Petani di Bone Rakit Traktor Remote Kontrol dari Barang Elektronik Bekas
loading...
A
A
A
BONE - Seorang petani di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan membuat inovasi baru dengan memanfaatkan barang-barang elektronik bekas. Udin, warga Dusun Cinnong, Desa Mappesangka, Kecamatan Ponre, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan mampu menciptakan traktor pembajak sawah yang digerakkan dengan remote kontrol.
Dengan memanfaatkan barang-barang elektronik bekas, pria yang hanya sampai kelas tiga sekolah dasar ini mampu membuat inovasi baru dengan mengoperasikan traktor tanpa perlu turun ke sawah namun hanya menekan remote kontrol. (Baca juga: Hadapi Pandemi Corona dengan Semangat Pancasila)
Walau sudah dua kali gagal dalam pembuatan remote kontrol tersebut namun tidak menyurutkan niatnya untuk merampungkan ciptaannya ini. Tanpa belajar dari YouTube atau media sosial lainnya, pria beranak dua ini hanya mengandalkan kemampuan otak dan kegemarannya mengutak atik barang-barang elektronik bekas hingga karyanya bisa dimanfaatkan.
Hanya butuh dua tahun dalam pengerjaannya, inovasi baru ciptaannya ini sudah dapat digunakan membajak sawah tanpa harus turun ke sawah kena lumpur. Hanya dengan berdiri atau duduk-duduk di pinggir pematang menekan remote kontrol, traktor pembajak sawah tersebut sudah dapat bergerak dan berjalan dengan sendirinya.
Sejak kecil, Udin memang menyukai barang-barang elektronik yang sudah tidak terpakai dan mengutak atiknya. Sehingga tidak heran jika dia mampu menciptakan inovasi baru tersebut. Bahkan dengan kemampuannya, dia juga kerap memperbaiki barang-barang elektronik seperti televisi, AC, kulkas dan barang elektronik lainnya.
Pria kelahiran 05 desember 1986 ini mengaku bahwa dua tahun dia baru dapat menyelesaikan traktor remote kontrol tersebut karena kadang terkendala dengan alat-alat yang harus dia pesan lewat online. Dalam pembuatan remote kontrol ini, dia sudah merogoh kocek hingga Rp5 juta.
Dengan kekuatan baterai 6.000 miliamphere per hour, remote kontrol tersebut mampu bertahan hingga dua hari dan jarak jangkauannya hingga 500 meter. Namun remote ini belum mampu menghidupkan dan mematikan mesin traktor secara otomatis sehingga harus dilakukan dengan manual.
Dalam mengoperasikan alat tersebut, Udin juga mengaku kerap dibantu oleh ponakannya sendiri yang bernama Ubin. Menurut Ubin, bocah kelas tiga SD ini senang membantu Udin mengoperasikan remote kontrol mesin traktor tersebut.
Karena seperti main game, bahkan dia lebih senang menggunakan remote kontrol buatan Udin tersebut dibanding remote kontrol yang sering digunakan main game. Dengan adanya inovasi baru buatannya ini, Udin berharap dapat memudahkan dan membantu para petani penggarap sawah tanpa harus turun ke sawah dan menguras banyak tenaga. (Baca juga: Pemprov Papua Perpanjang Kegiatan Belajar di Rumah hingga 19 Juni)
Udin juga berharap kelak dia mampu mewujudkan keinginannya untuk menghidupkan dan mematikan mesin traktor secara otomatis namun dia mengaku terkendala biaya.
Dengan memanfaatkan barang-barang elektronik bekas, pria yang hanya sampai kelas tiga sekolah dasar ini mampu membuat inovasi baru dengan mengoperasikan traktor tanpa perlu turun ke sawah namun hanya menekan remote kontrol. (Baca juga: Hadapi Pandemi Corona dengan Semangat Pancasila)
Walau sudah dua kali gagal dalam pembuatan remote kontrol tersebut namun tidak menyurutkan niatnya untuk merampungkan ciptaannya ini. Tanpa belajar dari YouTube atau media sosial lainnya, pria beranak dua ini hanya mengandalkan kemampuan otak dan kegemarannya mengutak atik barang-barang elektronik bekas hingga karyanya bisa dimanfaatkan.
Hanya butuh dua tahun dalam pengerjaannya, inovasi baru ciptaannya ini sudah dapat digunakan membajak sawah tanpa harus turun ke sawah kena lumpur. Hanya dengan berdiri atau duduk-duduk di pinggir pematang menekan remote kontrol, traktor pembajak sawah tersebut sudah dapat bergerak dan berjalan dengan sendirinya.
Sejak kecil, Udin memang menyukai barang-barang elektronik yang sudah tidak terpakai dan mengutak atiknya. Sehingga tidak heran jika dia mampu menciptakan inovasi baru tersebut. Bahkan dengan kemampuannya, dia juga kerap memperbaiki barang-barang elektronik seperti televisi, AC, kulkas dan barang elektronik lainnya.
Pria kelahiran 05 desember 1986 ini mengaku bahwa dua tahun dia baru dapat menyelesaikan traktor remote kontrol tersebut karena kadang terkendala dengan alat-alat yang harus dia pesan lewat online. Dalam pembuatan remote kontrol ini, dia sudah merogoh kocek hingga Rp5 juta.
Dengan kekuatan baterai 6.000 miliamphere per hour, remote kontrol tersebut mampu bertahan hingga dua hari dan jarak jangkauannya hingga 500 meter. Namun remote ini belum mampu menghidupkan dan mematikan mesin traktor secara otomatis sehingga harus dilakukan dengan manual.
Dalam mengoperasikan alat tersebut, Udin juga mengaku kerap dibantu oleh ponakannya sendiri yang bernama Ubin. Menurut Ubin, bocah kelas tiga SD ini senang membantu Udin mengoperasikan remote kontrol mesin traktor tersebut.
Karena seperti main game, bahkan dia lebih senang menggunakan remote kontrol buatan Udin tersebut dibanding remote kontrol yang sering digunakan main game. Dengan adanya inovasi baru buatannya ini, Udin berharap dapat memudahkan dan membantu para petani penggarap sawah tanpa harus turun ke sawah dan menguras banyak tenaga. (Baca juga: Pemprov Papua Perpanjang Kegiatan Belajar di Rumah hingga 19 Juni)
Udin juga berharap kelak dia mampu mewujudkan keinginannya untuk menghidupkan dan mematikan mesin traktor secara otomatis namun dia mengaku terkendala biaya.
(kri)