Banjir Landa 11 Kecamatan, Pemkab Wajo Tetapkan Status Darurat Bencana
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo menaikkan status siaga bencana menjadi darurat bencana setelah banjir melanda 11 kecamatan di daerah tersebut. Status darurat bencana ini belaku selama 14 hari ke depan.
Bupati Wajo, Amran Mahmud, mengatakan pihaknya merasa perlu menaikkan status bencana lantaran banjir yang terjadi semakin meluas. "Kita berlakukan masa darurat bencana selama 14 hari, dimulai tanggal 7 kemarin," kata Amran, saat menggelar konferensi pers, Senin (8/6/2020).
Adapun 11 kecamatan di Wajo yang terdampak banjir meliputi Tempe, Belawa, Sabbangparu, Pammana, Tanasitolo, Bola, Takkalalla, Sajoanging, Majauleng, Pitumpanua dan Keera. Dari 11 kecamatan tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wajo mencatat ada 11.592 kepala keluarga yang terdampak.
"Waktu banjir pertama 19 Mei lalu di delapan kecamatan itu tercatat ada enam ribuan lebih KK, dan banjir 6 Juni kemarin di Pitumpanua dan Keera itu ada lima ribuan lebih KK yang terdampak," kata Amran.
Baca Juga: Lebaran Hari Kedua, Banjir Rendam Ratusan Rumah Warga di Wajo
Bahkan, Amran menyebut banjir terakhir yang terjadi di Kecamatan Keera dan Kecamatan Pitumpanua adalah banjir tahunan terbesar dalam 10 tahun terakhir. "Selain banjir ini, kita juga masih terus melakukan pencarian terhadap nelayan kita yang hilang di Teluk Bone," katanya.
Banjir tahunan kali ini tak cuma merendam puluhan ribu rumah, tapi juga kantor pemerintahan, sarana pendidikan, sarana ibadah, akses jalan, tambak, sawah dan perkebunan warga. "Kita masih lakukan asesment dan pendataan, agar kita bisa memetakan bantuan yang bisa disalurkan ke masyarakat," pungkasnya.
Bupati Wajo, Amran Mahmud, mengatakan pihaknya merasa perlu menaikkan status bencana lantaran banjir yang terjadi semakin meluas. "Kita berlakukan masa darurat bencana selama 14 hari, dimulai tanggal 7 kemarin," kata Amran, saat menggelar konferensi pers, Senin (8/6/2020).
Adapun 11 kecamatan di Wajo yang terdampak banjir meliputi Tempe, Belawa, Sabbangparu, Pammana, Tanasitolo, Bola, Takkalalla, Sajoanging, Majauleng, Pitumpanua dan Keera. Dari 11 kecamatan tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wajo mencatat ada 11.592 kepala keluarga yang terdampak.
"Waktu banjir pertama 19 Mei lalu di delapan kecamatan itu tercatat ada enam ribuan lebih KK, dan banjir 6 Juni kemarin di Pitumpanua dan Keera itu ada lima ribuan lebih KK yang terdampak," kata Amran.
Baca Juga: Lebaran Hari Kedua, Banjir Rendam Ratusan Rumah Warga di Wajo
Bahkan, Amran menyebut banjir terakhir yang terjadi di Kecamatan Keera dan Kecamatan Pitumpanua adalah banjir tahunan terbesar dalam 10 tahun terakhir. "Selain banjir ini, kita juga masih terus melakukan pencarian terhadap nelayan kita yang hilang di Teluk Bone," katanya.
Banjir tahunan kali ini tak cuma merendam puluhan ribu rumah, tapi juga kantor pemerintahan, sarana pendidikan, sarana ibadah, akses jalan, tambak, sawah dan perkebunan warga. "Kita masih lakukan asesment dan pendataan, agar kita bisa memetakan bantuan yang bisa disalurkan ke masyarakat," pungkasnya.
(tri)