andi, sebanyak 96% lulusan kampus AFI Yogyakarta terserap menjadi tenaga kerja kefarmasian sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari dengan waktu tunggu yang relatif singkat.
“Kami selalu mempertahankan kualitas lulusannya dari akademis maupun softskill, bahkan capaian hasil Ujian Kompetensi (UKOM) pun meduduki posisi 3 besar skala nasional,” ungkapnya.
Selain itu, penilaian masyarakat terhadap kampus juga bagus dari sisi manajerial dan pelayanan kefarmasian yang mencapai angka 88 poin. Sehingga praktik farmasi komunitas berjalan dengan baik. Baca: Rumah Warga Ambruk di Bantaran Sungai Buntung Sleman.
Saiful menambahkan, kini mahasiswa farmasi bisa mengakses bahan pembelajaran yang sudah sesuai dengan kurikulum nasional melalui aplikasi Obat Apps.
Terlebih sudah didukung dengan sistem yang terintegrasi sehingga diharapkan dapat merangsang ide-ide penelitian selanjutnya.
Ia juga mengatakan peningkatan kemampuan riset dan pharmaprenuer ini dilakukan agar mereka siap untuk menghadapi tantangan dan disrupsi percepatan revolusi industry 4.0 di bidang farmasi. Baca Juga: Datangi Polres Banyumas, Ayah Ini Akui Korban Tabrak Lari Adalah Anaknya.
“Entrepreneur di bidang farmasi dengan basis inovasi dan teknologi diharapkan dapat menjawab tantangan pada masa mendatang,” ujarnya.
Melihat intake, output dan system kampus AFI Yogyakarta yang stabil, Obat Apps berencana untuk membuat apotek permodelan dan inkubator mahasiswa. “Semoga ini bisa menjadi percontohan nasional ke depannya,” pungkas Saiful.
(nag)