Gunung Semeru Naik Level Siaga, Warga Kosongkan Rumah dan Kemasi Harta Benda
loading...
A
A
A
LUMAJANG - Warga Desa Bondeli Utara mulai mengosongkan rumah mereka menyusul naiknya status Gunung Semeru ke level siaga. Barang-barang mereka juga mulai dikemasi dipindah ke lokasi yang aman. Pemandangan ini terlihat di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Mereka dibantu oleh tim evakuasi dan relawan bahu - membahu menyelamatkan barang - barangnya untuk dibawa ke tempat yang lebih aman.
Baca juga: Akhir Masa Tanggap Darurat Bencana Gunung Semeru, Relawan Gelar Tahlil Buat Korban Hilang
Warga Desa Bondeli Utara, Desa Sumberwuluh Ahmad memilih mulai mengosongkan rumahnya karena sering terendam banjir lahar dingin dari Gunung Semeru. Ia memilih terlebih dahulu mengevakuasi barangnya, sambil menunggu instruksi pemerintah terkait relokasi perkampungan.
"juga amankan semua barang di dalam rumah, karena dari pada rusak sering terendam banjir lahar dingin Semeru. Maka sementara kita tinggalkan kampung halaman ini sambil menunggu instruksi apakah direlokasi atau tidak nunggu dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat," ucap Ahmad ditemui, Jumat (17/12/2021).
"Untuk sementara, kita tinggalkan perkampungan yang selama ini ditempati. Sambil menunggu instruksi dari pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat untuk ke depannya," imbuhnya.
Baca juga: Gunung Semeru Bergolak, Awan Panas dan Aliran Lahar Bisa Capai 17 Km dari Puncak
Hal serupa dilakukan Sugianto, warga Bondeli Utara, Desa Sumberwuluh, yang juga mulai mengevakuasi barangnya. Dengan menggunakan mobil pick-up bakal terbuka, pria berusia 47 tahun ini mengevakuasi barang dari rumah yang tergenang aliran lahar dingin Gunung Semeru.
"Kampung halaman saya sudah tidak aman. Maka dengan berat hati, rumah dan kampung halaman ini kami ditinggalkan," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Gunung Semeru naik ke level siaga atau level tiga. Keputusan jni diambil setelah adanya peningkatan aktivitas vulkanik, baik kegempaan, guguran awan panas, hingga banjir lahar dingin yang disebabkan hujan deras yang kerap melanda di puncak Gunung Semeru.
PVMBG juga menyebut guguran awan panas yang dan lava pijar yang keluar pada Sabtu 4 Desember 2021 juga membuat terbentuknya lidah lava yang sewaktu-waktu bisa runtuh. Tak hanya terlihat puncak Gunung Semeru juga tampak terbuka lebar pasca erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu 4 Desember 2021 pukul 15.20 WIB.
Mereka dibantu oleh tim evakuasi dan relawan bahu - membahu menyelamatkan barang - barangnya untuk dibawa ke tempat yang lebih aman.
Baca juga: Akhir Masa Tanggap Darurat Bencana Gunung Semeru, Relawan Gelar Tahlil Buat Korban Hilang
Warga Desa Bondeli Utara, Desa Sumberwuluh Ahmad memilih mulai mengosongkan rumahnya karena sering terendam banjir lahar dingin dari Gunung Semeru. Ia memilih terlebih dahulu mengevakuasi barangnya, sambil menunggu instruksi pemerintah terkait relokasi perkampungan.
"juga amankan semua barang di dalam rumah, karena dari pada rusak sering terendam banjir lahar dingin Semeru. Maka sementara kita tinggalkan kampung halaman ini sambil menunggu instruksi apakah direlokasi atau tidak nunggu dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat," ucap Ahmad ditemui, Jumat (17/12/2021).
"Untuk sementara, kita tinggalkan perkampungan yang selama ini ditempati. Sambil menunggu instruksi dari pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat untuk ke depannya," imbuhnya.
Baca juga: Gunung Semeru Bergolak, Awan Panas dan Aliran Lahar Bisa Capai 17 Km dari Puncak
Hal serupa dilakukan Sugianto, warga Bondeli Utara, Desa Sumberwuluh, yang juga mulai mengevakuasi barangnya. Dengan menggunakan mobil pick-up bakal terbuka, pria berusia 47 tahun ini mengevakuasi barang dari rumah yang tergenang aliran lahar dingin Gunung Semeru.
"Kampung halaman saya sudah tidak aman. Maka dengan berat hati, rumah dan kampung halaman ini kami ditinggalkan," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Gunung Semeru naik ke level siaga atau level tiga. Keputusan jni diambil setelah adanya peningkatan aktivitas vulkanik, baik kegempaan, guguran awan panas, hingga banjir lahar dingin yang disebabkan hujan deras yang kerap melanda di puncak Gunung Semeru.
PVMBG juga menyebut guguran awan panas yang dan lava pijar yang keluar pada Sabtu 4 Desember 2021 juga membuat terbentuknya lidah lava yang sewaktu-waktu bisa runtuh. Tak hanya terlihat puncak Gunung Semeru juga tampak terbuka lebar pasca erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu 4 Desember 2021 pukul 15.20 WIB.
(msd)