Pandemi di Madiun Disebut Ada Klaster Sampoerna, Ini Kata Dokter RS Dolopo

Sabtu, 06 Juni 2020 - 09:06 WIB
loading...
Pandemi di Madiun Disebut...
ilustrasi
A A A
MADIUN - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kota Madiun, Noor Aflah menyebut ada klaster Sampoerna karena ada pasien ke-4 berinisial ARPA yang positif. Penyebutan tersebut mendapat tanggapan tim medis Rumah Sakit Dolopo, Madiun.

ARPA warga Kelurahan Patihan, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun merupakan karyawan Pabrik Rokok PT. Digjaya Mulia Abadai (PT.DMA), mitra Sampoerna. Pasien tersebut pada 27 Mei lalu dinyatakan positiv Covid-19.(baca juga: Ibu Hamil Positif Covid-19 di RS Dolopo Madiun Dinyatakan Sembuh )

Menurut Direktur RS Dolopo, dr Purnomo, sebelum menyebut pasien masuk klaster mana harus melalui data yang valid. Bukan hanya soal tempat kerja dan tempat tinggal. Ada banyak variabel lain yang harus terpenuhi sehingga bisa disebut klaster sebuah penyakit.

"Belum bisa itu disebut Klaster Sampoerna Madiun. Satu pasien positif Covid-19 warga Kota Madiun yang kebetulan bekerja di pabrik kok, lalu disebut klaster Sampoerna, tidak bisa seperti itu", ujarnya melalui telepon, Jumat (05/06/2020). (baca juga: Bantu Tangani Pasien Covid-19, RSI Surabaya Ahmad Yani Tambah Ruang Isolasi )

Dokter Pur, panggilan akrabnya, kemudian mengajak semua pihak memahami secara sederhana pengertian klaster. Dalam konteks Covid-19 ini, klaster bisa diartikan sebagai asal atau sumber penyebaran sebuah penyakit di mana sudah ada sekelompok pasien positif terjangkit.

Jika pengertian itu dikorelasikan dengan penyebutan klaster Sampoerna Madiun, dokter Pur itu menegaskan jelas tidak tepat. "Jelas tidak tepat. Satu pasien positif covid-19 tercatat sebagai warga Kota Madiun, kebetulan kerja di pabrik rokok. Lalu dibilang Klaster Sampoerna, dasarnya apa? Masak hanya itu. Apalagi dari dua kali rapid test yang di gelar hasilnya semua non reaktif kan?" tanyanya.

Ia kemudian mencontohkan adanya Klaster Bogor, Klaster Tenaga Pelatihan Pelayanan Haji Sukolilo Surabaya, Klaster Sampoerna Rungkut, sebagai contoh penyebutan klaster yang tepat. "Ada sekelompok pasien yang positif terjangkit, di lokasi, daerah atau tempat yang sama, bukan satu pasien, tetapi sekelompok," jelentrehnya.

Penyebutan Klaster Sampoerna bisa membawa dampak kurang baik bagi para karyawan baik di tempat kerja maupun di rumah tempat tinggalnya. Misalnya, jika secara sosial mereka dikucilkan karena warga lain takut tertular. Juga saling curiga antar karyawan. Bahkan penyebutan Klaster Sampoerna bisa mendiskreditkan pabrik dan karyawannya.

Sementara itu, penyebutan Klaster Sampoerna juga mendapat respon Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemkab Madiun. Rapid tes langsung digelar terhadap semua Karyawan dengan hasil non reaktif pada 27 Mei lalu. Begitu juga dengan rapid test kedua 4 Juni dan semuanya non reaktif.

"Alhamdulillah hasilnya semua non reaktif rapid testnya. Yang pertama 27 Mei lalu dan kedua 4 Juni kemarin hasilnya sama, non reaktif," kata Mashudi Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemkab Madiun.

Menurut Mashudi, dengan hasil non reaktif tersebut maka penyebutan Klaster Sampoerna Madiun dinilai tergesa-gesa. Pria yang sehari hari menjabat Kabag Humas dan Protokol Pemkab Madiun itu justru berpendapat ada kemungkinan pasien no 4 berinisial ARPA tertular covid-19 dari tempat lain.

"Kemungkinan tertular dari tempat lain. Tapi lebih jelasnya silahkan ditanyakan tim kota karena mereka yang punya trackingnya," imbuhnya.
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2660 seconds (0.1#10.140)