Vaksin COVID-19 Berbahan Telur Ayam Diproduksi Massal Pada 2023

Rabu, 03 November 2021 - 19:10 WIB
loading...
Vaksin COVID-19 Berbahan...
Peneliti vaksin pasif COVID-19 Toto Subroto. Foto arif budianto
A A A
BANDUNG - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan vaksin pasif COVID-19 dari telur ayam bisa diproduksi massal pada tahun 2023. Saat ini, vaksin tersebut telah selesai tahap pra uji klinis sejak September 2020, sehingga perlu pengembangan lebih lanjut.

Diketahui, Indonesia berhasil mengembangkan vaksin pasif COVID-19 berbahan telur ayam. Di mana antibodi dari kuning telur ditandai dengan senyawa radioaktif (I-131) yang sering disebut dengan radiolabeling. Riset ini menggunakan teknologi nuklir.

Menurut Koordinator Riset Toto Subroto proses riset atas temuan vaksin ini masih cukup panjang, diperkirakan hingga akhir tahun 2022. Namun, jika pihaknya mendapat sertifikat darurat, maka prosesnya bisa berbarengan. Sehingga bisa dilakukan uji klinis akhir tahun 2022.

Baca juga: BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Barat, 4 Wilayah Berstatus Siaga

"Jadi setelah ini, kami akan melanjutkannya dengan uji tantang. Nanti hewan akan kami beri virus COVID-19. Setelah terinveksi, kami akan suntik vaksin pasif IgY ini, kita lihat seperti apa hasilnya. Jika berhasil, nanti akan kami lanjutkan dengan proses uji klinis 1 hingga 3," kata dia di Gedung Batan, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu (2/11/2021).

Menurut dia, pihaknya akan berupaya agar temuan ini bisa secepatnya menjadi vaksin jadi. Sehingga bisa secepatnya membantu pandemi COVID-19 di Indonesia. Apalagi, secara efektivitas, vaksin pasif ini sifatnya bisa secara cepat menetralisir virus. Berbeda dengan vaksin yang dibuat dari virus yang dimatikan, perlu waktu berbulan bulan untuk mendapatkan antibodi.

"Walaupun lama, tapi setidaknya kita sudah bisa menemukan metodenya. Artinya, jika nanti virus COVID terus bermutasi, vaksin pasif ini bisa ikut menyesuikan. Karena antibodi yang kita bikin berasal dari virus tersebut," beber Toto.

Sementara itu, Strategic Bussiness Management PT. Tekad Mandiri Citra (TMC) Wyanda Arnafia mengatakan, telur ayam yang digunakan untuk pengembangan vaksin ini bukan telur ayam biasa. Namun, dihasilkan dari ayam yang dikembangkan khusus oleh perusahaannya.

"Saat ini memang masih dalam tahap riset, tetapi jika nanti akan dikembangkan secara massal, kita bisa membuat skema agar ayam ayam itu bisa bertelur untuk kebutuhan vaksin ini," jelas dia.

Menurut peneliti PRTNT Hendris Wongso, vaksin ini akan memberi efek sembuh lebih cepat tanpa menimbulkan keparahan yang menyertai COVID-19. Vaksin ini bersifat seperti obat, sehingga tidak memiliki kemampuan bertahan lama di dalam tubuh.

Selain itu, penelitian ini juga menjadi landasan bagi pengembangan diagnostik dan terapeutik berbasis IgY untuk penyakit infeksi dan kanker di Indonesia. Lebih jauh, teknik nuklir dalam uji praklinis juga dapat diaplikasikan pada berbagai kandidat obat lainnya, selain antibodi IgY,” pungkasnya.

Hendris berharap, keberhasilan uji praklinis ini dapat bermanfaat untuk pengembangan vaksin pasif di Indonesia. “Keberhasilan uji praklinis diharapkan mempercepat penanganan wabah Covid-19 di Indonesia melalui penyediaan vaksin pasif yang dapat menghambat replikasi virus pada orang yang terinfeksi,” harapnya. Arif budianto

Caption
Peneliti vaksin pasif Covid-19 Toto Subroto.
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1879 seconds (0.1#10.140)