Kisah Wali Terapung Mbah Mudzakir, Berjihad Melawan Sekutu dalam Pertempuran 10 November

Senin, 08 November 2021 - 03:32 WIB
loading...
A A A
Mbah Mudzakir mempunyai guru, yaitu Kiai Sholah Darat Semarang, dan KH. Abbas Buntet Cirebon. Sebagai murid yang taat, perjuangan Mbah Mudzakir tidak lepas dari keberadaan para guru tersebut.

Gus Ubab Ibrahim mengungkapkan, kakeknya turut berangkat ke Surabaya, setelah adanya fatwa resolusi jihad yang dikeluarkan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH. Hasyim Asy'ari, untuk melawan penjajah Belanda.

Mbah Mudzakir memiliki banyak rumah di kawasan Kecamatan Satung, yaitu di Desa Loireng, Desa Kalisari, dan di Desa Bedono. Keempat istrinya pun bermukiman di rumah tersebut. Sejak tahun 1930-an, atas perintah gurunya Mbah Mudzakir pun bermukim di pesisir pantai utara Dukuh Tambaksari, Desa Bedono.



Di pesisir pantai ini, Mbah Mudzakir melakukan tradisi unik, yakni selalu memasang caping (topi dari anyaman bambu) di atas tonggak kayu. Hal itu sebagai siasatnya mengelabuhi pasukan Belanda.

Beberapa peningalan Mbah Mudzakir telah banyak yang hilang karena bencana abrasi. Di antaranya kitab-kitab karangan Mbah Mudzakir, yang turut hanyut di telan laut. Pihak keluarga hanya memiliki ornamen kayu sebagai tutup pilar musala buatan Mbah Mudzakir, dan lesung kayu.
(eyt)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4177 seconds (0.1#10.140)