Pejabat Pertahanan AS Sebut Gedung Putih Tarik Pasukan dari Jerman
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Gedung Putih telah meminta pengurangan substansial personil militer Amerika Serikat (AS) yang ditempatkan di Jerman. Hal itu diungkapkan seorang pejabat pertahanan AS.
Pejabat itu mengatakan bahwa ukuran pasti dari pengurangan itu belum diputuskan tetapi untuk sementara direncanakan sebanyak 9.500 personil. Perintah formal untuk mulai memindahkan pasukan belum ini diberikan tetapi diharapkan akan segera keluar.
Untuk diketahui, ada sekitar 34.000 tentara AS yang ditempatkan di Jerman. Laporan ini pertama kali muncul di The Wall Street Journal yang dikutip CNN, Sabtu (6/6/2020). Terkait laporan ini, seorang juru bicara Pentagon merujuk CNN ke Dewan Keamanan Nasional, yang belum menanggapi permintaan komentar.
Sementara para pejabat pertahanan telah mempertimbangkan memindahkan beberapa pasukan dari Jerman di masa lalu, beberapa pejabat AS dan NATO mengatakan kepada CNN bahwa ukuran dan waktu pengurangan itu tidak terduga.
NATO merujuk pertanyaan tentang pengurangan ke pemerintah AS. Militer AS telah menempatkan pasukan di Jerman sejak akhir Perang Dunia Kedua. Kehadiran mereka di garis depan Perang Dingin membantu mencegah Uni Soviet melancarkan serangan terhadap anggota NATO.
Sementara jumlah pasukan AS di Jerman telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, pangkalan AS di negara itu terus digunakan oleh militer karena lokasinya strategis dan keberadaan infrastruktur pertahanan AS seperti pangkalan udara dan fasilitas medis.
Jika pasukan AS sepenuhnya meninggalkan Jerman, penarikan itu dapat dipandang sebagai pukulan telah bagi NATO. Pasalnya, banyak negara anggota NATO yang terus menyatakan keprihatinan tentang ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia yang telah menggunakan kekuatan militer terhadap Ukraina di tahun terakhir.
Banyak sekutu Eropa secara terbuka mempertanyakan komitmen Trump terhadap NATO yang menurutnya sudah usang selama kampanyenya sebagai presiden.
Sementara Trump telah mengubah nadanya, mengklaim negara-negara anggota NATO meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka, ia terus mengecam Jerman. (Baca:Upacara Mengenang George Floyd Berjalan Damai, WNI dalam Kondisi Aman)
Sementara para pejabat NATO mengatakan bahwa tekanan Trump telah berkontribusi pada pertumbuhan pengeluaran pertahanan, mereka sebelumnya juga menunjuk peningkatan pasukan militer AS di Eropa sebagai indikasi komitmen Washington yang terus-menerus terhadap aliansi, sebuah narasi bahwa pengurangan besar pasukan di Jerman dapat merusak hal itu.
Pejabat itu mengatakan bahwa ukuran pasti dari pengurangan itu belum diputuskan tetapi untuk sementara direncanakan sebanyak 9.500 personil. Perintah formal untuk mulai memindahkan pasukan belum ini diberikan tetapi diharapkan akan segera keluar.
Untuk diketahui, ada sekitar 34.000 tentara AS yang ditempatkan di Jerman. Laporan ini pertama kali muncul di The Wall Street Journal yang dikutip CNN, Sabtu (6/6/2020). Terkait laporan ini, seorang juru bicara Pentagon merujuk CNN ke Dewan Keamanan Nasional, yang belum menanggapi permintaan komentar.
Sementara para pejabat pertahanan telah mempertimbangkan memindahkan beberapa pasukan dari Jerman di masa lalu, beberapa pejabat AS dan NATO mengatakan kepada CNN bahwa ukuran dan waktu pengurangan itu tidak terduga.
NATO merujuk pertanyaan tentang pengurangan ke pemerintah AS. Militer AS telah menempatkan pasukan di Jerman sejak akhir Perang Dunia Kedua. Kehadiran mereka di garis depan Perang Dingin membantu mencegah Uni Soviet melancarkan serangan terhadap anggota NATO.
Sementara jumlah pasukan AS di Jerman telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, pangkalan AS di negara itu terus digunakan oleh militer karena lokasinya strategis dan keberadaan infrastruktur pertahanan AS seperti pangkalan udara dan fasilitas medis.
Jika pasukan AS sepenuhnya meninggalkan Jerman, penarikan itu dapat dipandang sebagai pukulan telah bagi NATO. Pasalnya, banyak negara anggota NATO yang terus menyatakan keprihatinan tentang ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia yang telah menggunakan kekuatan militer terhadap Ukraina di tahun terakhir.
Banyak sekutu Eropa secara terbuka mempertanyakan komitmen Trump terhadap NATO yang menurutnya sudah usang selama kampanyenya sebagai presiden.
Sementara Trump telah mengubah nadanya, mengklaim negara-negara anggota NATO meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka, ia terus mengecam Jerman. (Baca:Upacara Mengenang George Floyd Berjalan Damai, WNI dalam Kondisi Aman)
Sementara para pejabat NATO mengatakan bahwa tekanan Trump telah berkontribusi pada pertumbuhan pengeluaran pertahanan, mereka sebelumnya juga menunjuk peningkatan pasukan militer AS di Eropa sebagai indikasi komitmen Washington yang terus-menerus terhadap aliansi, sebuah narasi bahwa pengurangan besar pasukan di Jerman dapat merusak hal itu.