Elektrifikasi PLN, Mendulang Emas di Kebun Naga

Rabu, 15 Desember 2021 - 08:03 WIB
loading...
A A A
Hingga Oktober 2021, tercatat ada 8.592 pelanggan di Jawa Barat telah bergabung pada program ini. PLN mencatat penambahan sekitar 13,81 persen menjadi 1.574 pelanggan dari bulan sebelumnya sebanyak 1.383 pelanggan.

Dari ribuan pelanggan yang menggunakan listrik sebagai penopang usahanya, mayoritas didominasi sektor peternakan sebanyak 59%, pertanian 20%, perikanan 16%, sementara perkebunan 5%. Pelanggan kategori electrifying agriculture, konsumsi tertinggi adalah sektor peternakan sebesar 30.414.767 kWh; pertanian 11.299.705 kWh; perikanan 8.857.658 kWh; dan perkebunan 638.711 kWh.

Elektrifikasi PLN, Mendulang Emas di Kebun Naga


Dorong Ekonomi

Program electrifying agriculture yang digagas PLN telah memberi dampak ekonomi yang sangat signifikan bagi daerah sekitarnya. Banyak multiplier effect yang dirasakan warga atas kehadiran kawasan agrowisata.

Imbasnya, minat petani menggunakan energi listrik juga terus meningkat. Hal itu tampak pada terus bertambahnya petani yang beralih memanfaatkan listrik sebagai penunjang aktivitasnya.

Tercatat jumlah pelanggan electrifying agriculture di Garut mencapai 451 pelanggan. Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya. PLN mencatat tingkat konsumsi listrik juga terus meningkat hingga 1.321.182 kWh, hanya dari program electrifying agriculture.

"Kami PLN, mencoba berpartisipasi aktif mengembangkan ekonomi masyarakat melalui peningkatan produktivitas petani. Sehingga kesejahteraan para petani diharapkan akan semakin baik," kata Manager PLN Unit Pengendali (UP) 3 Garut Nurhidayanto Nugroho.

Multiplier effect program electrifying agriculture juga diakui pengelola Kebun Naga Poernama. Menurut Milani, sejak dibuka 2017 lalu, pihaknya telah menyerap belasan tenaga kerja. Khusus untuk petani, Kebun Naga Poernama mendatangkan tenaga kerja dari Jember, Jawa Timur. Sementara tenaga kerja lainnya untuk mengelola resto dan wisata, memaksimalkan warga sekitar.

"Sejak 2020 lalu, tepatnya saat kami mulai membuka resto dan destinasi wisata, pekerja yang terlibat di perkebunan ini bertambah. Awalnya hanya dikelola oleh belasan orang, sekarang menjadi 22 orang. Mayoritas pekerja adalah warga sekitar Garut," kata dia.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1633 seconds (0.1#10.140)